Guru Calo Masa Depan di Era Digital

oleh

Oleh : Hammaddin Aman Fatih*

Ketika seorang anak berhasil meraih apa yang ia cita-citakan, maka orang tuanya mengatakan “siapa dulu orang tuanya”. Tapi, jika anaknya bermasalah maka masyarakat serta merta menyalahkan, siapa gurunya”.

Sinyalemen diatas, harus kita akui, bahwa begitulah nasib seorang guru. Calo masa depan itu yang hanya mampu berteriak, anakku jadilah kau pemimpin yang adil, jadilah kau dokter, jadilah kau polisi/tantara, jadilah engkau kau seorang arsitektur dan lain sebagainya.

Namun ketika peserta didik sampai kepada tujuannya, seorang guru tetap tak bergerakan ditempatnya. Nasib guru bagaikan gula, tidak pernah tersebut jika meraih keberhasilan dan begitu kegagalan menyertainya, barulah mereka tersebut kata “guru”.

Pendidikan dan Guru

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun diri sendiri dan bersama-sama membangun bangsa.

Disamping itu pendidikan merupakan masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup manusia dan menciptakan sebuah peradaban.

Dan Pendidikan juga merupakan kunci kesuksesan dalam hidup yang ditekuni oleh guru dan itu merupakan satu profesi yang teramat mulia. Dari guru, kita belajar banyak ilmu pengetahuan. Dengan kesabaran dan kegigihannya, guru senantiasa mendidik peserta didiknya menjadi pribadi yang bermanfaat

Profesi guru adalah garda terdepan yang terlibat langsung dengan dunia pendidikan itu. Tanpa sosok seorang guru tidak akan mungkin ada sebuah peradapan dan mereka yang membawa bangsa ini menuju peradaban yang tinggi dan harus bertanggungjawab penuh untuk membekali generasi kita dengan pengetahuan dan skill yang sesusai dengan tuntutan zamannya nanti.

Karena mereka milik kehidupan yang akan datang, yang kita sendiri tidak tahu bagaimana suasana kehidupan yang akan datang. Mereka bagaikan anak panah yang melesat entah kemana.

Ali Bin Abi Thalib mengatakan :”Didiklah anak sesuai zamannya karena mereka hidup bukan dizamanmu”. Dan seorang anak bukan photocopy/duplikat orang tuanya.

Peserta didik tidak membutuhkan guru yang sempurna. Peserta didik membutuhkan seorang guru yang membuat mereka bahagia. Siapa yang akan membuat mereka bersemangat untuk datang ke sekolah dan menumbuhkan kecintaan untuk belajar.

Pendidikan merupakan pintu peradaban dunia. Pintu tersebut tidak akan terbuka kecuali dengan satu kunci. Yakni, seorang atau sosok guru yang peduli dengan peradaban dunia.

Guru yang sejati adalah guru yang bisa membuat peserta didik percaya akan kemampuannya sendiri, dan bangga melihat perkembangan peserta didiknya sekecil apa pun.

Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat atau guru bukan orang hebat tapi guru banyak menciptakan orang hebat dan semua orang hebat adalah berkat jasa seorang guru.

Era Digital

Menghadapi perubahan saat ini yang begitu cepatnya terjadi atau berubah. Apa yang terjadi dibelahan bumi bagian utara atau trend dengan serta merta dengan hitungan persekian detik menjadi trend juga dibelahan bumi bagian selatan, timur dan barat, begitu juga sebaliknya.

Ketika Salman Al-Dawsari mencetak gol kedua bagi timnas Arab Saudi yang membawa keunggulan 2-1 atas timnas Argentina pada laga Grup C piala dunia 2022 di Qatar. Penonton bersorak gol. Maka dengan reflek persekian detik diseluruh plosok dunia yang menonton pertandingan tersebut serentak menyatakan golllll.

