[Puisi] Elegi Tiga Pagi
Yunita Aprilia
Langit termangu menatap sendu bumi pertiwi
Katarsis tanah patriarki berkoalisi mengagungkan keangkuhan tirani
Rapal aksara berkidung dalam elegi
Secercah temaram senja menghanyutkan hati anak negeri
Demonstrasi anarkis mengais nyawa
Ibu pertiwi meringis
Hak asasi manusia dirampas dalam nyanyia nestapa
Ironi kerap makin menjadi
Beberapa manusia berorasi menjatuhkan somasi tanpa
Hidup dalam delusi menjadi mimpi kian frustasi
Dan sakitnya tak ada yang peduli
Selaksa nirmala
Perjuangan berkonfrontasi pada karsa dalam jiwa
Terungku dirgantara ranum sesaban masa
Wahai anak bangsa
Hapuslah penderitaan yang terlilit tangis
Melawan kolonialis yang bengis
Pandanglah dunia dengan realistis
Disparitas manusia harus diterima dengan berani
Toleransi yang dicipta kerap melekat dalam diri
Jangan palingkan hati dan nurani
Sebab Indonesia milik kita sendiri
Penghujung Senja, Maret 2022
*Yunita Aprilia adalah siswi SMAN Unggul Binaan Bener Meriah. Menggemari dunia sastra dan bergabung dalam komunitas kepenulisan.
[SY]