Beberapa tahun terakhir animo orang tua di dataran tinggi Gayo sangat tinggi melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke pesantren dimana salahsatu keinginannya adalah sang anak bisa menyandang predikat tahfidzul Qur’an atau Penghafal Al-Qur’an, yakni orang yang menghafal setiap ayat-ayat dalam Al-Qur’an mulai ayat pertama sampai ayat terakhir.
Lalu apa yang diperoleh seorang tahfidzul Qur’an?
Mengutip laman mui.or.id yang ditulis Sadam Alghifari/Fakhruddin. Membaca, mendengarkan, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur’an tentu akan mendapatkan kemuliaan tersendiri dari Allah SWT. Apalagi, bisa menghafal Al-Qur’an.
KH Ahsin Sakho Muhammad dalam bukunya (Menghafalkan Al-Qur’an, 2017) mengungkapkan 12 keutamaan bagi penghafal Al-Qur’an.
Pertama, mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam pandangan Allah SWT. Hal ini dikarenakan, seseorang yang menghafal Al-Qur’an sudah pasti mencintai Kalamullah (perkataan Allah), sedangkan Allah sangat mencintai mereka yang cintai pada kalam-Nya.
Kedua, penghafal Al-Qur’an akan meraih banyak sekali pahala. Kiai Ahsin Sakho menjelaskan, setiap huruf Al-Qur’an jika dibaca seseorang mendapatkan 10 pahala. Sedangkan jumlah huruf Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan Imam Sayuthi dalam al-Itqan adalah 671.323 huruf.
‘’Maka bisa dibayangkan berapa juta pahala yang dihasilkan ketika seseorang penghfal Al-Qur’an berulang kali membaca ayat-ayat Al-Qur’an,’’ kata KH Ahsin Sakho dalam bukunya tersebut.
Ketiga, penghafal Al-Qur’an yang menjunjung tinggi nilai Al-Qur’an dijuluki dengan ‘’Ahlullah’’ yang berarti keluarga Allah atau orang yang dekat dengan Allah. Hal ini juga sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW.
Dari sahabat Anas bin Malik RA. Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘’Sesungguhnya bagi Allah ada orang yang terdekat dengannya.’’ Kemudian, sahabat bertanya ‘’Siapa mereka ya Rasul?’’ Nabi menjawab, “Mereka adalah ahlul Qur’an. Mereka itulah keluarga Allah dan orang-orang yang terdekat dengan-Nya.’’
Keempat, Nabi Muhammad SAW pernah menyegerakan penguburan sahabat yang meninggal dunia dalam perang Uhud, yang hafalannya lebih banyak daripada lainnya.
‘’Ini adalah penghargaan bagi mereka yang menghafal Al-Qur’an,’’ sambungnya.
Kelima, Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat agar yang menjadi imam sholat adalah mereka yang paling bagus membaca Al-Qur’an, sekaligus juga menghafalnya. Menurut KH Ahsin Sakho, Nabi telah menghantarkan para penghafal Alquran dalam jabatan yang mulia yaitu menjadi pemimpin saat sholat.
‘’jika penghafal Al-Qur’an sudah diberi tempat yang mulia oleh Nabi. Maka dia bisa mengembangkan diri untuk bisa berkiprah lebih jauh lagi dalam membimbing masyarakat,’’ jelasnya.

Keenam, Nabi menjanjikan bahwa orang tua yang memiliki anak penghafal Alquran akan diberikan mahkota oleh Allah SWT pada hari kiamat nanti. Mahkota tersebut memiliki cahaya yang lebih indah daripada cahaya matahari yang menerangi kediaman mereka di dunia.
Ketujuh, kata KH Ahsin Sakho, penghafal Al-Qur’an telah mengaktifkan sel-sel otaknya yang berjumlah miliaran melalui kegiatan menghafal. KH Ahsin Sakho menuturkan, kegiatan ini berpotensi untuk menjadikan otaknya menjadi semakin kuat dan cerdas.
‘’Sama seperti anggota tubuh lainnya, jika dilatih terus menerus akan menjadi kuat,’’ tambahnya.
Kedelapan, lanjutnya, penghafal Al-Qur’an termasuk orang-orang terdepan dalam menjaga keaslian, kemurnian dan kelestarian kitab suci Alquran.
Kesembilan, KH Ahsin Sakho mengatakan, bahwa seseorang yang menghafal Al-Qur’an dan selalu membaca ayat-ayat suci Alquran akan menciptakan dirinya sebagai manusia yang saleh.
‘’Getaran bacaan Al-Qur’an akan mempengaruhi sel-sel tubuhnya, sehingga akan menciptakan DNA (Deeoxyribonucleic) atau asam deoksiribonukleat, yaitu sel-sel pembawa genetika seseorang,’’ ujarnya.
Oleh karena itu, DNA yang dibawa oleh hafizh Al-Qur’an besar kemungkinan positif. Selain iu, KH Ahsin Sakho menerangkan bahwa hal ini atas seizin Allah juga akan mempunyai keturunan yang saleh pula.
Kesepuluh, penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan syafaat Al-Qur’an pada hari kiamat. Al-Qur’an akan terus mengawal ‘’Shahib’’nya semenjak dari kubur sampai masuk surga.
Syimir bin ‘Athiyyah berkata: Pada hari kiamat, Al-Qur’an datang menjelma seorang laki-laki yang kurus kering dengan muka pucat pasi. Ia datang ke seseorang yang dibangkitkan dari kuburnya. Lelaki itu berkata, ’’Bergembiralah kamu dengan penghormatan dari Allah, bergembiralah kamu dengan keridaan Allah.’’
Orang itu bertanya, ’’Apakah orang sepertimu memberi kabar gembira? Siapa kamu?’’ kemudian dia menjawab, ’’Akulah Al-Qur’an yang menjadikan kamu selalu bergadang pada malam hari (untuk membaca Al-Qur’an), dan menjadikan kamu haus pada siang hari (karena berpuasa).’’

Kesebelas, penghafal Al-Qur’an yang selalu muraja’ah (mengulang hafalannya), ia sebenarnya tengah melakukan olahraga otak dan lidah. Pada saat itu, otaknya akan berjalan bagai kumparan yang terus-menerus bergerak.
‘’Hal ini sangat bermanfaat bagi Kesehatan otak dan urat Sharaf lainnya,’’ ungkapnya.
Kedua belas, karena Al-Qur’an adalah kitab ‘’Mubarak’’ yang penuh berkah atau tempat menumpuknya kebaikan. KH Ahsin Sakho mengatakan, informasi yang dihafal dalam otaknya adalah kalam Allah yang penuh kesucian dan kemuliaan.
Untuk itu, para penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Tidak hanya itu, Allah SWT juga akan memberikan penghargaan di dunia sebelum penghargaan di akhirat.
“Dia akan merasakan kepuasaan tersendiri dalam hidupnya yang tidak bisa diukur dengan materi,’’ demikian penjelasan KH Ahsin Sakho.
[Red]