Suara Dari Tengah Rimba

oleh

[Puisi] Suara Dari Tengah Rimba
Win Gemade

biarkan saja jalan ke kampungku berbatu
berdebu bila kemarau
berlumpur dalam hujan
dan kau pun tak akan gampang bertandang
datang bersama orang-orang
yang semula memuji-muji
mengelu-elukan kampungku
wah….di sini suasananya indah
wah…di sini udaranya sejuk
tapi dalam mata tersimpan kegembiraan yang lain
dalam hati tersembunyi harapan sebelah tangan
sebelum perdu-perdu itu dicabut
sebelum sungai tercermar
sebelum kau menyadari hanya mendapat recehan upeti
yang tak sebanding dengan bencana
yang tak dapat kau perbaiki puluhan bahkan ratusan tahun lamanya
biarkan – biarkan saja
kelak akan kau titip kematian sebelum anak-anak dan cucu-cucu kami dilahirkan

biarkan
biarkan saja jalan kami berbatu
dan anak-anak kami lahir di ranjang bambu
ditolong dukun perempuan tua dengan sugi di sudut mulutnya
dibesarkan tanpa angan-angan
tapi mendengar panggilan ibunya
menundukkan kepala menyapa para petua
merasa cukup dengan apa yang dimiliki
ingat pulang ke rumah
tahu jalan ke menasah
malu jika berbuat salah
kemuliaan diukir dari kebenaran

biarkan
biarkan saja jalan kami berbatu
selama kami masih dapat bersapa dengan tulus
berbagi tak terbatas status
dan jiran tak segan
meminjam sebambu beras tanpa memelas
silaturahmi adalah tali yang mengikat erat
didalamnya tiada yang berbeda

biarkan
biarkan saja jalan kami berbatu
berdebu bila kemarau
berlumpur dalam hujan
selama kami masih dapat mengenali diri
dan orang-orang asing itu pun tak akan pernah singgah
meracuni akar pohon aren kami
meracuni ikan-ikan di sungai kami
mencuri ketenteraman dalam sahaja kami
dan kelak kau pun akan melupakan kami
dan pura-pura tak mengenali
tanpa pamit pergi
dan berkata, aku tak pernah ke sana

Kerpap, 2019

Lahir di Takengon Aceh Tengah. Peminat dan penikmat sastra. Aktif menulis berbagai genre sastra menulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Gayo. Karya-karyanya diterbitkan di media lokal maupun nasional cetak dan online. Win Gemade adalah nama pena dari Mustafa yang karya-karyanya terangkum dalam sejumlah buku antologi puisi bersama terbitan nasional dan daerah. Alumni salahsatu universitas kenamaan di Aceh ini kini mengabdi sebagai tenaga pendidik di sekolah menengah atas.

*Dipetik dari Buku Antologi Puisi Modern 5 Penyair Gayo Ansar Salihin, Salman Yoga S, Vera Hastuti, Win Gemade, Zuliana Ibrahim “Gergel”, The Gayo Institute (TGI), 2021.

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.