Oleh : Fauzan Azima*
Entah dari mana asal usulnya orang yang punya pengaruh di negeri ini dijuluki sebagai naga; Tiga Naga, Sembilan Naga dan terakhir yang baru saja populer Naga Sirsak. Tapi sejak mulai dikenal masyarakat sebagai tokoh, dia menjadi pemurung.
“Kenapa akhir-akhir ini engkau pendiam dan pemurung ?” tanya Naga ke-satu penasaran.
“Ternyata tidak ada enaknya menjadi orang populer” jawab Naga Sirsak sedih.
“Lho kok?” Naga kedua penasaran.
“Bagaimana tidak, kekayaan saya tidak seberapa dibandingkan kalian, tapi beberapa orang sudah bertanya-tanya tentang asal usul kekayaan saya” muka Naga Sirsak tampak lesu.
“Itu hukum dunia. Tidak ada larangan untuk kaya. Soal bagaimana bisa kaya, itu soal lain” Naga ketiga mencoba menghibur Naga Sirsak.
“Benar, tapi masyarakat tidak mau tahu. Asal kaya, mereka fikir pasti dari hasil korupsi” timpal Naga Sirsak agak kesal.
Perasaan Naga Sirsak campur aduk. Sedih, marah, geram jadi satu. Dia ingin bertanya kepada seorang ustadz yang tinggal di kampung tetangga tentang sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Dia tancap gas dengan mobil Fortuner barunya. Belum selesai dia merangkai pertanyaan demi pertanyaan di benaknya, mobilnya sudah tiba di depan rumah ustadz terkenal di negeri ini.
Setelah menjawab salam dan ustadz itu mempersilahkan Naga Sirsak masuk ke rumahnya yang asri, lalu mempersilakan duduk di sofa warna coklat. Mereka pun ngobrol ngalur ngidul soal tetek bengek dan lain sebagainya.
“Maaf Ustadz, bolehkah saya bertanya?” Kata Naga Sirsak penuh sopan santun.
“Tentu saja boleh. Apa gerangan yang mengganjal hatimu?” ustadz itu menjawab.
“Sekali lagi maaf Ustadz, apa hukumnya menjadi Robinhood?” tanya Naga Sirsak agak gugup.
“Maaf Pak, bisa dijelaskan lebih spesifik?”
ustadz belum faham maksud Naga Sirsak.
Tulisan terkait : Legenda Naga Sirsak
Lalu Naga Sirsak menjelaskan maksud pertanyaannya. Robinhood adalah tokoh fiksi yang tidak asing lagi. Dia bersama pasukannya sering merampas harta milik orang-orang kaya. Lalu hasil rampasannya dibagi-bagikan untuk rakyat miskin.
“Oh, saya faham. Pencuri tetap saja pencuri. Meski hasil curiannya dibagikan kepada orang miskin dan membangun mesjid” jawab ustadz.
Suasana pun hening. Naga Sirsak tidak puas dengan jawaban ustadz itu.
“Apakah Bapak pernah mencuri harta orang kaya?” tanya ustadz itu membuyarkan suasana hening itu.
“Saya mengkorupsi sedikit uang negara lalu saya bagikan kepada orang-orang miskin” kata Naga Sirsak dengan bangga.
“Siapa yang Bapak maksud orang miskin?” tanya ustadz ingin tahu.
Naga Sirsak menjelaskan dengan gamblang bahwa yang dimaksud orang miskin itu adalah anak istrinya. Dulu mereka kere kini sudah punya mobil, rumah dan tabungan. Kemudian datang kaum duafa lainnya dari kesatuan Apah yang berseragam. Mereka pun harus disantuni supaya jangan menangkap saya atas kesalahan yang saya perbuat.
“Maaf Pak, hukum agama itu jelas, tidak abu-abu. Mencuri tetap hukumnya haram. Tidak ada istilah berbagi rizki. Tapi dalam kasus Bapak itu namanya berbagi dosa” nada ustadz agak tinggi.
Naga Sirsak pun pulang. Fikirannya tamah kalut.Pernyataan pengakuan dosa tidak diterima ustadz itu. Dia akan terus mencari fatwa agar hartanya bisa masuk dalam kategori halal.
(Mendale, Oktober 30, 2023)