TAKENGON-LintasGAYO.co : Secara kebetulan, awal tahun 1443 Hijriyah dan juga bertepatan dengan suasana Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, 2 buku berhasil diselesaikan oleh Mahbub Fauzie, S.Ag, salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah yang bertugas pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah.
Buku pertama berjudul “Pilar-pilar Penyangga Rumah Tangga Bahagia” dan buku kedua berjudul “Lentera Penghulu.” Kedua buku tersebut merupakan hasil kumpulan artikel yang ditulis Mahbub Fauzie dalam rentang waktu yang tidak begitu lama.
Semua tulisan yang ada di buku tersebut sebagian besar telah dimuat di media online LintasGAYO.co, media online yang bermotto, Cerdas dan mencerdaskan ari Gayo Kin Denie.
Buku pertama yang berjudul lengkap : Pilar-Pilar Penyangga Rumah Tangga Bahagia; Perspektif Akidah, Ibadah dan Akhlak, Editornya Makhmud Riyadhi, M.Pd. Isinya tentang masalah pernikahan dan keluarga yang ditulis secara runtut dari judul perjudul yang saling terkait.
Mulai dari menikah dengan niat dan cara yang benar, menuju pernikahan yang kokoh, menikah yang bertanggungjawab, mewujudkan keluarga yang ideal, bagaimana memanej konflik rumah tangga, serta pentingnya penguatan akidah ibadah dan akhlak dalam keluarga.
Juga dipaparkan tentang bagaimana cara meraik kebahagiaan dengang mencari nafkah halal, pentingnya bekerja meraih nafkah halal dan pentingnya menjaga kesehatan termasuk kesehatan reproduksi dan seks sehat. Di dalam buku ini juga dibahas tentang pentingya makanan yang halal dan bergizi demi keharmonisan rumah tangga.
H Saidi B SAg MA, Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah dalam kata sambutannya mengatakan, Buku Pilar-Pilar Penyangga Keluarga Bahagia ini (dapat) enjadi salah satu referensi bagi pasangan pengantin untuk membekali diri meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang makna dan pentingnya keluarga bahagia.
“Kesadaran bersama dalam membangun keluarga sehat dan berkualitas, kesungguhan dalam mengatasi berbagai konflik keluarga, serta komitmen dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan global yang semakin berat,” kata Saidi.
Sementara Drs H Ridwan Qari Kepala Baitul Mal Kab. Aceh Tengah, pernah menjadi Kabid Urais pada Kanwil Kemenag Provinsi Aceh dalam testimoninya mengatakan bahwa buku ini penting dibaca sebagai pedoman keluarga pemula, dan bahkan, keluarga “manula” dan juga amat perlu bagi yang belum mengarungi bahtera rumah tangga.
Betapa tidak! Karena buku kecil ini berisi dan tersaji dengan tiga pilar besar yang menjadi wawasannya: akidah, ibadah dan akhlak; khususnya dalam rumah tangga. Wawasan kehidupan yang indah di dunia dan di akhirat. Apakah lagi yang menjadi harapan semua orang dan atau semua rumah tangga selain kebahagiaan hidup? Buku ini bagian dari bekal menggapai harapan itu. Iqra! Genggamlah ilmu dan raihlah kebahagianmu!,” ujarnya.
Drs H Hamdan MA Kepala Kankemenag Kab. Bener Meriah, pernah menjadi Kabid Urais pada Kanwil Kemenag Provinsi Aceh mengatakan, dengan membaca buku ini bisa menambah bahan bacaan bagi yang akan memasuki jenjang pernikahan, keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan, mempertahankan keluarga yang kokoh dan tangguh, sakinah mawaddah warahmah. Hal senada dikatakan oleh Drs H Amrun Saleh MA Kepala Kankemenag Gayo Lues.
Buku pertama ini segera beredar dan bisa dipesan. Sekarang masih dalam perjalanan. Sabtu (14/8) sudah dikirim ke Takengon oleh pihak penerbit Mahara Publishing Tangerang.
Kedua buku Mahbub Fauzie tersebut, yaitu Pilar-pilar Penyangga Rumah Tangga Bahagia dan Lentera Penghulu itu diterbitkan semuanya oleh Mahara Publishing dan sudah resmi mendapat nomer dan barcode ISBN (International Standard Book Number) serta terdaftar di Perpustakaan nasional (Perpusnas).
Buku Kedua, Mengulas Tentang Pandemi Covid-19
Buku Kedua yang berjudul lengkap “Lentera Penghulu” (Kumpulan Tulisan Tentang Hikmah Pandemi, Nikah, Tarbiyah, Dakwah, Rihlah dan Sosok Penginspirasi) dengan editornya Drs H Achmad Ghozin MPd, diselesaikan oleh Mahbub tidak lama setelah buku pertamanya itu. Sekarang masih dalam proses penyelesaian cetak. Dalam bulan Agustus ini juga terbitnya.
