Inovasi Menarik Minat Warga Aceh Untuk Vaksinasi Covid-19

oleh

Cakupan vaksinasi Covid-19 di Aceh hingga saat ini masih diangka 34,3 persen, dan dosis II sudah diterima oleh 750.454 orang, atau sekitar 18,6 persen, dari total sasaran vaksinasi Covid-19 bagi penduduk Aceh mencapai 4.028.891 orang.

Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdul Gani akrab disapa SAG, Senin 16 November 2021.

Dari rendahnya persentase warga yang sudah disuntik vaksin Covid-19, SAG berharap masyarakat yang telah menjadi target vaksinasi Covid-19 tidak menunda-nunda kesempatan yang ada karena vaksin Covid-19 belum tentu tersedia di saat kita butuhkan. Selagi stok vaksin tersedia maka bergegaslah ke Puskesmas atau ke posko vaksinasi massal yang digelar di banyak lokasi.

“Vaksinasi sekarang juga supaya Aceh dapat mencapai kekebalan kelompok sesuai yang ditargetkan,” katanya.

Lain itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah mengingatkan dampak yang serius dan berbahaya jika capaian vaksinasi di Aceh tertinggal jauh dari daerah lain di Indonesia. Jika capaian vaksinasi terlalu rendah maka kekebalan kelompok atau herd immunity yang diharapkan muncul bisa saja tidak akan terwujud.

Hal itu disampaikan Taqwallah dalam setiap pertemuan dengan para keuchik, camat dan kepala puskesmas se Aceh yang digelar secara marathon dari satu kabupaten ke kabupaten lainnya sejak dua pekan terakhir. Pertemuan itu digelar untuk mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan pengelolaan dana desa.

“Jika daerah kita tertinggal dalam hal vaksinasi, sementara daerah lain berhasil, maka bisa jadi kita akan tetap hidup dalam bayang-bayang pandemi Covid-19,” kata Taqwallah.

Untuk itu Sekda Aceh tersebut mengajak seluruh keuchik terlibat aktif dalam menyukseskan vaksinasi di tingkat gampong sebagai ikhtiar mengakhiri pandemi ini. Para keuchik juga diajak untuk melakukan pendekatan yang lebih aktif di tingkat gampong guna meyakinkan warga agar bersedia divaksin.

Ia mengajak para keuchik untuk merangkul warga yang selama ini belum menjalani vaksinasi agar segera melakukannya sebagai upaya mencapai kekebalan kelompok demi mengakhiri situasi pandemi covid-19.

Ia juga menjelaskan format kerja untuk para keuchik agar memudahkan mereka dalam memantau perkembangan vaksinasi di gampong-gampong.

Para keuchik diminta mendata warga guna memudahkan vaksinasi Covid-19. Pendataan juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi warga yang sudah divaksin dan yang belum menjalani vaksinasi, termasuk untuk mengetahui warga yang memang tidak boleh divaksin berdasarkan keterangan dokter.

“Bagi warga yang belum divaksin agar dilakukan pendekatan, berikan pemahaman tentang bahaya pandemi dan pentingnya vaksinasi sebagai usaha untuk mengakhiri pandemi ini,” kata Taqwallah.

Sosialisasi yang paling efektif di tengah masyarakat adalah melalui pendekatan yang lembut dengan menyesuaikan karakter dan budaya lokal di masing-masing daerah.

Taqwallah memaklumi ada sebagian masyarakat yang masih ragu untuk melakukan vaksinasi. Karena itu dia mengingatkan para keuchik untuk bekerja lebih aktif dalam melakukan sosialisasi di tengah masyarakat.

Inovasi Mengajak Warga Mau Divaksin Covid-19

Di tengah masih banyaknya keraguan warga untuk mau di vaksin Covid-19, sejumlah elemen dari unsur pemerintahan terus melakukan inovasi kreatif.

Di Aceh Tengah minsalnya, beberapa waktu lalu digelar pacuan kuda tradisional Gayo yang selama pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu pelaksanaannya terhenti.

Biasanya, bagi daerah Gayo bersaudara (Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues) pelaksanaan pacuan kuda tradisional ini rutin digelar.

Sudah setahun lebih terhenti, masyarakat kembali bisa menyaksikan parayaan akbar yang selalu dinanti-nantikan urang Gayo itu, lewat skema latihan bersama pacuan kuda Gayo.

