Oleh : Kenara Seni
Maestro, Almarhum A.R Moese dengan maha karya lagu Tawar Sedenge secara eksplisit pada bait :
Uetmi ko tanoh Gayo
Ko upuh bajungku
Ken tawar roh muyang datu
uetmi masku
Jauh-jauh hari beliau sudah menitip pesan kepada kita untuk menjaga dan membangun negeri di atas awan ini.
Dahulu kala, setiap individu yang menjadi pemimpin di negeri ini, dibekali oleh tokoh adat dengan ilmu uzer-uzer.
Mantera tersebut tersimpan dalam lembaran naskah tulisan aksara Gayo. Ritual yang turun temurun dari muyang datu ini, diyakini mumpuni memahami dan mendeteksi kejadian yang akan terjadi.
Namun disayangkan, naskah tua tersebut sudah dijadikan ajimat. Pemegang naskah percaya bahwa naskah-naskah tua tersebut memiliki kekuatan supranatural, yang apabila diberikan kepada orang yang salah maka dapat menimbulkan bencana, baik untuk dirinya maupun masyarakat dan lingkungan.
Banyak rumor tentang peredaran naskah di dataran tinggi Gayo ini berada di tangan beberapa orang. Setelah melakukan penelusuran dan perjalanan panjang, bertemulah dengan seorang lelaki tua di kampung Kenawat Lut yang biasa di sapa Pang Sam alias Awan.
“Begini wan, bagaimana menurut uzer-uzer tentang fenomena di negeri ini? Banyak pejabat dan pemimpin negeri ini muncul dan layu sebelum berkembang alias berkasus,” tanyaku.
“Itu begini. Kepemimpinan adalah sebuah tanggung jawab besar. Seorang pemimpin tidak lagi memikirkan dirinya, tetapi memikirkan bagaimana rakyatnya makmur sentosa. Saat kepemimpinannya banyak dibantu oleh cempanir,” jawab awan.
“Apa itu Cempanir wan?”. Tanyaku.
“Cempanir adalah pembisik atau orang dekat pemimpin yang biasanya menguntungkan cempanir itu sendiri,” jawab awan.
“Apa contohnya cempanir itu wan?” Tanyaku lagi.
“Seorang pemimpin harus waspada, keberadaan cempanir itu di sekelilingnya misalnya memakai jurus jolok bengkon.
Karakter ini biasa memanfaatkan keadaan stabil dan sehat,” kata awan.
“Biasanya personal ini sangat menyukai situasi drama, mereka dengan sengaja menciptakan konflik antara pemimpin dan rakyatnya dengan mengobarkan emosi. Karena ada skenario tujuan dan kepentingan, semua lebih mudah dilakukan dibanding perbuatan menjernihkan keadaan,” awan melanjutkan.
“Berarti, orang seperti ini senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang ya wan? Apa ada lagi cempanir itu wan?” Tanyaku.
“Cempanir jurus belahni uluh, personal ini biasanya bersikap manis ke atasan membuat pemimpinya terbuai dengan kata katanya karena mampu bersilat lidah. Lebih ahli lagi, bisa bersikap manis jika ada dihadapan seseorang dan akan menjelekkan ketika orang itu tidak ada,” jelas awan.
“Yang ini parah ni wan. Berarti penjilat alias tukang delam ya wan? Apa ada contoh cempanir lain wan?” Tanyaku.
“Karakter cempanir ini memakai jurus Nyurung ku Lah, biasanya tipe ini mampu membolak-balikan fakta dan selalu meminta lawan bicara untuk berbicara duluan. Memanfaatkan, mengendalikan, atau mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri,” jawab awan.
“Yah… sepertinya cempanir model ini yang banyak menjadi tim sukses pemimpin selama ini wan! oke wan, tolong naskah tua ini kita simpan dan nantinya kita terjemahkan lagi,” kataku.
“Sebagai seorang pemimpin haruslah amanah di negeri ini, wajib memiliki prinsip tingkis ulak ku bide sesat ulak ku dene. Mari kita jaga generasi ini dari kontaminasi sifat-sifat gaya cempanir. Ada sepuluh lembar naskah lagi yang perlu kita bahas nantinya untuk kebaikan negeri seribu Aulia ini,” tutup Awan.
Pantan terong, 11 Oktober 2023