Maka guru harus terus mulai berbenah agar bisa menyiapkan peserta didiknya untuk mampu, minimal bertahan dengan arus global yang menghilangkan sekat dan batasan wilayah yang memunculkan generasi Z atau generasi tanpa batas imbas dari kemajuan era digital.

Hal itu merupakan masa ketika informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital. Teknologi digital adalah teknologi yang menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung internet.

Pendidikan di era digital merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam seluruh mata pelajaran. Dengan berkembangnya pendidikan era digital maka memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan yang berlimpah ruah serta cepat dan mudah.

Hal juga diperkuat lagi oleh kemendikbudristek RI dalam kegiatan G20 di Bali, yang mengangkat 4 agenda utama, dua hal agenda tersebut sangat berbau pendidikan yakni pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan.

Mau tak mau, suka tidak suka, agar guru tidak tertinggal, harus mengikuti arus global di era digital ini, maka guru harus melek teknologi. Dulu orang yang disebut buta aksara adalah orang yang tidak mampu baca dan tulis. Tapi, di era digital ini yang disebut buta aksara modern adalah mereka yang tidak bisa mengoperasikan komputer yang merupakan alat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan praktis.

Tapi yang menjadi sebuah pertanyaan sekarang, sudah siapkan guru kita menjadi pemeran utara dalam menyiapkan generasi kedepannya. Guru kita sekarang harus mempunyai kekuatan yang dapat membuat generasi sekarang menjadi asset, yang penuh tantangan, yang hanya dapat guru atasi dengan selamat dengan sebesar mungkin harus mempergunakan digital tools for teaching and learning, yaitu aplikasi teknologi informasi, terminate active session telegram dan surat elektronik atau memiliki alamat didunia maya.

Dalam pelatihan kompetensi kepala SMA/SMK dan SLB Dalam Implementasi Merdeka Belajar yang diadakan di hotel Diana Banda Aceh pada tanggal 10 s/d 13 November 2022 dengan tema mewujudkan pendidikan yang relevan berkualitas menata dan berkelanjutran serta didukung oleh infrastruktur dan teknologi.

Seorang nara sumber dalam kegiatan tersebut, Dr. Ismul Huda, M.Si dalam slidesnya memaparkan bahwa keterampilan baru pendidikan modern yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah :

1.Leadership, yaitu kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan agar dapat dicapai tujuan pendidikan atau sekolah secara efektif dan efisien. Agar tujuan sekolah dapat dicapai secara efektif dan efisien

2.Entrepreneurship atau Pendidikan entrepreneur adalah satu konsep pendidikan yang memberikan semangat pada peserta didik untuk kreatif dan inovatif dalam mengerjakan sesuatu hal. Pola pendidikan sedemikian ini menuntut peserta didik untuk bisa produktif ;

3. Literasi digital di sekolah mampu membuat siswa, guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah, memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya.

Dengan kemampuan tersebut, mereka dapat membuat informasi baru dan menyebarkannya secara bijak. Digital literacy bukan hanya sekedar kemampuan membaca informasi di media digital, tetapi juga kemampuan untuk mencari, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapatkan ;

4.Global citizenship adalah kewarganegaraan global atau global citizen dalam makna luas merujuk pada individu yang lebih mengedepankan dan mengutamakan identitas “warga negara global” di atas identitasnya sebagai warga negara komunal ;

5.Comunication yang dapat kita katakana bahwa komunikasi pendidikan adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan berupa materi atau ajaran, baik secara verbal maupun non verbal. Kemudian komunikasi disini dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan ;

6.Problem solving merupakan sebuah metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih anak menghadapi berbagai masalah baik itu masalah perorangan maupun kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama- sama ;

7.Emotional intelligence (kecerdasan emosi) diharapkan semua unsur yang terlibat dalam pendidikan dan pembelajaran dapat memahami diri dan lingkungannyasecara tepat, memiliki rasa percaya diri, tidak iri hati, tidak dengki, tidak cemas, tidak takut, murung, tidak mudah putus asa, dan tidak mudah marah ;

8.Team working yaitu merupakan proses kerja secara kolaboratif dengan sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kerja sama tim, setiap anggota tim akan memberikan kontribusi terbaik mereka untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau mencapai tujuan bersama.

