LAGU mars Aceh, Aceh Mulia, yang diciptakan oleh Mahrisal Rubi berkumandang di bawah Kompleks SMK 1, 2, 3, Banda Aceh. Kemarin siang, lagu ini dinyanyikan dalam oleh perwakilan mahasiswa dari Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.
“Peukateun Aceh meulimpah bagoe, Beumeusahoe meusyedara, Beusapeu pakat…beusaboh nyoe meuneumat, Syari’at Islam keu hukom bansa.”
Siang itu, hadir pula penjabat kepala daerah dari lima kabupaten itu. Mereka semua hadir untuk mengikuti proses peusijuk seagai tindak lanjut kesepakatan damai antarpaguyuban mahasiswa di Banda Aceh yang terlibat bentrokan setelah pertandingan futsal di lapangan Futsal Qais Sport Peurada, Banda Aceh, 10 Oktober 2023.
“Ini bermula dari kesalahpahaman pada saat bermain futsal ada yang kalah tidak terima terus terjadilah pengeroyokan,” kata Kepala Polresta Banda Aceh, Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli.
Kepolisian bergerak cepat untuk meredam keributan. Termasuk mencegah aksi penyerangan ke asrama mahasiswa Gayo Lues dan anjungan Aceh Tengah. Kepolisan mempertemukan pihak-pihak bertikai dan menginisasi perdamaian. Mahasiswa dari lima kabupaten itu sepakat untuk menempuh jalur damai.
Penjabat Sekretaris Daerah Banda Aceh, Wahyudi, yang juga hadir dalam pertemuan itu menyayangkan kejadian tersebut. Mengutip kata-kata Penjabat Bupati Gayo Lues, Alhudri, Wahyudi mengatakan jika ada mahasiswa yang ingin menyalurkan hobi bertarung, maka itu harus dilakukan di atas ring.
“Kami ingin Banda Aceh menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi semua orang,” kata Wahyudi.
Penjabat Bupati Gayo Lues Alhudri, selaku inisiasi prosesi peusijuek, mengatakan langkah ini merupakan upaya untuk mendinginkan suasana. Dalam adat Aceh, peusijuek digelar untuk mendamaikan pihak yang bertikai dan menjadi doa agar pertikaian tidak terulang kembali.
Alhudri juga mengajak semua mahasiswa untuk bersatu, jangan mudah terpecah oleh perbedaan, baik itu perbedaan ras, suku, dan budaya. Aceh, kata Alhudri, adalah satu kesatuan. “Tinggalkan perbedaan. Kita berbeda budaya, tapi kita tetap satu; Aceh.”
Usai peusijuek, perwakilan mahasiswa dari lima kabupaten tersebut juga diminta menandatangani kesepakatan bersama untuk tidak mengulang perbuatan itu. Selama di Banda Aceh, mahasiswa diminta fokus dalam menempuh pendidikan.
Acara juga diisi dengan tausyiah oleh Ustaz Masrul Aidi. Seperti acara peusejuk lain, para hadirin djuga menikmati santapan yang disajikan oleh sahibul bait. “Jangan bertengkar. Kita ini bersaudara,” kata Alhudri.
[Redaksi]