Oleh : Mursalan Ardi*
Keluarga merupakan tempat utama seseorang untuk memulai kehidupannya, yang membentuk satu hubungan yang sangat erat antar ayah dan ibu dan juga anak. Dimana hubungan tersebut terjadi interaksi. Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi awal untuk menbangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas menjadi lebih baik.
Keluarga merupakan bagian yang terkecil yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Sebab didalam keluarga nilai-nilai sosial jauh lebih efektif dilakukan daripada diluar institusi lain di luar lembaga keluarga. Termasuk peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak begitu diperlukan.
Keluarga merupakan pusat pendidikan awal dan terpenting semenjak timbulnya peradaban manusia sampai sekarang, keluarga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Orang tua sangat berperan dalam mendidik anak dalam upaya membentuk sikap dan keterampilan dasar seperti budi pekerti/prilaku, sopan santundan membentuk etika, kasih sayang dan rasa nyaman dalam kehidupan berkeluarga.
Kehidupan cinta sepasang suami istri dalam bingkai pernikahan tidak pernah pudar untuk dibicarakan, banyak hal yang dilakukan orang agar sebuah ikatan pernikahan tetap langgeng bahagia sampai kakek nenek bahkan sampai maut yang memisahkannya.
Ibarat bangunan keluarga adalah sebagai fondasinya manakala fondasinya kokoh maka dindingnya akan kuat. Atapnya dapat meneduhkan, jendela pintu dapat dipasang.
Setiap perkawinan yang dibangun oleh sepasang suami istri pasti dikehendaki untuk langgeng tanpa ada perpisahan yang menimpa, setiap keluarga yang dibina diinginkan untuk tetap terus kokoh sampai kapanpun terjalin ikatan lahir dan batin yang baik antar semua anggota keluarganya.
Hubungan yang harmonis dalam keluarga terbina dengan baik. Setiap anggotanya akan saling memperhatikan satu dengan yang lainnya, berkeinginan selalu berbagi dan bersama dalam suka dan duka. Suasana yang penuh ketenteraman dan penuh kedamaian atau sakinah akan terwujud dalam keluarga tersebut.
Kata sakinah secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai kedamaian, kedamaian itu didatangkan Allah kedalam hati para Nabi dan orang-orang yang beriman agar tabah dan tidak gentar menghadapi rintangan apapun. Dan dalam keluarga, kedamaian terwujud karena ada rasa saling cinta kasih yang tulus penuh keberkahan.
Arti kata sakinah terdapat pada surat Arrum Ayat 21: “Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya adalah Dia menciptakan pasangan-pasanganuntukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang.Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Dalam buku Fondasi Keluarga Sakinah, Bacaan Mandiri Calon Pengantin, subdit Bina Keluarga Sakinah, Direktorat Bina KUA dan Keluarga akinah, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, Jakarta. Hal. 11 disebutkan bahwa sakinah dalam keluarga dapat dipahami sebagai keadaan yang tetap tenang meskipun menghadapi banyak rintangan dan ujian kehidupan.
Perlu diperhatikan bagi masyarakat yang sudah berkeluarga ada beberapa konsep untuk membentuk keluarga sakinah : Pertama, memilih pasangan yang tepat atau sesuai keriteria Kedua, terpeliharanya komunikasi yang baik agar tumbuh rasa saling percaya, pengertian, dan salaing menghargai. Ketiga, mengisi hari-hari dalam keluarga dengan penuh kasih sayang.
Keempat, menjalankan kewajiban masing-masing dengan penuh tanggungjawab. Kelima, keluarga dibangun dengan pondasi agama dan semata-mata untuk ketakwaan kepada Allah. Keenam, tidak pernah berhenti bersyukur. Dan selanjutnya, baik suami dan listrik harus tertanam sikap untuk saling setia.
Selanjutnya, perlu juga diketahui tentang beberapa cirri-ciri keluarga sakinah sebagaimana dirincikan dalam buku Fondasi Keluarga Sakinah, Bacaan Mandiri Calon Pengantin, subdit Bina Keluarga Sakinah, Direktorat Bina KUA dan Keluarga akinah, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, Jakarta halaman 15, yaitu:
Pertama, adanya keintiman, suami istri memiliki hak yang sama untuk berpartisispasi dalam pengambilan keputusan. Ini adalah dasar penting untuk kedekatan hubungan. Kedua, adanya kejujuran dan kebebasan berpendapat, setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat, termasuk pendapat yang berbeda-beda. Walaupun berbeda tetap diperlakukan sama.
Ketiga adanya kehangatan, kegembiraan, dan humor. Ketika kegembiraan dan humor hadir dalam hubungan keluarga, setiap anggota keluarga akan merasakan kenyamanan dalam berinteraksi. Keceriaan dan rasa saling percaya di antara seluruh komponen keluarga merupakan sumber penting kebahagiaan rumah tangga..
Keempat, adanya keterampilan organisasi dan negosiasi. Mengatur berbagai tugas dan melakukan negosiasi (bermusyawarah) ketika terdapat bermascam-macam perbedaan pandangan mengeani banyak hal untuk dicarikan solusi terbaik. Kelima adanya system nilai yang menjadi pegangan bersama nilai moral keagamaan yang dijadikan sebagai pedoman seluruh komponen keluarga merupakan acuan pokok dalam melihat dan memahami realitas kehidupan serta sebagai rambu-rambu dalam mengambil keputusan.
Metode mendidik anak dalam keluarga juga harus diperhatikan, meliputi hal-hal: beribadah, membaca qur’an, menngikuti pengajian-pengajian, penghargaan dengan ucapan, pemberian hadiah, bercerita, do’a, tadzikrah, bersenda gurau dan berdiskusi . Konsep-konsep seperti ini harus di terapkan dalam keluarga, yang merupakan salah satu dasar untuk menciptakan keluarga sakinah seperti yang diharapkan bersama.
Membentuk keluarga sakinah sangat penting memperhatikan tentang kesehatan rohani dan jasmani dalam keluarga. Kondisi rohani dan jasmani yang sehat sangat menentukan eksistensi keluarga sakinah.
Mewujudkan kesehatan rohani meliputi : Menjaga hubungan baik dengan Allah/Beribadah; Buang rasa iri dan dengki; Jangan punya rasa dendam; Menjadi orang ikhlas; dan Menjadi orang yang dermawan.
Selanjutnya, upaya mewujudkan Kesehatan Jasmani: Perlu menjaga keseimbangan gizi keluarga. Salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan keluarga adalah menyediakan makanan dengan gizi seimbang. Pola makanan dengan bergizi seimbang mensyaratkan menu yang ervariasi, untuk mencegah timbulnya kebosanan.
Minimal mengandung 3 zat utama yaitu : Zat tenaga, yang terkandung dalam Nasi, Roti, mie dan lain-lain; Zat pembangun yang terkandung dalam daging, telur, tahu, tempe, ikan; dan Zat pengatur yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran. Pola makanan harus diatur sejak kanak-kanak hingga tua untuk menciptakan keluarga yang suhat, dalam rangka mencapai keluarga sakinah.
*Penghulu Muda dan Kepala KUA Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah