TAKENGON-LintasGAYO.co : Rabu 25 November 2020, tim dari Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) yang merupakan Satker dari Kementerian Koperasi dan UMKM Indonesia, melakukan kunjungan ke pusat pemrosesan kopi KBQ Baburrayan di Wih Nareh, Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah.
Dalam kunjungan itu, Dirut LPDB Supomo, didampingi oleh direktur keuangannya, stafsus Kemenkop UKM, dan personel dari PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) yang merupakan perusahaan penjamin penyelesaian transaksi keuangan yang menjadi penjamin skema resi gudang terlihat sangat terkesan dengan fasilitas, manajemen serta SDM yang dimiliki oleh KBQ Baburrayan. Bahkan Supomo dan rekan-rekannya itu ikut turun melakukan proses pembalikan kopi yang dijemur di KBQ Baburrayan.
Terkesan dengan performa koperasi yang diketuai Rizwan Husein ini, Sambil berbincang di bawah sinar matahari pagi, Supomo menanyakan pada Rizwan Husein berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh KBQ Baburrayan untuk membeli kopi. Mendapat pertanyaan itu, Ketua Koperasi Baburrayan ini langsung memanggil sang humas, Iwan Tosa.
Ketika ditanyakan, berapa kapasitas pembelian yang mampu ditampung oleh KBQ Baburrayan, Iwan Tosa menyebut kalau gudang mereka mampu menampung pembelian kopi sampai 1000 ton. Kemudian Supomo bertanya, berapa kira-kira dana yang dibutuhkan untuk membeli kopi sebanyak itu, Iwan Tosa menyebut untuk tahap awal mereka hanya butuh 20 Milyar.
Mendengar angka yang disebutkan, Supomo langsung memanggil direktur keuangannya dan menjelaskan pada personel dari PT KBI yang akan menjamin skema resi gudang dan langsung setuju untuk mengucurkan dana tambahan bagi KBQ Baburrayan dalam menyongsong panen kopi tahun ini.
Di tempat terpisah, kepada LintasGAYO.co, Supomo menyatakan, supaya lembaganya mudah mengucurkan modal berbunga ringan, dia berharap koperasi-koperasi yang ada di Aceh Tengah dan Bener Meriah, belajar pengelolaan koperasi yang professional pada KBQ Baburrayan.
[Win Wan Nur]