Pansus Ganti Rugi Lahan PLTA Dibentuk, Dewan Harap Polemik Segera Berakhir

oleh
Foto : LGco_Munawardi

TAKENGON-LintasGAYO.co : Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah telah terbentuk. Tim tersebut ditetapkan untuk mengurai benang kusut terkait pembebasan lahan warga oleh PLTA Peusangan.

Lahan dimaksud adalah tanah warga yang direncanakan akan dipakai pembangunan reservoir oleh PT PLN Persero, terletak di lima desa yakni Sanehen, Wihni Bakong, Wih Sagi Indah, dan Lenga.

Secara musyawarah, lembaga wakil rakyat itu menetapkan Samsudin sebagai ketua tim. Berhubung, yang bersangkutan merupakan putra daerah domisili di wilayah Silihnara. Secara otomatis, paham betul tentang seluk beluk serta kondisi keberadaan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.

Tim itu dibentuk untuk mendorong percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2,  sehingga masyarakat di kabupaten berhawa sejuk itu selangkah lebih mandiri mengandalkan air Danau Lut Tawar, dan bebas beban dari pembangkit listrik wilayah Sumatra.

“Tim ini akan mengumpulkan informasi dan data data di lapangan, sehingga pembangunan ini tidak terhambat, namun tidak merugikan yang terdampak, dalam hal ini adalah lahan masyarakat, jangan gara gara kegiatan ini masyarakat dirugikan,” kata Wakil Ketua I DPRK Aceh Tengah, Edi Kurniawan, Sabtu 11 Juni 2022.

Sebelumnya, tahun 2021 DPRK melalui Komisi A telah membentuk tim Pansus untuk mengurai benang kusut pembebasan lahan masyarakat, namun ketika selesai mengerjakan tugasnya, kini polemik baru muncul ke permukaan dengan status yang sama.

“Untuk itu kita minta tim pansus ini nanti mempertanyakan sepanjang aliran sungai yang masih bermasalah. Artinya, apakah masih ada yang terdampak oleh kegiatan tersebut, kita minta mereka mempelajari dengan pihak PLN. Supaya dikemudian hari tidak terjadi lagi konflik pembebasan lahan,” kata Politisi Partai Gerindra itu.

Tim Pansus yang dibentuk itu adalah, Ketua Samsudin, Wakil Ketua Fauzan, Sekretaris Januar Efendi, anggotanya adalah Muchsin Hasan, Ansarudin Syarifuddin Naldin, Abadi Ayus, Khairul Ahadian, Ilhamudin, Tarmina, dan Muzakir.

Terpisah, saat Kemenkeu RI melalui Ditjen Perbendaharaan beserta jajaran PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) (Persero) Cabang Sumbagut II bersilaturahmi dengan Bupati Shabela Abubakar, di Pendopo Bupati Aceh Tengah, Jum’at 10 Juni 2022.

Bupati harap percepatan progres penyelesaian pekerjaan PLTA Peusangan, sehingga target pengunaan pada tahun 2023 mendatang benar-benar dapat terealisasikan dengan baik.

“Kita berharap proyek ini dapat segera siap, minimal sesuai target, dapat beroperasi pada Juli 2023 mendatang karena dengan kehadiran PLTA Peusangan ini tentunya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pembagunan berkelanjutan di Kabupaten Aceh Tengah,” kata Shabela.

PT PLN diminta melaksanakan proyek tersebut dengan sebaik mungkin, dan wajib menekan seminimal mungkin potensi keterlambatan dalam pelaksanaan pembangunan proyek dimaksud.

Dengan dana begitu besar dan pekerjaan pembangunan PLTA Peusangan  yang penuh tantangan tersebut, PT PLN (Persero) diminta membuat jadwal serta mengawasi secara ketat setiap pengerjaan proyek, dimulai sejak masa persiapan, pembangunan, hingga masa pemeliharaan proyek tersebut dimasa mendatang.

General Manager PT PLN Persero Unit Induk Pembangunan (UIP) Sumatera Bagian Utara II (Sumbagut), Octavianus Duha, mengatakan kunjungan tersebut merupakan rangkaian dari rundown kegiatan site visit Kementerian Keuangan ke PLTA Peusangan II, yang berlangsung mulai 9 sampai 11 Juni 2022.

Kegiatan on-site visit monitoring tersebut untuk identifikasi kendala serta hambatan dihadapi, serta melihat secara langsung progres penyelesaian pekerjaan di PLTA Peusangan II, yang turut dibiayai oleh Loan JICA IP-538 serta atas pendampingan dari APLN.

Ia menjelaskan, proyek berkapasitas 88 Mega Watt tersebut membentang melintasi sejumlah kecamatan di Aceh Tengah. Saat ini, progres pekerjaan PLTA Peusangan mencapai 89,22 persen. Dalam penyelesaian proyek ini juga, PLN menggandeng empat kontraktor sebagai mitra kerja.

“Rinciannya, untuk Power Station 1 atau PS 1 berkapasitas 45 MW dan Power Station 2 sebesar 43 MW. Nah, InsyaAllah untuk PS 1  selesai Juli 2023 dan PS 2 pada Juli 2024,” ujar Octavianus.

PLTA ini merupakan proyek prestisius bagi PLN yang akan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Aceh, dan meningkatkan geliat perekonomian khususnya masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah.

[Dar]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.