Dalam buku kedua ini, Mahbub menguraikan isi buku terdiri dari 6 bagian. Pertama tentang hikmah dibalik pandemi, penulis memaparkan mengenai situasi pandemi Covid 19 yang sejak awal 2020 sudah hampir dua tahun mendera kehidupan dunia, termasuk di sekitar kita.
Di bagian ini uraiannya tentang bagaimana seharusnya sikap bijak manusia, terutama orang Islam yang beriman dalam menghadapinya. Tentu dengan tetap menjaga iman dan takwa dengan tetap berdoa dan tawakal serta tidak lupa selalu berikhtiar dan berusaha menjaga imunitas dengan membiasakan hidup sehat dan patuh pada protokoler kesehatan. Paparan dalam bagian ini lebih pada mengajak upaya transendensi dan humanisasi dalam menyikapi pandemi.
Pada bagian kedua, tentang pernikahan. Penulis memaparkan sedikit tentang pentingnya orientasi pengetahuan pra-nikah bagi calon pengantin. Serta dasar-dasar pencatatan perkawinan menurut kompilasi hukum Islam. Dilengkapi dengan sedikit poin-poin nasehat pernikahan yang disampaikan penyuluh serta catatan rilis berita terkait wacana tentang hakekat dan tujuan pernikahan.
Bagian ketiga dan keempat tentang tarbiyah dan dakwah. Pada dua bagian ini penulis mencatat tujuan utama pendidikan dan keutamaan pendidik (guru); pembinaan generasi muda melalui ibadah shalat dan peran orangtua dalam pembinaan generasi muda.
Sementara dalam bagian dakwah, catatannya meliputi: Pentingnya kerjasama dalam dakwah; tipologi atau karakteristik orang dalam beribadah; Menyoal keeberadaan Jurnalis Muslim sebagai media dan wasilah dakwah; Syukuri nikmat kemerdekaan dengan menyiapkan generasi teladan; Hikmah Ramadhan; Kemabruran haji serta rilis berita tentang hidayah Islam atas pasang suami isteri Asal Karo mengucapkan syahadat di KUA Pegasing.
Bagian kelima tentang rihlah merupakan catatan penulis saat bersama musyawarah unsur pimpinan kecamatan (Muspika) melaksanakan kegiatan safari ramadhan dalam rangka silaturrahmi dan rihlah ke pelosok-pelosok kampung dalam wilayah tugas di kecamatan Linge. Banyak hal-hal penting yang terdokumentasinya untuk dicatat sebagai ibrah.
Bagian terakhir atau keenam tentang sosok-sosok menginspirasi. Penulis mencatat para pegiat sosial, pendidikan dan keagamaan. Baik sosok yang sudah berpulang ke rahmatullah, satu diantaranya adalah orangtua (ayahanda) kandung penulis, tokoh ulama kharismatik di kabupaten Aceh Tengah, seperti Allahuyarham Tgk H M Ali Djadun dalam pandangan koleganya Dr Tgk H Mahmud Ibrahim, MA yang juga sudah Almarhum. Beliau-beliau adalah sosok inspirastif yang sangat penting untuk diteladani oleh generasi muda sekarang yang sudah semakin krisis keteladanan.
Selanjutnya, dalam bagian sosok mengispirasi ini juga, penulis menyorot sosok inspiratif yang masih hidup dan sering berinteraksi dengan penulis, yakni seorang penyuluh agama dan Ibu guru di pedalaman Kecamatan Pegasing. Tentang sosok Dara (gadis) dari daerah lumbung kopi Aceh Tengah yang semangat menuntut ilmu di negeri Cina hingga berhasil berhasil menyelesaikan program magisternya dalam suasana pandemi Covid 19.
Kemudian Sosok pegiat dakwah pendiri madrasah di Kecamatan Atu Lintang, serta pendiri rumah tahfidz di Kecamatan Jagong Jeget yang niatan sucinya mendirikan Rumah Tahfidz tersebut saat berada di Kota Suci Makkah; Ketika melaksanakan umrah sekeluarga berkat hadiah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Keluarga yang pernah diadakan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
Dalam penyelesaian kedua buku tersebut, Mahbub mengucapkan teima kasih kepada berbagai pihak, orangtua dan keluarga, pimpinannya di Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Aceh maupun Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah, pimpinan redaksi dan manajemen LintasGayo.co.
“Kepada Penerbit Mahara Publishing Yusradi Usman al-Gayoni. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada rekan-rekan kerja seperjuangan saat sama-sama bertugas melayani masyarakat di KUA Kecamatan Linge, Jagong Jeget dan Pegasing. Syukran jazakumullahu khairan katsiran Salam Literasi!,” kata Mahbub, Senin 16 Agustus 2021.