[Puisi] Ramadhan dan Kerinduan
Eni Penalamni
Yah,
Ini Ramadhan yang kelima
Tak terasa satu lustrum sudah
Tahun 2016 di hari meugang, di perjalanan pulang dari perantauan
Tepat di Seulawah, terisak tangis dalam hati yang tak terarah
Yah,
Dulu dan kini rindunya masih sama
Sakitnya masih sama
Alhamdulillah sekarang lebih kuat, Yah.
Banyak orang baik yang Allah kirim
Alhamdulillah perlahan membaik dan mulai menata impi lagi
Banyak trauma yang dihadirkan kehilangan
Terlalu dulu kuresapi makna lagu Kabri_Waly
“Aku beloh ama i mata, aku ulak gere neh ara”
Ya, lagu yang sering kami nyanyikan ketika akan berpisah
“Tengah munimang ku i ranto dagang”,
Ah entahlah,
Yang kutau saat ini sulit berdamai dengan yang namanya jarak
Memaksa ingin angan terpenjara sekat
Pada satu sayap yang masih ada aku inginkan terus dekat
Yah,
Sejak pergimu seisi rumah kehilangan makna meugang,
Hanya saling menatap, tak mampu uraikan arti rindu
Sesekali menyinggung
Mengenang semua baikmu
Yah, aku ingin pergi dihari baik sepertimu
Dhuha, jumat, menjelang Ramadhan
Yah,
Asir Asir Ats, Takengon, Awal April 2021
[SY]