Oleh : Dr. Jamhuri Ungel, MA*
Jutaan tahun umur dunia, diantara isinya adalah manusia. Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah dari makhluk-Nya yang lain dari tanah, malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api.
Jadi sebelum diciptakan-Nya manusia telah ada makhluk lain, seperti cahaya, api dan tanah. Ditambah lagi dengan adanya makhluk-makhluk yang lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Setiap makhluk termasuk manusia diciptakan mempunyai keterbatasan usia hidup di dunia, dalam riwayat dapat kita baca ada manusia berumur 930 dan 950 tahun yaitu nabi Adam AS, dan nabi Nuh AS, ada juga yang berumur 472 tahun yakni nabi Hud AS, nabi Idris AS, dan usia nabi yang paling pendek adalah nabi Yahya AS, selama 32 tahun.
Berapapun lamanya usia manusia hidup di dunia tetap dapat dihitung dengan tahun, bahkan pada zaman teknologi sekarang ini manusia dapat menghitung untur manusia yang telah meninggal dengan menggunakan tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit sampai kepada detik.
Demikian juga dengan makhluk-makhluk yang lain yang ada di dunia ini, semuanya mempunyai batas usia dan akhir kehidupannya selesai dan akan diteruskan oleh generasinya atau jenisnya sendiri dan karena semuanya makhluk punya awal dan punya akhir.
Maka sangat mungkin makhluk yang satu akan diganti dengan makhluk yang lain, seperti halnya pendapat Muhammad Syahrur yang mengatakan bahwa an-nas (manusia) yang menggantikan basyar yang berarti manusia juga.
Kini kehidupan manusia sebagai an-nas yang dimulai dari Adam merupakan manusia berbudaya pertama yang hidup didunia, sedangkan selain Adam yakni makhluk-makhluk yang lain seperti hewan tetap sama semenjak sedia jadinya, menurut para pengkaji antropologi sejarah binatang hewan hanya berubah bentuk dari serigala menjadi anjing karena dijinakkan, dari harimau menjadi kucing karena dijinakkan.
Menurut mereka ini adalah perubahan bentuk fisik tetapi tidak berbah dari sisi ruh (spirit atau budaya).
Ketika manusia diciptakan sebagai makhluq berbudaya yang hidupnya berkelanjutan dari satu generasi ke generasi yang lain, sudah jutaan tahun namun tidak berubah bentuk dan dalam kajian para ahli disebutkan bahwa bentuk manusia adalah bentuk yang paling lama tidak berubah dan manusia juga dikatakan sebagai makhluk yang paling lama tidak punah.msehingga tidak terhitung banyaknya generasi yang melangsungkan kehidupan manusia.
Bila kita memperhatikan rutinitas alam yang ada pada manusia, dimana manusia yang mengisi alam secara bergantian, dua manusia (Adam dan Hawa) melahirkan anak mereka, selanjutnya anak mereka melahirkan manusia yang lain, terus proses itu berjalan sampai kepada kita dan selanjutnya kepada generasi jauh sesudah kita.
Sampai akhirnya manusia itu tidak ada lagi, al-Qur’an menyebutnya dengan hari akhir dan dilanjutkan dengan hari qiyamat atau yaumul hisab. Sedangkan untuk makhluq yang lain boleh jadi kehidupannya akan menjadi punah dengan berjalannya waktu dan dengan datangnya hari akhir, karena bagi makhluq yang lain tidak ada hari qiyamat atau yaumul hisab.
Karena manusia merupakan salah satu makhluq dari makhluk-makhluk lain yang mengisi alam dan bersifat rutinitas tentu alam tidak merasa rugi bila salah satu manusia tidak bermanfaat untuk alam atau makhluk yang kain.
Di sisi Allah karena kehidupan manusia lebih bermanfaat untuk dirinya dan untuk makhluq lain, maka di Katakan untu Allah tidak ada untuknya kalaupun manusia itu berbuat baikndan juga tidah ada manfaatnya bila manusia tidak berniat baik.
Allah mengatakan kalau kebaikan yang dilakukan akan dibalas dengan kebaikan untuk manusia dan akan keburukan akan dibalas dengan kebutuhan untuk manusia. []