- Oleh : Tazkir, S.Pd*
Sebagai pendidik, guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu mengembangkan minat membaca dan literasi pada peserta didik, dan menjadi contoh yang baik dalam hal membaca.
Sebagai seorang guru, membaca harus menjadi bagian integral dari pekerjaan mereka, dan harus dianggap sebagai kegiatan yang penting dalam pengembangan profesional dan pribadi mereka.
Guru yang rajin membaca buku dan artikel tentang pendidikan dan topik lain yang terkait dengan bidang mereka, memiliki peluang lebih besar untuk memperbaharui pengetahuan mereka, dan menjadi lebih baik dalam pekerjaan mereka.
Dalam hal ini, penting bagi guru untuk membiasakan diri membaca, dan terus-menerus mengembangkan minat mereka dalam membaca.
Guru juga harus menjadi contoh yang baik bagi peserta didik, dengan menunjukkan semangat dan antusiasme dalam membaca, serta memperlihatkan manfaat yang didapat dari membaca.
Jika ada guru yang masih malas membaca, maka perlu diberikan dukungan dan motivasi untuk membaca, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya membaca dalam pekerjaan mereka sebagai pendidik.
Bagaimanapun, membaca merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan pribadi dan profesional dalam meningkatkan wawasan global, penting bagi setiap guru untuk memperhatikan hal ini.
Selain itu, membaca merupakan bagian dari pekerjaan guru, mungkin membuat sedikit sulit untuk mengukur kebiasaan membaca mereka secara terpisah dari kegiatan kerja mereka.
mungkin membuat mereka kurang memiliki waktu untuk membaca?
Beberapa guru juga mungkin merasa tidak termotivasi untuk membaca atau kurang tertarik dengan topik yang mereka baca atau sibuk dengan banyaknya kegiatan.
Namun demikian, banyak guru yang memahami pentingnya membaca, dan secara aktif mencari kesempatan untuk membaca dan terus mengembangkan pengetahuan mereka.
Banyak pula guru yang terlibat dalam kelompok diskusi buku atau berpartisipasi dalam program bimbingan membaca, sebagai cara untuk meningkatkan kebiasaan membaca mereka.
Penting bagi guru untuk memperhatikan pentingnya membaca, dan terus-menerus memperbaharui pengetahuan mereka.
Sama seperti halnya dengan peserta didik, membaca dapat membantu guru untuk memperbaharui pengetahuan mereka, meningkatkan keterampilan pengajaran, dan meningkatkan kualitas pekerjaan mereka sebagai pendidik.
Bagaimana cara mengatasi guru tidak suka membaca?
Ya, guru sebaiknya memiliki banyak literasi, baik dalam hal membaca, menulis, maupun penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan guru merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam mempersiapkan peserta didik untuk sukses di masa depan.
Sebagai pendidik, guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk membimbing peserta didik dalam belajar, termasuk membaca dan menulis.
Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan untuk memilih dan menyajikan bahan bacaan yang tepat untuk peserta didik, sehingga dapat membangun minat peserta didik dalam membaca dan meningkatkan kemampuan membaca mereka.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi guru yang tidak suka membaca:
1. Menyediakan sumber bacaan yang menarik, Sekolah dapat menyediakan sumber bacaan yang menarik dan bervariasi untuk para guru, sehingga mereka dapat menemukan topik yang menarik dan sesuai dengan minat mereka. Hal ini dapat membantu para guru untuk terus-menerus menemukan buku yang menarik, dan memperkuat minat mereka dalam membaca.
2. Mendorong pembentukan membahas soal sulit dengan siswa, sehingga dapat mendorong di mana para guru dan siswa untuk membahas buku yang telah mereka baca. Ini dapat membantu para guru untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam membaca, serta memperkuat minat mereka dalam membaca.
Penting bagi pihak sekolah untuk membangun kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya membaca. Dengan cara ini, para guru dapat merasakan manfaat yang diperoleh dari membaca, dan terus memperbaharui pengetahuan mereka dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, guru dapat terus memperbaharui pengetahuan mereka dan memberikan pendidikan yang berkualitas tinggi bagi peserta didik.
*Penulis Guru SMA Negeri 1 Bukit Bener Meriah Aceh