Oleh : Mahbub Fauzie*
Mutiara-mutiara hikmah jumat yang saya catat dalam kesempatan kali ini, saya dapatkan saat berjamaah jumat dan menyimak taushiah sang khatib sebelum memasuki rukun-rukun dalam dua khutbah jumat di salah satu mesjid di Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah (3/9/2021)
Khatib mengajak jamaah sekalian untuk sejenak merenungi kembali peringatan Allah Swt yang termaktub dalam surah At-Tahrim ayat 6 tentang perintah agar setiap muslim yang mukminin untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
Ayat tersebut sangat tepat untuk dijadikan ‘alarm’ atau pengingat bagi orang yang beriman. Terlebih dalam situasi dan kondisi sekarang ini. Dimana kita maklumi keadaan sedemikian rupa dengan kondisi pandemi covid 19 atau suasana corona.
Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yang Maha Kuasa, Allah Swt adalah keniscayaan bagi kita yang mengaku orang Islam yang beriman. Taqarub ilallah, kepada Allah Swt kita bersandar harap; seiring ikhtiar, doa dan tawakal.
Firman Allah Swt : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim[66]:6)
Ayat tersebut sangat jelas dan tegas, bahwa mulai dari setiap diri pribadi, setiap jiwa kita kemudian keluarga diwajibkan berupaya untuk melakukan usaha penjagaan. Baik dalam meraih kemudahan urusan dunia maupun urusan agama atau akhirat.
Suasana pandemi Covid 19 harus disikapi dengan tetap menjaga keimanan dan ibadah kepada Allah Swt sebagai kewajiban orang Islam beriman. Diri dan keluarga dijaga akidahnya, ibadahnya dan akhlaknya.
Dalam menghadapi suasana yang bagaimanapun, termasuk pandemi corona, kita harus yakin tentang kemahakuasaan Allah Swt. KepadaNya kita berdoa seiring dengan usaha kita mematuhi protokoler kesehatan.
Perisai diri dan keluarga dalam hal menghadapi berbagai masalah kita, sesuai dengan yang diajarkan oleh ajaran Islam adalah:
Pertama, jaga shalat dan selalu berdoa kepada Allah Swt. Shalat secara bahasa berarti doa. Dan secara syara’ adalah perbuatan dan bacaan yang diawali dengan takbiratul ikram dan diakhiri dengan salam serta memenuhi syarat dan rukunnya.
Setiap ada masalah, maka hadapilah dengan shalat. Mohon pertolongan kepada Allah Swt drngan sabar dan shalat. Berdoalah kepada Allah Swt. “Ud’uni astajib lakum, berdoalah kepadaKu, akan Kukabulkan doamu,” kata Allah.
Kedua, sucikan dan bersihkan diri. Islsm dengan ajaran thaharahnya telah memberitahu betapa kesucian dan kebersihan merupakan hal yang sangat penting.
Perintah bersuci, berwudlu adalah prokoler kesehatan yang sudah lama dikenal dalam ajaran Islam. Sebelum mendirikan shalat, diwajibkan berwudlu dengan memenuhi syarat rukun.
Kebiasaan menjaga wudlu bisa menjadi prisai diri. Berwudlulah tidak sekadar hanya ketika akan shalat. Hendak bekerja, ke kantor, ke ladang, bepergian atau kemanapun berwudlulah.
Selain bisa menjaga kesehatan juga bisa menjaga diri dari segala hal. Terjaga kesucian jasmani dan rohani, terjaga kesucian raga dan jiwa. InsyaAllah
Ketiga, selalu bersedekah. Bersedakah merupakan amal baik yang sangat dianjurkan Islam. Sedekah bisa menjadi benteng dari bala. Maka, hendaknya kita suka berbagi dengan sedekah.
Keempat, menjaga kerukunan. Menjaga hubungan baik dengan sesama juga merupakan perisai diri. Dengan kerukunan yang terjaga, akan terwujud kedamaian dan kenyamanan pergaulan sesama manusia.
Kelima, perbanyak syukur. Syukur merupakan perisai diri dan keluarga. Perbanyaklah bersyukur atas segala nikmat Allah Swt. Nikmat Allah akan bertambah, jika kita syukuri. Sebaliknya jika kufur sungguh azab Allah sangatlah pedih.
Demikianlah sedikit ‘oleh-oleh’ rohani yang dapat saya bagi melalui catatan ini dalam kesempatan jumat awal September 2021 ini. Dan tentu, tanpa mengubah substansi pesan-pesan khatib dari mimbar jumat, saya olah bahasanya dengan keterbatasan narasi saya ini.
Sang khatib itu adalah Tgk Sukarno, pimpinan pesantren Nurul Huda Kampung Damarmulyo, menyampaikan khutbah di mesjid jami Baitussalam, Atu Lintang.
Selain dikenal sebagai da’i dan pendakwah, sosok Teungku ini juga salah seorang anggota Majelis Permusyawatan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Tengah. Alhamdulillah…
*Alfakir, hobi menulis apa yang didengar jika menginspirasi untuk dibagi