Pahlawan Tanpa Jasa

Kita juga harus mengakui, bagaimanapun canggihnya sebuah peradaban ?. Peran guru tidak bisa tergantikan untuk mentransfer pengetahuan ke generasi selanjutnya. Guru bagaikan lilin yang membakar dirinya demi untuk menerangi orang lain.

Tak ada sedikitpun keraguan akan jasamu. Jasamu bagaikan pilar-pilar menopang kejayaan negara dan bangsa ini. Engkau bagaikan sebuah timbangan. Seongkah emas akan berharga karena jasa sebuah timbangan yang menentukan seberapa beratnya emas itu.

Seorang komediaan asal Sumatera Utara Atok Labu mengatakan ; “kita harus merubah sembayong guru pahlawan tanpa tanda jasa itu. Karena banyak pahlwan dinegeri ini memiliki monument atau makan pahlawan yang penguburannya diiringi letusan senjata sebagai tanda penghormatan.

Tapi guru yang menghantarkan mereka sebagai pahlawan dengan bintang tanda jasa tidak pernah memiliki makan pahlawan. Rubah lagu Umar Bakri dan sepeda tuanya, mengabdi sepanjang tahun,berakhir miskin sampai hari tua tanpa ada yang mengingatnya. Guru gerbang kemajauan suatu bangsa.

Namun dinegeri kita ini undang-undang perlindungan satwa langka lebih dulu ada dibanding undang-undang perlindungan guru dan dosen”.

Apapun ceritanya, guru harus mau berubah agar tidak tergilas dengan arus perubahan yang sedang dan akan terus berubah bila tidak mau tersingkir. Guru diera digita ini tidak bisa lagi seperti-seperti masa lalu. Kini dunia telah berubah.

Penulis punya teman, teman penulis itu punya kawan, dia mengatakan bahwa guru sekarang harus menjadi Chef (juru masak yang professional terlatih yang ahli dalam semua aspek pengolahan makanan) artinya ketika dalam satu ruangan ada 13 orang peserta didiknya, maka guru tersebut harus menggunakan 13 macam metode cara mengajarnya agar bisa mengarahkan, membimbing dan membentuk peserta didik sesuai dengan potensi yang dia miliki, sehingga tidak ada peserta didik yang merasa terzalimi oleh Guru.

Guru harus mengikuti selera peserta didiknya agar mereka bisa mengembangkan bakatnya dengan proses menyenangkan dengan menjaga etika dan kejujuran dalam proses belajar mengajar.

Berat memang melaksanakannya. Tapi, seorang guru yang idealis harus selalu terperi tertanamankan adalah ; harapan, keikhlasan dan kejujuran, maka marilah pelihara ketiganya di hati kit guru dengan sentuhan kasih sayang, cinta dan kebaikan. Serta lakukan dengan sesungguhnya bisa nanti guru bisa meraih sukses mendidik anak bangsa, yakni dengan ; tekad, kemauan, dan fokus.

Penutup

Kita harus terus optimis dan semoga bukan hanya terus dapat berharap, semoga engkau guruku, tetap konsisten dan kuntinyu dengan cita-cita muliamu mencerdasakan dan terus membekali anak-anak negeri ini dengan sikap dan keteladanan yang berselimut ilmu pengetahuan dan skil hingga generasi bangsa kita nanti tidak terus menjadi penonton di negerinya sendiri. Akhirnya kita ucapkan Selamat Hari Guru Ke 77 dengan tema Serentak Berinovasi , Wujudkan Merdeka Belajar.
Takengon, 24 November 2021

*Penulis adalah kepala sekolah SMA Negeri 1 Permata penulis buku People of the Coffee

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.