Kapan Teks Proklamasi Dibacakan di Aceh Tengah?

oleh

Oleh: Muhammad Syukri

Jangan sekali-kali melupakan sejarah, begitu ujar Bung Karno dalam beberapa pidatonya. Oleh karena itu, Proklamasi Kemerdekaan 1945 yang merupakan bagian krusial dari perjalanan Bangsa Indonesia tidak boleh dilupakan.

Bagaimana mungkin lupa, momen itu tercatat dengan jelas dalam sejarah Bangsa, termasuk sebagai bahan ajar di sekolah-sekolah.

Sekedar ulang kaji, kira-kira siapa, dimana dan tanggal berapa dibacakan teks Proklamasi? Lupa ya.

Teks Proklamasi dibacakan oleh Ir Soekarno didampingi oleh Drs Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, bertepatan tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.

Setelah itu, berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia menyebar ke seluruh tanah air. Hanya saja, berbeda waktu sampainya berita tersebut ketelinga warga.

Seperti ditulis Tengku AK Jacobi dalam buku Aceh Daerah Modal (1991), teks Proklamasi baru dibacakan dihadapan warga Banda Aceh pada tanggal 23 Agustus 1945, yang dipelopori oleh Teuku Nyak Arief.

Bagaimana dengan daerah lain yang berada di pedalaman? Misalnya, kapan rakyat Kabupaten Aceh Tengah mengetahui isi teks Proklamasi?

Tengku AK Jacobi lebih lanjut menjelaskan, pembacaan teks Proklamasi di Kabupaten Aceh Tengah (waktu itu Belang Kejeren dan Kutacane termasuk dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah) dilaksanakan secara serentak pada tanggal 4 Oktober 1945.

Di Takengon, teks Proklamasi dibacakan oleh Abu Mukmin, di Belang Kejeren oleh Muhammad Din, dan di Kutacane oleh AR Hajat.

Pembacaan teks Proklamasi di Takengon berlangsung dalam bentuk rapat akbar di halaman SDN 2 Takengon. Rapat akbar ini dihadiri oleh ribuan orang.

Dalam rapat akbar itu, Abdul Wahab bertindak sebagai orator yang menjelaskan arti kemerdekaan, serta menekankan perlunya dibangun persatuan dan kekuatan militer untuk mempertahankan kemerdekaan.

Setelah rapat akbar tersebut, tulis Tengku AK Jacobi, massa mendatangi tangsi Jepang di Jalan Lebe Kader. Mereka berhasil melucuti seluruh senjata Jepang.

Tokoh yang berperan melucuti senjata Jepang waktu itu adalah Abdul Wahab, Mude Sedang, Anwar Badan, dan sejumlah pemuda.

Selain itu, Abdul Wahab, Mude Sedang, dan Anwar Badan termasuk tokoh yang memprakarsai gerakan kemerdekaan di Kabupaten Aceh Tengah bersama Muhammad Din, AR Hajat, M Saleh Aman Sari, dan Chabar Ginting.

Begitulah secuil kisah perjuangan di Dataran Tinggi Gayo. Semoga tulisan singkat ini dapat menggelitik kita, khususnya generasi muda, untuk melanjutkan menulis sisi lain dari perjalanan sejarah di negeri ini. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.