Raja Mahendra, Sang Santri yang Dipercaya Mengibarkan Bendera Merah Putih di Aceh Tengah

oleh
Khairul Raja Mahendra Saat Mengibarkan Bendera Merah Putih. (Ist)

TAKENGON-LintasGAYO.co : Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) jadi kebanggaan tersendiri bagi remaja yang menempuh pendidikan di tingkat SMA seantero Indonesia.

Memakai baju putih dengan campuran warna merah dan memakai kopiah hitam, menjadi kenangan tersendiri bagi mereka yang diberi kesempatan menjadi pasukan pengibar di hari kemerdekaan bangsa ini.

Begitu yang dirasakan oleh Khairul Raja Mahendra yang saat ini tercatat sebagai salah seorang santri SMA Terpadu Al-Azhar Takengon.

Raja yang akrab disapa Opan di Kampung Tan Saril, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah ini merupakan sosok remaja yang diberi kesempatan menjadi pengibar bendera Merah Putih saat upacara HUT ke-76 Republik Indonesia di Kabupaten Aceh Tengah.

Raja bersama dua orang rekannya, Dian Amsyah dan Muhammad Arrayan dipercaya sebagai tim inti dalam menaikkan bendera Merah Putih di hari bersejarah republik ini. Raja bertugas sebagai pengibar bendera.

Sosok Raja sebelum menjadi salah satu dari anggota Paskibraka Aceh Tengah tahun 2021 ini, sempat mengikuti seleksi di Provinsi Aceh untuk berjuang menjadi salah seorang anggota Paskibraka di Istana Negata.

Ia bersama seorang rekannya di SMA Terpadu Al-Azhar berjuang untuk lolos seleksi. Meski gagal dirinya tak menaruh kecewa. Hal itu terbayar dengan dipercayanya dirinya sebagai pengibar bendera di Aceh Tengah. Saat seleksi di tingkat Provinsi, Raja menjadi peserta terbaik ketiga. Hanya peserta terbaik pertama yang mewakili Aceh ke tingkat Nasional.

Sosok remaja yang bercita-cita menjadi seorang perwira polisi ini merupakan anak kedua dari pasangan ayah yang bernama Mukhlis yang kini menjabat sebagai salah seorang anggota DPRK Aceh Tengah, serta ibu yang bernama Nikmatul Jannah S.Pd MM.

Raja dan Kedua Orang Tuanya. (Ist)

Raja sebelum mengenyam pendidikan di SMA Terpadu Al-Azhar sempat menempuh pendidikan di Pondok Pesanteren Darul Mukhlisin Burnijimet, Bebesen, Aceh Tengah yang dipimpin oleh ibunya sendiri.

Pesanteren bersejarah di Gayo tersebut didirikan oleh kakeknya (awan : Gayo-red), M. Hasan Tan yang merupakan seorang sosok ulama dan politisi terkemuka di Aceh Tengah.

Darah ulama mengalir dalam diri Raja, memiliki tubuh tegap, Raja juga mendalami ilmu agama. Ia kerap menjadi imam shalat fardhu dan dapat membawa do’a selamat. Satu hal yang patut di contoh dari remaja ini.

Keikutsertaan Raja menjadi anggota Paskibraka tersebut, ketika ditanya LintasGAYO.co, usai pengibaran bendera di lapangan Setdakab Aceh Tengah, Selasa 17 Agustus 2021, mengaku terinspirasi dari kakak sulungnya, Lina Tiara Lisma.

“Kakak (Lina) menjadi anggota Paskibraka saat masih SMA tahun 2016 lalu, saya terinspirasi dari kakak saya sendiri,” kata Raja.

Meski tugas negara yang dibebankan kepada Raja telah usai, ia pun akan terus berusaha agar bisa berguna bagi nusa dan bangsa. “Jadi pemuda itu harus bisa memberikan kepada negara ini. Semoga saja cita-cita saya menjadi perwira polisi tercapai,” kata Raja.

Ketika ditanya apakah tidak ingin mengikuti jejak ayahnya menjadi politisi, Raja mengaku ada. “Hanya saja untuk saat ini saya belum ingin terjun kesana. Mungkin nantilah setelah belajar dan belajar lagi, fokus ke cita-cita awal dulu,” demikian Khairul Raja Mahendra.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.