(Sebuah Obituari Untuk Maradona)
Oleh : Teuku Fadli*
Akankah ada Diego lainnya? Pemikiran ini begitu sering terlintas di benak saya
Akankah kita melihat Diego baru?
Tapi apa lacur, dari sekian banyak pemain berbakat hebat yang menyandang label “The Next Maradona” pada kenyataannya tak satupun yang pernah menjadi atau bahkan sekedar mendekati level Maradona.
Sampai akhir tahun 2020 ini tak juga terlihat secercah harapan bagi manusia Bola yangg pernah menyaksikan Diego untuk dapat menyaksikan Diego lagi.
Sesulit itukah lahirnya seseorang seperti Diego Armando Maradonna?
Sekitar tahun 1998 (atau sekitaran itu) tabloid Bola pernah menurunkan tentang Diego sebuah tulisan dari sorang pengamat sepakbola terkenal asal Indonesia.
Ada satu paragraf yang menggambarkan keseluruhan tulisan tersebut, intisari yang saya pegang sampai sekarang.
“Jika semua pesepakbola terhebat di dunia seperti Johan Cruijf, Pele dan sebagainya diurutkan dalam sebuah daftar berdasarkan rangking pemain terbaik, maka posisi tertinggi yang mungkin mereka capai dalam daftar ini adalah peringkat ke-5, karena empat peringkat teratasdalam daftar tersebut akan ditempati oleh empat nama di bawah ini :
1. DIEGO ARMANDO MARADONA
2. DIEGO
3. ARMANDO
4. MARADONA
Bahkan, kalau dirinya dibelah menjadi tiga pun, Maradona masih akan tetap menduduki peringkat teratas pesepakbola terbaik dunia.
Ketika sepakbola terus berkembang sampai dunia memasuki era English Premier League, akhirnya para pengamat bola putus asa menunggu lahirnya seorang Maradona baru.
Bukti nyata dari fenomena ini adalah fakta bahwa sekarang tak ada lagi pemain berbakat hebat yang baru muncul yang diberi label ” The Next Maradona”
Pada era ini muncul frasa-fras aneh yang terasa konyol bagi kami, meskipun sah adanya, seperti misalnya” The next Walcott”
The next Walcott? Jiah siapa pulak ini..
Kok sudah ada “The next nya” padahal dia sendiri pun belum jadi “Se- Walcott itu”
Tapi, untuk kawan kawan yang pernah menikmati sepakbola era Gullit, Hagi, van Basten, Rijkaard, Seedorf, Laudrup, del Piero, Jari Litmanent, Baggio, Valderama bahkan Mustapha Hadji.
Percayalah pada saya, masa-masa indah itu sama sekali TAK AKAN PERNAH KITA NIKMATI lagi.
Mereka, semua nama di atas adalah KEGEMBIRAAN
Mereka, semua nama di atas adalah SENI UNIVERSAL
Mereka, semua nama di atas adalah HARAPAN
Mereka, semua nama di atas adalah GAIRAH MUDA
Mereka, semua nama di atas adalah DRAMA
Mereka, semua nama di atas adalah ALASAN BEGADANG
Mereka, semua nama di atas adalah GAIRAH DEBAT ESOK HARI
Mereka, semua nama di atas adalah INSPIRASI DI LAPANGAN BECEK BERLUMPUR HUJAN dan TANPA SEPATU BOLA
Mereka, semua nama di atas adalah adalah “SEMANGAT KEHIDUPAN”
Lalu dimanakah DIEGO sekarang ?
Kenapa DIEGO bahkan para pesepak bola dengan “aroma Diego” pun tak terlihat lagi?
Lama ditunggu, kini pesepakbola yang muncul malah Salah, Mane, Griezmann , Mbappe dan malah Halland yang dikatakan striker terbaik di dunia (yang bahkan jambul Ronaldo no.9 dipotong pun tak setara dengan dia)
Dan tiba- tiba ada lagi, Bruno Fernandes, Pogba dan Jota dikatakan “pembuat main” alias playmaker terbaik di dunia (Seolah Zidane, Hagi dan Litmanen tak pernah lahir ke dunia)
Lalu bagaimana dengan Messi , CR 7, Neymar?
Waw ini bakat bagus, baik dan… tapi tidak benar.
Mereka bertiga adalah bakat super hebat.
Messi punya liuk-liukan hebat tapi dia tidak mampu meliuk di event Piala Dunia … Tragis, jangankan di event se-akbar Piala Dunia, bahkan sekedar di event selevel Copa America saja pun dia mati pucuk.
Ronaldo mencetak gol hebat, dia adalah seorang pencetak gol yang sangat hebat.
Tapi Maradona mencetak gol dengan berbagai cara yang tak pernah terpikirkan oleh kita manusia yang fana.
Neymar adalah seni.
Tapi berbicara soal seni , seni macam apalagi yang dapat kita dustakan ketika Maradona seorang diri menghancurkan Super Brazil di Piala Dunia.
Lalu kembali ke pertanyaan, kenapa MARADONA lain tidak bisa hadir?
Setelah saya pikir dengan amat teramat sangat dalam, ini semua karena TAKDIR.
TAKDIR Tuhan membuat sepakbola penuh uang sehingga akibatnya, para pecinta uang terjun ke sepa bola.
TAKDIR Tuhan mengatakan bahwa bahkan seorang pesepakbola kelas tarkam pun akan menjadi selebritis , sehingga lahirlah pesepakbola semacam Neymar, Pogba dkk.
TAKDIR Tuhan mengatakan sepakbola adalah perjuangan individu, sehingga lahirlah pesepakbola yang tak berbicara dengan rekan se-tim.
Jangankan MARADONA, bahkan Los Galacticos pun tak pernah bisa dirakit lagi di dunia yang penuh dengan sorot lampu uang dan hidup nafsi-nafsi seperti ini.
Artinya benar seperti kata AGAMA saya,
“PELAN PELAN TUHAN MENCABUT BERKAH DARI DUNIA INI” Dari berbagai sendi kehidupan, termasuk SEPAKBOLA.
Pahit tapi kita terpaksa menelannya.
TAK AKAN PERNAH ADA LAGI MARADONA …..