Oleh : Kenara Seni*
Kemajuan tehnologi membantu penyebaran informasi ke segala penjuru dunia secara cepat. Belum lama ini, tulisan berjudul Bontok Ronon di Lut Tawar, Tibu Terus dimuat di LintasGAYO.co, menjadi pembicaraan hangat hingga ke mancanegara.
Ternyata, isu kerusakan habitat, eutrofikasi dan degradasi lingkungan di danau berpenghuni ikan endemik Depik (Rasbora tawarensis) dan bermitos Lembide tersebut, menjadi perhatian dunia internasional.
Salah satunya, Raja Neptune yang berkuasa di kawasan Bikini Bottom, area Samudra Pasifik. Ia pun, menaruh kekhawatiran terhadap Danau Lut Tawat saat ini.
Bagaimana tidak! Spesies mereka terganggu. Habitat mereka terusik. Kelangsungan hidup mereka terancam.
Dalam pemikiran Raja Neptune, terjadi genosida secara masif terhadap ekosistem Danau Lut Tawar. Danau yang katanya, kebanggaan urang Gayo dan Aceh itu.
Sang raja pun, prihatin atas sikap para aktivis, akademisi apalagi pemerintahnya, tidak ada gerakan nyata meredam masifnya kerusakan Danau Lut Tawar yang datang dari segala sisi.
Suatu malam, Raja Neptune mengumpulkan beberapa tokoh, di restoran Krusty Crab milik Tuan Crabs. Sang raja, tengah mempersiapkan bantuan dan upaya penyelamatan Lut Tawar.
Perdebatan terus bergulir, semangat solidaritas warga untuk penyelamatan tanah leluhur sangat kompak.
Ada beberapa poin penting dari hasil pertemuan itu diantaranya, lobi-lobi internasional terus dilakukan. Menunjuk tim khusus yang dikomandoi SpongeBob untuk melakukan assessment rahasia ke Danau Lut Tawar.
Raja Neptune menyiapkan dana 20 T untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Serta Bantuan modal usaha 100 juta per KK dari tuan Crabs.
Esok harinya, acara jumpa pers internasional di istana Ryugu, kediaman Raja Neptune. Ia mengatakan, secara historis, penduduk Bikini Bottom dan penghuni Danau lut Tawar adalah serumpun.
“Danau Lut Tawar adalah kampung asal dan banyak terkubur jasad nenek moyang kami disana, saat berjuang melawan penjajah. Seharusnya kampung asal itu sudah dijadikan situs bersejarah dan menjadi warisan dunia,” tegas Raja Neptune dalam konferensi pers itu.
“Saya akan memfasilitasi, masalah kerusakan habitat Bontok Ronon ini ke Mahkamah Internasional. Apabila Pemerintah Daerah tidak memberikan solusi yang adil dan beradab,” tegasnya.
“Raja Neptune dan penduduk Bikini Bottom menolak imperialisme asing dan pembebasan beberapa penduduk yang dikurung di keramba tangkap dan keramba apung,” ujarnya lagi.
“Kajian Amdal dan program usang penyelamatan jangan hanya menjadi Tetakut,” ujarnya lebih keras.
Integritas Raja Neptune saat ini, sedang dipertaruhkan untuk menyelamatkan tanah leluhurnya. Tersiratnya falsafah Gayo Alang tulung beret berbantu (saling menolong) makna moral ini masih melekat di kebijakan Raja Neptune tersebut.
Demikian juga pada diri tuan Crabs, pengusaha restoran kaya raya yang dikenal pelit tapi menyangkut masalah leluhurnya terusik, dia siap menyumbangkan hartanya untuk perjuangan.
Intelijen kerajaan, mengingatkan Raja Neptune untuk memastikan bantuan untuk penghuni Danau Lut Tawar tepat sasaran. Mengingat ada spesies baru hasil kloning, yaitu, tikus-tikus kantor yang siap siaga mengintai dan menggerogoti uang negara apalagi dana hibah.
Mata Raja Neptune tampak berbinar memandang Ratu Otohime. Dan terselip bayangan konspirasi. Apakah tim assessment rahasia mampu membersihkan lumut bebatuan Danau Lut Tawar?
Panter, 24 September 2023
Editor : Darmawan Masri