Antara Legenda dan Fakta ; Perselisihan Tgk. Deramung dan Lompong Minyak di Celala

oleh

Oleh : Khaironi, M.Pd

Di kampung ku, Tengku sebutan bagi seorang laki-laki yang paham tentang agama, Tengku juga disebut sebagai guru yang dapat mendidik dan membimbing sekelompok orang maupun perseorangan di bidang Agama Islam.

Menurut Wikipedia Tengku adalah gelar kebangsawanan Melayu yang otomatis melekat pada seorang laki-laki dan perempuan keturunan dari Sultan-sultan dan para Raja-Raja di Kerajaan Melayu. Tulisan “Tengku” di awal nama setiap orang Melayu merupakan status yang menandakan kedudukannya dalam masyarakat adat Melayu.

Berdasarkan keterangan dari M. Abas yang merupakan garis keturunan dari Kramu (Pemuger kampung asal di Celala) tentang sosok Tgk Deramung patut diberi tulisan.

Kisah ini antara legenda dan fakta, dimana banyak warga di Celala yang masih percaya atas kebenaran dari cerita perselisihan antara Tgk. Deramung dan Lompong Minyak (Perasin atau nama orang).

Menurut M. Abbas, Tgk. Deramung adalah sosok Guru bagi anak-anak dari Kramu yang memiliki tujuh keturunan, enam anak laki-laki dan satu anak perempuan. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1800 (kurang lebih).

Bagi masyarakat yang dari garis keturunan Kramu, mempercai bahwa Tgk. Deramung memiliki karomah luar biasa atau kelebihan yang diberikan Allah SWT.

Ada cerita unik diluar nalar masyarakat zaman now. Dari cerita turun-temurun tentang pertikaian antara Tgk. Deramung dengan Lompong Minyak (nama orang), mengenai hak atas kekuasaan tempat.

Lompong Minyak memiliki jenggot yang sangat panjang, sehingga setiap orang yang melihatnya merasa takut. Tgk. Deramung memiliki keyakinan mampu untuk melawannya.

Pada saat pertikaian berlangsung, Lompong Minyak berkata kepada Tgk. Deramung : “kamu harus minggat dari tempat ini,” kata Lompong Minyak.

Mendengar ucapan itu, Tgk. Deramung membalas dengan berkata “Apa kelebihan kamu sehingga kamu berani mengusir kami dari tempat ini. “

“Saya memiliki karomah dan janggut yang panjang dan lahan ini milik saya,” kata Lompong Minyak.

Lalu ia pun bertanya kepada Tgk. Deramung, “Kalau kamu apa kelebihan kamu, sehingga kamu tidak mau pindah dari tempat ini?”

Tanpa banyak berkata-kata, Tgk. Deramung langsung menunjukkan kekuatannya, ia pun memukul sebatang pohon Rambung yang dalam bahasa Gayo dieja dengan lafal Ramung seukuran drum, hingga berguncang.

“Ini kelebihan saya,” kata Tgk. Deramung.

Melihat itu, Lompong Minyak lari ketakutan sehingga kekuasaan atas tempat/lahan tersebut tidak dapat di kuasai oleh Lompong Minyak.

Dari cerita mengenai hak atas kekuasaan sudah menjadi budaya dan menimbulkan bermacam-macam polemik, sama halnya di era globalisasi ini semakin cangih teknologi semakin banyak pula permasalahan yang bermunculan mengenai hak dan kekuasaan.

Sebagaimana diceritakan M. Abbas, Tgk. Deramung merupakan nama yang disematkan dari kejadian memukul pohon Ramung saat berselisih dengan dengan Lompong Minyak.

Bagi masyarakat keturunan Kramu saat ini sudah tersebar di wilayah tengah, Baik Bener Meriah dan Aceh Tengah terkhusus masyarakat yang ada di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah, sudah tidak asing lagi dengan Tgk. Deramung. Karena beliau memiliki jasa bagi anak, cucu dari keturunan Kramu tersebut.

*Berawang Gading, 15 Juni 2020

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.