Oleh : Fauzan Azima*
Pada satu saat, di tahun 1970-an, orang-orang tua berkumpul dalam Sebuah rumah di Kampung Rawe. Dari sekian orang tua itu hanya satu nama yang terdengar bagus di telinga, namanya Tengku Ilyas Leubee, sedang yang lainnya namanya aneh-aneh; awan Prado, Aman Gumong, Tok Bincit, Tengku jambek, Aman Gerbak Buruk dan Tok Renggelak.
Sebagian dari mereka nyirih sambil bicara ludahnya menyembur muka peserta diskusi lainnya. Anehnya mereka berbicara tentang masa depan negara ini. Ajaibnya semua yang mereka diskusikan menjadi kenyataan pada saat ini. Di masa depan akan dingin Bandara di Rembele, PLTA Angkup dan jalan bawah tanah yang tembus ke Singapura?, eksploitasi emas di Linge, sampah di dasar Danau Lut Tawar, dan kita hidup sekarang dari belas kasihan para angkara murka.
Bagi yang menyaksikan diskusi itu merasa telah bersekolah menertawakan, tapi bingung; apa urusan orang tua yang kerjanya sebagian besar petani dan pencari burung tekukur diskusi tentang urusan negara. Bahkan mereka juga menunjuk, siapa yang pantas menjadi pemimpin negeri ini; dari pusat sampai di daerah dan memetakan dengan menyebut nama. T. Mirzuan akan menjadi PJ Bupati Aceh Tengah sudah diramalkan oleh orang-orang tua dalam diskusi itu.
Mereka juga menetapkan masa atau zaman. Sekarang kita berada pada zaman dunia ketiga, masa dimana telah turun Iman Mahdi, di Jawa disebut Satrio Piningit, sda juga yang menyebutnya Ratu Adil, di Jawa Barat disebut Ratu Sunda, Qudrat pasti. Zaman ini dan zaman setelah ini masih berlaku hukum tegas, terutama bagi koruptor dan penzina.
Mereka tidak saja dihukum karena korupsi tertangkap tangan, tapi juga harta mereka dirampas kalau dianggap tidak wajar melalui Undang-undang Perampasan Aset. Setelah itu baru berlaku hukum orang tua dengan tujuan pembersihan manusia menjadi manusia sempurna akal fikiran, rasa dan perasaan. Sehingga pada masa itu siapa yang bersalah; pagi hari sakit sore mati, sore sakit pagi mati. Mirip- mirip ramalan Jayabaya.
Selain korupsi, perzinahan, selingkuh bagi yang berkeluarga dan percintaan tanpa batas bagi bujang dan perawan termasuk kesalahan yang besar dan dihukum seperti koruptor; pagi sakit sore meninggal, sore sakit pagi meninggal. Itu akan terjadi dua masa dari masa kita sekarang. Hanya saja pertanyaannya, apakah kita akan mengalami masa itu.
Pada masa kini pun hukum itu telah ada, tetapi kadarnya masih rendah. Pelanggar masih dihukum dengan stroke atau penyakit yang masih bisa disembuhkan dengan cara medis. Jadi kita hsrus bekerja sama berbuat baik dengan saling mengingatkan. Kalau sedang sakit, ingatkan jangan berbuat korupsi atau selingkuh, kalau tidak ingin akibatnya seperti saya. Begitupun kalau sudah sembuh, ingatkan juga; jangan korupsi atau selingkuh karena saya sudah merasakan akibatnya jadi stroke.
Manusia sempurna akal fikiran, rasa perasaan adalah pengulangan sejarah dalam bentuk lain. Di Yunani orang yang rendah fahamnya dibunuh oleh raja dan mereka membangun tempat olah raga senam dengan sebutan gymnasium. Mereka juga mengeluarkan ungkapan populer dalam dunia olah raga; dalam tubuh uang sehat terdapat akal yang sehat. Sebenarnya Yunani pada masa itupun hendak menciptakan generasi manusia yang sempurna.
Tentu saja supaya selamat sebagai mana asal manusia dari cahaya kembali kepada cahaya harus berbuat baik, sebagai mana QS Albaqarah ayat 195 yang intinya Allah suka orang yang berbuat baik, yaitu dengan niat dan gerak melaksanakan dengan sungguh-sungguh BEJ (Benar, Eling, Jujur).
Kita hidup berbangsa dan bernegara dari dulu sampai sekarang selalu dalam pengawasan para manusia atau apa yang disebut di atas langit masih ada langit. Koruptor dan pezina memang tidak tampak atau ngumpet, tapi ada manusia atau para wali yang membisikkan kepada manusia lainnya bahwa kita telah berbuat zalim. Jadi tidak ada kata aman bagi pelaku maksiat di dunia ini.
(Mendale, April 11, 2023)