Oleh : Teuku Fadli*
Beberapa minggu belakangan ini, para fansboy keliahatan agak diam malah tenang sekali. Bahkan menurutku terlalu tenang dan diam,sampai saya bertanya dalam hati, apakah mereka sudah tewas atau sudah kembali ke olahraga asli mereka ‘balapan liar’ dan ‘main PBUG’.
Sebagaimana kita ketahui bersama, beberapa tahun kebelakang ini, mereka menginvansi sepakbola dan mencoba menjadi Ian Situmorang, Weshley Hutagalung, Rob Hughes, M. Kusnaeni, dan Ronny Pattinasarani (para pengamat berkelas masa itu yang selalu mengulas secara teknikal bukan secara perasaan).
Padahal, ketika saya melihat tingkah polah para fansboy ini dalam membahas sepakbola. Mereka ini membuat saya tak lebih bagaikan sedang melihat rubrik Hanung kuncoro di majalah BOLA yaitu rubrik kartun lucu Sepakbola Ria.
Makin ke sini prediksi saya terkait para fansboy penggila Barca makin terbukti. Bahwa mereka sejatinya adalah para peminat WWF atau balapan liar atau game online.
Tapi semenjak negara api menyerang, eh salah semenjak generasi emas Barca di blow up secara gila-gilaan oleh media tanpa pembanding yang berimbang, mereka, para fansboy ini menemukan fashion baru yaitu sepakbola.
Oleh mereka, sepakbola dijadikan suatu wadah, trend baru untuk mengekspresikan jiwa- jiwa mereka yang lelah…Ikut trend lah bahasa kerennya.
Sering saya berdebat dengan para fansboy walaupun beberapa dari mereka sebenarnya sudah berumur. Perdebatan dengan para fansboy ini seputar siapa yang lebih baik antara CR7 dan LM10.
Pada kesimpulan saya CR7 adalah seorang pemain yang akan menjadi pilihan utama setiap pelatih sepak bola. Kalau itu dinilai secara strategi teknikal mekanikal dan kebutuhan akan kemenangan.
Dan LM10 akan jadi pilihan kedua setelah CR7 dengan menimbang strategi chemical dan magical. Dan setiap membahas soal ini, selalu saja mereka berdebat ngawur. Karenanya saya menunggu masa akhir dari mereka yang sudah berlangsung sekitar 4 atau 5 tahun lalu, karena
berdasarkan penilaian saya, CR7 akan mendapatkan pengakuan lagi saat masa masa itu tiba.
Dan ini terlihat sekarang, sebagaimana kita saksikan bersama, CR7 masih mempunyai mentalnya, sedangkan LM10 sudah membuang semangatnya.
Selanjutnya, para fansboys, mari kita bedah tentang dua jagoan ini.
Di masa senja mereka CR7 pindah ke Juve yang semenjana. Nekad? Iya. Tapi dia masih mendulang banyak gol.
Klub gagal tapi, ya iyalah…. Juve cuma diisi oleh para kawanan Cuadrado itu. Siapa pula berharap tim seperti itu juara champions, tapi dengan skuad macam itupun, CR7 masih bisa memberikan sensasi come back seperti lawan Atletico (akan dikenang lama oleh para fans Juve)
Sedangkan LM10 masih ingin berada di barca tempat dimana dia bisa menjalankan semua nafsunya untuk berkuasa penuh dan menakut-nakuti manajemen..Dan hasilnya, klubnya gagal juga di eropa
Terus CR7 pindah ke MU. Klub apa lagi ini? ada pula klub yang dijuluki munyuk oleh fans klub pesaingnya. Klub yang sejak ditinggal Alex Ferguson harus bersusah payah untuk sekedar masuk zona Liga Champions, meski sudah menghabiskan begitu banyak dana untuk membeli pemain mahal.
Sementara, LM10 pindah ke PSG, klub penuh bintang dan kaya raya.
LM10 kurasa ingin mewujudkan lagu SlanK dalam hidupnya
“Kecil senang”
“Muda terkenal”
“Tua kaya raya”
“Mati masuk syurgaaa”
Lalu apa hasilnya? Terlihatlah siapa CR7 siapa LM10
CR7 merebut no.7 dia wajib memperjuangkan brand yang sudah dibentuk lama dan sekarang berkembang menjadi brand yang sangat menguntungkan.
Dia akan berjuang mati-matian dilapangan untuk terkenal dan membuktikan bahwa brand CR7 bukan omong kosong belaka dan imbasnya di lapangan, dia pasti menuntut dirinya untuk tampil baik dan tentu harus mencetak gol.
CR7 bermain bukan untuk tenang menikmati ketenaran, dia masih dalam posisi perjuangan.
Sementara itu, di side B LM10 memasrahkan no.10 untuk Neymar dan dia mengorbankan brand LM10 yang sudah terkenal dan beberapa produk yang sudah terlanjur memakai LM10.
Dia tak perlu berjuang lagi, CR7 pindah ke klub pantengong dengan gaya dan strategi mantap.
Klub ini tak akan banyak bicara menurut aku, tapi klub ini pasti mau menyambutnya bagaikan dewa. Dia akan ditatap oleh pelatih dan pemain dengan mata berkaca-kaca seolah mereka kedatangan seorang nabi yang akan membawa mereka kejalan yang lurus dan benar.
Dan dipastikan, di lapangan mereka akan berjuang mati-matian untuk membantu sang dewa berbuat lebih baik.
LM10 pindah ke PSG klub hebat dan tajir. Dia seperti seperti tak punya manejer karir atau pemikir untuk karirnya.
Dia pindah ke klub yang punya 2 bintang top masa kini dan satu penampil. Bintang top dengan ego besar terlanjur terkenal. Mbappe dan bintang top yang menjadi kapten Brazil, Neymar.
Kemudian ditambah seorang penampil yang tidak mau tau siapa yang bermain dengannya Di Maria. Lalu, dalam perjalanannya Mbappe tidak akan menyingkir dari jalan yang akan di lalui Messi.
Di lapangan Mbappe adalah bintang masa depan sedangkan Messi adalah bintang yang akan segera menjadi masa lalu.
Neymar bukan lah tidak senang dengan kedatangan Messi, cuma apa lacur dia bintang masa kini, sedangkan Messi sedikit lagi akan jadi bintang masa lalu.
Di Maria saya memantaunya sejak dia di Madrid. Dia adalah seorang penampil, dia ingin di depan. Dia Adalah Izzy Stradlin di Guns’ N Roses. Dia akan mengumpan untuk namanya dielukan, kalau tidak, dia akan berusaha menyelesaikan serangan sendiri.
Seperti itulah sekilas bedah antara CR7 dan LM10 saat ini.
Dan akhirnya kita lihat sendiri dalam tiga penampilan mereka di klub baru, CR7 4 gol sementara LM10 diganti saat sedang berusaha membentuk performa dan sama sekali belum berhasil mencetak gol atas namanya.
Nah para fansboy, inilah saat yang tepat untuk tidak lagi ikut campur di dunia sepakbola.
Kembalilah ke motor bebek anda, persiapkan knalpot cempreng. Lakukanlah balapan liar dengan semangat. Sebahagian lagi mulailah rong-rong orang tua kalian untuk menambah paket data, lalu mainlah game online sampai pagi.
Hiduplah kembali di alam masing masing. Trend Barca sudah berakhir.
*Pengamat Sepak Bola
