Alam Murka Pada Manusia Maksiat

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Ayat suci dianggap angin lalu
Suara ulama diacuhkan melulu
Media dibungkam satu per satu
murka air, udara, api, tanah menunggu

Qur’an surat Al-Baqarah ayat pertama; Alif Lam Mim kalau dibaca langsung menjadi “Alam.” Ayat itu dalam bahasa apapun tidak ada artinya. Bahkan terjemahan Departemen Agama tertulis, “Hanya Allah yang tahu.”

Benar Kitab Suci Al-Qur’an ditulis dalam bahasa Arab. Tapi hakikat isinya banyak dalam bahasa dunia. Termasuk dalam bahasa Aceh. Kajian syariat Alif Lam Mim atau “Alif dalam Mim.” Kalau diteruskan ke dalam kajian tarekat menjadi “Allah dalam Muhammad.”

Pada daun telinga bayi yang baru lahir tampak jelas tulisan “Allah.” Kalimat Allah juga pada bentuk lubang hidung, dan lain sebagainya. Kemudian diteruskan dengan kajian hakikat sehingga lahir ikrar syahadatain.

Gugusan alam bukan benda mati. Air, tanah, udara dan api bukan benda statis yang hanya diam di tempat. Alam seperti fikiran, yang tidak hanya nongkrong di batok kepala. Fikiran itu bergrilya mencari sinyal fikiran yang sama. Sehingga kita selalu dinasehatkan untuk selalu berfikir positif.

Manusia itu berlaku menurut fikirannya. Kalau dia berfikir kaya maka dia menjadi orang yang bergelimang harta. Sebaliknya kalau dalam fikirannya miskin, maka dia akan terperosok ke dalam jurang kepapaan.

Fakta hari ini di negeri kita, kemaksiatan merajalela; korupsi, bangkitnya komunitas LGBT, prostitusi dan rentenir atau membungakan uang tumbuh kembang di dalam kehidupan masyarakat kita. Mereka melenggang di depan hidung kita.

Prilaku kita melihat fakta demikian seperti syair di atas, Qur’an hanya sebagai pajangan dan isinya tidak kita indahkan. peringatan ulama masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Kalimat-kalimat peringatan yang disampaikan langsung maupun lewat media tidak menjadi renungan, maka tidak perlu heran lagi akan terjadi bencana alam pada kita yang acuh melihat kenyataan buruk itu.

Alam tidak memilih siapa berbuat maksiat dan siapa yang tidak. Bisa jadi hanya sebab komunitas kecil yang berbuat jahat, tetapi seluruh masyarakat menjadi imbasnya. Oleh karena itu setiap pribadi berkewajiban untuk berdakwah supaya tidak ada kemaksiatan di wilayah tempatnya bermukim.

Angin puting beliung dan kemunculan banyak ular kobra di negeri kita beberapa waktu lalu adalah bukti murka alam dan satwa melihat prilaku manusia yang menurut orang arif karena praktek rentenir yang seolah membantu, tetapi justru kenyataannya memiskinkan manusia lainnya.

Demikian juga kejahatan korupsi, prostitusi dan berkembang pesatnya LGBT. Kalau manusia sudah tidak mampu lagi mengatasinya karena sudah masuk ke dalam sistem dan bekerja dengan sistematis, maka tunggu murka alam akan menghukumnya. Tapi ingat bukan hanya ahli maksiat itu saja yang terkena bencana, tetapi juga kita juga yang berada di sekitar mereka akan terkena imbasnya.

(Mendale, November 3, 2023)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.