Kebakaran Simpang 4 Rejewali, Petugas Damkar Dilempari Batu : Kini Dirawat di RS

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Kebakaran hebat terjadi di Simpang 4 Rejewali, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Jum’at malam 17 Februari 2023. Enam rumah warga hangus terbakar dan dua lainnya turut terkena imbas.

Api baru bisa dipadamkan, 30 menit setelah kejadian setelah 3 unit armada Damkar dikerahkan di lokasi.

Ironisnya, ada seorang petugas Damkar yang terkena lemparan batu di bagian belakang kepalanya, saat tengah bertugas memadamkan api.

Hal ini, dibenarkan oleh Kalaksa BPBD Aceh Tengah, Andalika, ST ketika dihubungi LintasGAYO.co, Sabtu 18 Februari 2023.

“Benar, petugas atas nama Tawar Miko terkena lemparan batu di bagian kepala belakang, hingga merasa pening, dan saat ini dirawat di RSUD Datu Beru Takengon,” kata Andalika.

Menurut informasi kata Andalika, warga tersulut emosi karena menganggap air tidak tersedia di tangki Damkar.

“Dan saya pastikan info kosongnya tangki air di armada Damkar itu, tidak benar. Karena armada dimana petugas kita yang dilempari batu, baru pulang mengambil air, setelah tangki pertama airnya habis,” kata Andalika.

Menurut Andalika, petugas pemadam kebakaran berserta armadanya sudah diikat dengan SOP. Hanya saja, sering kali di lokasi kejadian, petugas kesulitan melakukan penanganan lantaran banyaknya warga.

“Ini harus menjadi atensi kita bersama, dimana pada saat terjadi kebakaran, beri akses kepada petugas seluas-luasnya untuk bekerja. Sehingga penanganan dapat dilakukan secara maksimal,” tegas Andalika.

Ditanya apakah, akan melaporkan kejadian pelemparan kepada petugas tersebut ke pihak berwajib, Andalika menyerahkan sepenuhnya kepada korban.

“Jika ingin melaporkan, maka kita dari BPBD akan mendampingi. Dan saat ini, kondisi petugas kita masih di rumah sakit,” tegasnya.

Andalika berharap, kejadian serupa tidak terulang lagi. Dan ia meyakinkan masyarakat, bahwa petugas Damkar akan bekerja sesuai SOP.

“Kita sudah ada SOP, termasuk perawatan armada, setiap pagi kesiapan armada itu dicek, 3 menit mobilnya dihidupkan setiap pagi, dua hari sekali harus dijalankan sejauh 2 KM. Jika ada yang rusak, maka secepatnya diperbaiki. Jadi tidak mungkin kita membawa mobil rusak ke lapangan. Itu yang harus dipahami,” tegasnya.

“Lain itu, beri akses seluas-luasnya kepada petugas, jangan karena masyarakat mau ikut membantu pemadaman, SOP yang ada terabaikan. Petugas bekerja dengan resiko tinggi, mulai dari berangkat hingga melakukan penanganan, itu yang harus dipahami masyarakat,”  tandasnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.