Oleh : Win Wan Nur*
Namanya Farwiza, Farhan nama ayahnya. Perempuan Aceh berusia 36 tahun ini dikenal luas dengan nama Farwiza Farhan, seorang aktivis lingkungan yang reputasinya bukan hanya dikenal sebatas lingkungan lokal atau bahkan nasional.
Sebagai aktivis lingkungan, nama Farwiza Farhan, dikenal luas secara global. Nama ini disebut dengan penuh rasa hormat oleh orang-orang terkenal sekelas Leonardo di Caprio dan terakhir Bill Gates, pendiri microsoft, mantan orang terkaya di dunia yang bagi sebagian sangat besar penduduk bumi, nyaris seperti dongeng saking jauh tak terjangkau.
Farwiza, memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri 21, Banda Aceh lalu melanjutkan ke MTsN 1 Banda Aceh.
Seturut terpilihnya sang ayah menjadi anggota DPR RI dari PAN, Farwiza ikut keluarganya ke Jakarta dan sekolah di SMA Madania.
Selepas dari sana, Farwiza melanjutkan kuliah di Univesiti Sains Malaysia dan memperoleh gelar sarjana biologi dari sana.
Gelar Masters in Environmental Management and Sustainable Development dia dapat dari University of Queensland, Australia dan sekarang dia adalah kandidat doktor dari Universiteit Nijmegen, negeri Belanda.
Pasca tsunami dan GAM berdamai dengan RI, Farwiza bergabung dengan Badan
Pengelola Kawasan Ekosistem
Leuser (BPKEL) yang dipimpin oleh tokoh Gayo, mantan Panglima GAM Wilayah Linge, Fauzan Azima.
Di lembaga ini Farwiza bekerja di bagian Humas atau dalam bahasa Inggris disebut Public Relations.
Pasca BPKEL bubar, tahun 2012, Farwiza dan teman-temannya yang dulunya bekerja di bawah kepemimpinan Fauzan Azima, mendirikan “Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA)” yang melanjutkan kerja BPKEL untuk melindungi hutan Leuser.
Sejak inilah namanya mulai mendunia.
Ada banyak kerja HaKA di Gayo, salah satu yang belakangan ini banyak mendapat publikasi adalah Kampung Wisata, Damaran Baru, di kabupaten Bener Meriah. Ini adalah kampung binaan HaKA yang diketuai Farwiza.
Tahun 2016, Farwiza terlibat project kerjasama film dokumenter dengan aktor Leonardo di Caprio, kemudian berbagai penghargaan bergengsi tingkat dunia diberikan oleh berbagai lembaga kepadanya.
Mulai dari Whitley Fund for Nature (2016)
Future for Nature Award (2017)
TED Fellows (2021)
Pritzker Award for Emerging Environmental Genius
(2021)
National Geographic Wayfinder Award (2022)
Dan yang terbaru, dirinya mendapat
Penghargaan TIME100 Next Emerging Leaders (2022) yang membuat Farwiza sekaligus menjadi segelintir orang Indonesia, mengikuti jejak Presiden Joko Widodo dan Menkeu Sri Mulyani menjadi cover majalah paling terkenal di dunia ini.
Munculnya Farwiza sebagai cover majalah Time pun dikomentari oleh Bill Gates, pendiri Microsoft sekaligus mantan orang terkaya di dunia, yang mengaku sangat terkesan dengan kerja-kerja Farwiza, yang dia ketahui dari Farwiza sendiri, saat Bill Gates bertemu langsung dengan perempuan Aceh ini.
Kemunculan Farwiza yang sedemikian gemilang, membuat banyak pihak di Aceh, daerah asalnya bertanya-tanya, benarkah dia ini orang Aceh?
Jawabannya adalah IYA.
Bukan sekedar orang Aceh kebanyakan, keluarga Farwiza adalah salah satu keluarga yang sangat penting dalam sejarah Aceh.
Kakeknya bernama Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga, putra dari ulama besar Abu Idris Tanjungan.
Belakangan pada tanggal 12 Rabiul Awal 1358 H atau 5 Mei 1939 M, di Matang Geulumpang Dua, Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga bersama Tgk Abdurrahman Meunasah Meucap, Tgk Abdullah Ujong Rimba, Tgk Muhammad Daud Beureu-éh, dan lain-lain, mendirikan satu organisasi keagamaan yang besar dan kuat di Aceh pada era 1950-an bernama
Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA).
Teungku Haji Abdul Hamid Samalanga yang juga dikenal dengan nama Syekh Abdul Hamid Samalanga dan yang lebih akrab lagi Ayah Hamid, yang diabadikan sebagai nama jalan di kawasan elit Banda Aceh, Bandar Baru, Lamprit.
Dua putra Ayah Hamid yang kiprahnya dikenal luas di Aceh adalah Ahmad Humam Hamid dan Ahmad Farhan Hamid.
Ahmad Farhan Hamid inilah, ayah kandung Farwiza.
Jadi sangat jelas, latar belakang keacehan keluarga Farwiza sangatlah kuat dan pemahaman agama keluarga ini juga bukan hanya sebatas kulit. []