TAKENGON-LintasGAYO.co : LSM Aceh Wacht menilai DPRK Aceh Tengah hanya respon terhadap kisruh pemimpin ketimbang urusan rakyat.
Hal itu diungkapnya aktivis Aceh Wacht, Agus Muliara, Sabtu 11 Juli 2020 lewat keterangan tertulisnya yang diterima LintasGAYO.co.
Menurut Agus, ada dua tim Pansus yang dibentuk DPRK Aceh Tengah, pertama Pansus tambang dan Pansus Damai Bupati-Wakil Bupati.
“Namun faktanya, Pansus tambang yang lebih awal terbentuk, gagal menjalankan tugasnya dengan baik. Malah, Pansus damai yang dibentuk prematur, sudah selesaikan tugasnya dengan mendamaikan Bupati dan Wakil Bupati,” tegas Agus.
Menurut Agus, Pansus Tambang bentukan DPRK malah terlihat galau. Hal itu terlihat, saat aksi yang dilakukan puluhan aktivis beberapa hari belakangan ini.
“Mereka (Pansus Tambang) kok tampak kebingunangan ya. Disisi lain, Pansus Damai malah menyelesaikan tugasnya hanya dalam waktu kurang sebulan,” ungkapnya.
Ia pun mengaku kecewa dengan ulah para wakil rakyat itu, yang hanya respon urusan konflil pemimpin dari pada kemaslahatan rakyat Aceh Tengah, yang apabila tambang itu hadir, maka kenacuran negeri Gayo akan terjadi.
“Jangan gagal fokus (galfok) gitulah, urusan PT LMR lebih penting ketimbang urusan damai mendamaikan. Jika tidak, kita akan mewariskan keselahan terbesar kepada anak cucu kita, karena banyak pemimpin di Gayo termasuk wakil rakyatnya, akan menjual negeri ini kepada antek asing,” kata Agus.
“Konflik Bupati dan Wakil Bupati, jelas-jelas sumbernya kepentingan perut. DPRK jangan buang-buang tenaga dan waktu, atau jangan-jangan ada perjanjian juga antara DPRK dan kedua pemimpin itu. Kami menduga ada permainan antara wakil rakyat dan pemimpin yang berselisih itu,” duga Agus.
Agus mengultimatum, DPRK agar bekerja sesuai tupoksinya sebagai wakil rakyat. “Jika tidak, kita akan datang kembali menjenguk wakil kita itu di parlemen. Jangan hanya cepat mengurusi konflik yang jelas-jelas urusan perut, tapi lambat jika itu untuk kepentingan rakyat,” tandas Agus.
[Redaksi]