Menerapkan Interprofessional Collaboration (IPC) Untuk Meningkatkan Keselamatan Pasien

oleh

Oleh : Ramadaini*

KeselamatanPeningkatan permasalahan pasien yang kompleks membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga kesehatan profesional. Oleh karena itu kerjasama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Pendekatan kolaborasi yang berkembang saat ini adalah Interprofessional Collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif antar profesi.

Interprofesional collaboration (IPC) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana tenaga kesehatan yang berasal dari berbagai latar belakang profesi bekerja sama dengan pasien, keluarga, dan komunitas dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.

Dalam konteks IPC semua tenaga kesehatan berkomunikasi selama proses pelayanan untuk keselamatan pasien dan memberikan peluang yang sama kepada seluruh tenaga kesehatan untuk bersinergi untuk keselamatan pasien. Profesi tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, psikolog dan fisioterapi.

IPC merupakan sebuah strategi yang dilakukan untuk mencapai kualitas hasil yang dinginkan secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan.

Tujuan utama dari kolaborasi tenaga kesehatan ini adalah memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim kesehatan yang tepat, di waktu yang tepat, serta di tempat yang tepat yang berefek kepada keselamatan pasien dan kualitas mutu layanan.

Selain itu, kolaborasi tim kesehatan ini dapat meningkatkan performa di berbagai aspek yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan.

Semua tenaga kesehatan dituntut untuk memiliki kualifikasi yang baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan.

IPC sangatlah penting diterapkan karena masing-masing tenaga kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pengalaman yang berbeda.

Sehingga dalam memberikan pelayanan kepada pasien dapat diberikan sesuai kebutuhan pasien. Elemen penting dalam IPC adalah keterampilan komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, dan proses pengambilan keputusan.

Namun dalam pelaksanaannya IPC masih belum maksimal dan memiliki hambatan-hambatan yaitu adanya kesenjangan (gap) tingkat pendidikan dan kompetensi, perbedaan sudut pandang tentang IPC, inferioritas/superioritas dan kompetensi dalam kolaborasi, dan belum adanya regulasi/kebijakan/SOP organisasi terkait kolaborasi interprofessional.

Semua profesi harus mengedepankan kolaborasi dengan mengesampingkan egoisme dan dominasi dalam pengambilan keputusan kesehatan pasien.

Ego profesi masih sangat terlihat jelas dimana ada sebuah profesi yang menganggap profesinya lebih penting dan memiliki perbedaan hak yang lebih besar dibanding profesi lain. Setiap profesi kesehatan harusnya mengetahui dan memahami peran profesi masing-masing dalam kolaborasi sehingga tujuan kolaborasi dapat tercapai sesuai sasaran.

Dan sesama profesi belum memiliki persepsi yang sama untuk pelaksanaan IPC ini dikarenakan oleh masih kurangnya informasi tentang IPC sendiri, dan kurangnya sosialisasi dan pelatihan IPC pada tenaga kesehatan.

Tenaga kesehatan profesional seharusnya melakukan pertemuan rutin antar profesi untuk membahas kebutuhan pasien dan mengambil keputusan secara bersama-sama dan keputusan tidak didominasi oleh satu profesi.

Berbagai hambatan tersebut mungkin bisa diatasi dengan membentuk kelompok kerja (POKJA) IPC untuk merumuskan tentang standar operasional prosedur (SOP), pembentukan team IPC dan sosialisasi sesuai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, membuat perencanaan pelatihan IPC yang tepat untuk tenaga Kesehatan dan dilakukan secara berkala oleh semua profesi tenaga kesehatan, menciptakan suasana saling menghormati, menghargai dan menjujung tinggi etika, menghilangkan perasaan superior terhadap profesi tertentu dan percaya diri dengan profesi masing-masing, dan mengadakan pertemuan rutin antar profesi dengan mebuat jadwal pertemuan untuk membahas kebutuhan pasien.

Maka dari itu diperlukan strategi agar penerapan IPC pada profesi tenaga kesehatan dapat terlaksana secara optimal dan keselamatan pasien meningkat dengan indikator menurunnya angka komplikasi, lama rawat di rumah sakit berkurang, meningkatkan kepuasan pasien, mengurangi durasi pengobatan, mengurangi biaya perawatan, dan mengurangi kunjungan rawat jalan.

Untuk tenaga kesehatan sendiri dengan penerapan IPC yang baik diharapkan tidak terjadi konflik diantara tim kesehatan dan meningkatkan kepuasan kerja pada semua profesi tenaga kesehatan.

*Seorang ASN tinggal di Kute Lot Kebayakan

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.