REDELONG-LintasGAYO.co : Seorang warga Tingkem Bersatu berinisial SH 25 tahun menjadi korban penganiayaan oleh oknum bendahara kampung tersebut, Sabtu sore 17 April 2021. Akibatnya, korban mengalami luka memar di bagian mata hingga bengkak dan kepala.
Kejadian itu dibenarkan oleh abang kandung Korban, Mashuri, Senin 19 April 2021. Dikatakan Mashuri, adiknya menjadi korban bogem dari oknum aparatur Kampung Tingkem Bersatu berinisial ST 38 tahun dan satu warga lainnya berinisial OM 30 tahun.
“Adik saya dibogem saat sedang proses mediasi pertikaian dengan warga lainnya. Sebenarnya yang bertikai itu saya bukan adik saya,” kata Mashuri.
Dijelaskan, bahwa proses mediasi tersebut harusnya dihadiri oleh dirinya, namun karena pada saat di telpon oleh Reje Tingkem Bersatu, ia masih berada di seputaran Sp 3 Redelong.
“Jadi pas di telpon saya bilang tunggu sebentar. Tapi ternyata, Reje memerintahkan Kepala Dusunnya untuk menjemput adik saya yang saat itu tengah menemani ibu saya menjual ikan,” terang Mashuri.
Ia menjelaskan, sehari sebelumnya ia sempat berselisih dengan salah seorang warga yang sedang berdagang daging rusa. Hingga proses mediasi pun dilalukan di kantor Reje.
”Ibu saya sempat melarang Kepala Dusun untuk tidak membawa adik saya karena yang bertikai saya bukan adik saya, namun saat itu Kepala Dusun bilang tidak apa-apa karena sudah ada Babinsa disana,” jelasnya.
Disebutan, dari keterangan para saksi, saat adiknya berbicara dengan Reje tiba-tiba Bendahara dan seorang warga yang merupakan kerabat pedagang tadi memukul adiknya di bagian mata hingga bengkak.
“Saat saya tiba di kantor Reje adik saya sudah tidak berada disana dan saat itu Reje tidak memberitahukan kepada saya bahwa adik saya sudah dipukul sehingga dilakukan musyawarah terkait pertikaian yang sebelumnya terjadi,” jelasnya.
Saat bermusyawarah tiba-tiba beberapa warga datang dan memberitahukan bahwa adiknya di pukul oleh oknum Bendahara sehingga proses mediasi saat itu gagal dan sempat terjadi kisruh di kantor Reje.
“Saya langsung meninggalkan kantor Reje untuk melihat kondisi adik saya dan setelah melihat matanya bengkak saya langsung berlari ke kantor Reje untuk mencari pelaku pemukulan namun saat itu pelaku langsung kabur,” ungkapnya.
Menurutnya, insiden tersebut tidak terlepas dari kelalaian Reje Kampung yang menempatkan seorang preman sebagai bodigat dan aparatur. Untuk itu katanya, Reje Kampung Tingkem Bersatu dan aparatur harus Bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
”Saya berharap tidak hanya pelaku Reje kampung juga harus bertanggung jawab sebab dari awal kami melihat reje kampung tidak netral untuk menyelesaikan masalah,“ tegasnya.
Sementara itu informasi yang diperoleh media ini, bahwa besok akan ada warga mendatangi kantor Reje Kampung tersebut. Sementara pelaku pemukulan, sudah diamankan di Polsek Bukit.
[SP/DM]