Uniknya, bagi pemilik kuda, joki maupun crew lainnya diwajibkan untuk divaksin. Begitu juga dengan masyarakat yang hendak menonton juga diwajibkan untuk melakukan vaksinasi sebelum memasuki lapangan.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh Tengah, dr. Yunasri, M.Kes yang juga Plt Kepala Dinas Kesehatan mengatakan, pada pelaksanaan latihan bersama pacuan kuda itu, daerah tersebut pecahkan rekor tertinggi masyarakat untuk di vaksin.

“Selama 3 hari pelaksanaan ada 3 ribu lebih masyarakat yang divaksin Covid-19 di lapangan pacuan kuda, dan tentunya ini rekor dari hari yang biasa kita hanya bisa melakukan penyuntikan paling banyak 750 orang,” kata Yunasri.

Inovasi-inovasi seperti kata dia lagi, penting dilakukan untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk mau divaksin. Menurutnya, dalam beberapa hari ini, kegiatan-kegiatan di Aceh Tengah juga akan mengadakan vaksinasi sebelum kegiatan.

“Akan ada pagelaran budaya yang digelar dalam beberapa hari ini, komitmen penyelenggara peserta dan penonton harus divaksin terlebih dahulu, dan kita selaku pihak berwenang sangat merespon positif,” tegasnya.

Yunasri mengatakan, target di Aceh Tengah sendiri 70 persen masyarakat sudah divaksin Covid-19 di akhir Desember 2021.

Inovasi lainnya dilakukan oleh, Polda Aceh bekerjasama dengan BPP HIPMI yang menggelar vaksinasi massal berhadiah 10 umrah.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol. Winardy, S. H., S. I. K., M. Si mengatakan, vaksinasi massal yang digelar itu atas kerjasama BPP HIPMI dengan Polda Aceh dalam rangka Hari Pahlawan.

“Hadiah yang disediakan dalam vaksinasi massal itu dengan hadiah utama 10 paket umrah dan ada bantuan sembako berupa beras,” kata Kabid Humas.

Untuk hadiah 10 paket umrah itu diundi berdasarkan zonasi dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh. “Masyarakat yang mendapat hadiah paket umrah berdasarkan undian itu adalah masyarakat yang melakukan vaksin mulai dari tanggal 25 Oktober hingga 10 November 2021, ” sebut Kabid Humas.

Tak berhenti sampai disitu, Polda Aceh bekerjasama dengan HIPMI juga menyediakan 10 paket umrah tahap kedua bagi masyarakat yang mengikuti vaksinasi massal mulai tanggal 10 Nobember 2021 hingga 30 November 2021.

Pemenang akan diundi secara acak berdasarkan Nama dan Nomor HP dari sertifikat vaksin. Pengundian dilakukan secara live streaming di akun instagram @bidhumas Polda Aceh pada tanggal 30 November 2021.

Pri Aktif dan Koordinasi Kunci Sukses Vaksinasi

Sementara itu, Sekda Aceh Taqwallah menegaskan, pro aktif dab koordinasi yang baik menjadi kunci sukses pencapaian vaksinasi Covid-19 dapat terpacai.

“Jalin silaturrahmi bangun koordinasi dan komunikasi yang baik dengan para pemangku kebijakan terkait. Semua elemen harus saling berkoordinasi, para keuchiek, camat, Puskesmas instansi lainnya harus pro aktif, saling bertemu untuk menentukan waktu vaksinasi,” ujar Taqwallah.

Sekda menjelaskan, Pemerintah Aceh terus berupaya agar seluruh masyarakat Aceh, segera mendapatkan layanan vaksinasi.

“Memang ini bukan pekerjaan ringan, namun dengan keikhlasan, kerja keras, dan kerjasama semua komponen, Insya Allah upaya ini dapat terwujud. Untuk itulah, diperlukan dukungan semua pihak, saling mengingatkan, saling membantu, dan saling bekerjasama untuk menyukseskan vaksinasi di Aceh,” kata Sekda.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda juga mengajak masyarakat yang sudah divaksin untuk turut mensosialisasikan pentingnya vaksinasi. “Jangan segan-segan untuk mengajak teman-teman dan keluarga. Mari menjadi teladan pelaksanaan vaksinasi agar kekebalan kelompok segera terbentuk dan penyebaran covid-19 bisa kita tangani bersama.”

“Vaksin ini mahal dan terbatas. Jadi, mari kita terus mensosialisasikan vaksinasi ini secara bersama, agar semakin banyak masyarakat yang tergugah dan sadar pentingnya vaksinasi. Dengan demikian, kekebalan kelompok bisa segera terwujud. Penting juga untuk diingatkan kepada masyarakat, bahwa vaksin ini bukanlah obat, melainkan solusi untuk mewujudkan terbentuknya kekebalan pribadi dan kekebalan kelompok,” tandas Sekda.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.