TAKENGON-LintasGAYO.co : Penghilangan orang secara paksa adalah salah satu bagian paling kelam yang tidak terpisahkan dari era konflik di Aceh.
Untuk mengenang korban penghilangan tersebut, pada bulan April 2023 lalu KontraS Aceh mengadakan sayembara menulis naskah monolog dengan tema “Penghilangan Orang Secara Paksa.”
Ada banyak naskah yang masuk ke panitia penyelenggara dan akhirnya pada 1 September 2023 KontraS Aceh mengumumkan lima naskah terpilih yang telah diseleksi oleh Azhari Aiyub dan Fauzan Santa selaku dewan juri.
Rencananya kelima naskah tersebut akan dipentaskan dalam acara Teater Monolog yang diselenggarakan di Taman Budaya, Banda Aceh, pada akhir September nanti.
Adapun kelima naskah yang dimaksud adalah “Monolog Halimah”, “Perempuan Tua di Persimpangan Jalan”, “Milenium 2000”, “Bagaimana Aku Hilang”, dan “Senandung Pilu”.
Dari kelima naskah tersebut, naskah “Perempuan Tua di Persimpangan Jalan” adalah karya seorang guru dari SMAN 6 Takengon sekaligus penulis lepas, yakni Nanda Winar Sagita.
Nanda Winar Sagita menyebutkan, konsep dasar naskah tersebut sangat dipengaruhi oleh dari drama “Menunggu Godot” karya Samuel Becket dan “Dr. Faustus” karya Christopher Marlowe.
Walaupun demikian, tema yang diusung mengarah pada penantian seorang ibu yang menunggu kepulangan anaknya setelah diculik oleh pihak militer sekitar tahun 1990-an.
Anaknya dituduh sebagai mata-mata GAM sehingga pada suatu malam tentara membawanya entah ke mana. Sejak itu, anaknya tidak pernah kembali dan setiap malam sang ibu selalu menunggu kepulangannya anaknya di suatu persimpangan jalan.
“Jadi isi monolog ini adalah simbol tentang keluarga korban penculikan di era konflik yang masih percaya suatu hari nanti keluarga mereka yang hilang pasti akan kembali,” pungkas Nanda.
[Ril]