Abuya Sakit : Pilih Sunnah Atau Mempolitisir?

oleh

Pro-kontra paska pernyataan mundur Abuya Sarkawi pada 1 Syawal 1441 H lalu dan adanya desakan bertahan dari berbagai kalangan sebagai Bupati Bener Meriah, hingga akhirnya Abuya meminta izin untuk berobat setelah mengindahkan beberapa saran dan pendapat dari berbagai kalangan, masyarakat umum, politisi, mantan Bupati Bener Meriah, hingga alim ulama.

Alasan untuk mundur, dikarenakan adanya penyakit yang mengharuskan dirinya untuk istirahat total.

Dalam beberapa kesempatan, Abuya mengatakan ada masalah di lima ruas tulang belakangnya. Kejadian ini, bermula saat dirinya mulang mondok dari Pulau Jawa di tahun 1997.

Ia mengaku, pernah terjatuh dari ketinggian lebih 10 meter, yang membuat 5 ruas tulang belakangnya bermasalah. Secara medis, di bagian tulang belakang terdapat beberapa syaraf vital.

Info yang sempat viral tersebut, perlahan redup seiring waktu, bahkan tidak lagi menjadi perbincangan di tengah masyarakat.

Malah, ada yang berpedapat, hikmah terhadap apa yang dilakukan Abuya Tgk Sarkawi adalah cek ombak (test the water) seperti dinyatakan Aryos Nevada dalam tulisannya Sarkawi Bupati Tersandera Keadaan yang dimuat portal berita dialeksis.com.

Langkah ini, menurut Aryos untuk melakukan penilaian rakyat dan kekuatan politik mendukungnya dan menguji kesetiaan loyalitas dari Abuya Sarkawi.

Lain hal dengan Nurhasanah, istri mantan Bupati Bener Meriah, Ahmadi. Dimana Ahmadi merupakan pasangan Abuya saat maju menjadi Bupati-Wakil Bupati pada 2017 silam.

Saat mengunjungi Abuya sekaligus silaturrahmi saat idul fitri, Nurhasanah meminta Abuya tidak mundur, dan jika ada persoalan lain, bisa dikomunikasikan lagi.

Seiring berjalannya masa pengobatan Abuya Sarkawi, kepemimpinan Bener Meriah di jabat Plh Bupati.

Abuya Sarkawi dalam pesan singkatnya kepada LintasGAYO.co, Jum’at 12 Juni 2020 mengatakan, melihat perkembangan kondisi Bener Meriah saat ini ada beberapa orang yang berusaha mempolitisir beberapa isu.

“Saya merasa ada yang mempolitisir penyakit saya, dengan membawa beberapa isu yang sebenarnya telah dijawab oleh jajaran Pemerintahan di Bener Meriah,” kata Abuya Sarkawi.

Ia pun berharap, semua pihak memaklumi bahwa saat ini dirinya tengah berikhtiar untuk menjalani pengobatan atas penyakit yang ia derita sejak puluhan tahun lalu.

“Saya berobat dengan mempertimbangkan saran ulama, tokoh dan masyarakat Bener Meriah. Jadi jangan mempolitisir penyakit saya,” tegasnya.

Dia juga mengharapkan doa seluruh lapisan masyarakat agar dikarunia kesembuhan oleh Allahu ta’ala. “Mohon do’a nya,” tutup Abuya.

Sangat disayangkan jika kondisi sakitnya seseorang menjadi bahan untuk politis oleh segelintir orang. Bukankah, ada hadits Rasullullah SAW, jika ada yang sakit maka yang diutamakan adalah menjenguknya, bukan malah melakukan hal lain.

Sedikitnya ada 10 hadist yang mengutamakan menjenguk orang sakit, salah satunya Nabi saw. bersabda, “Orang yang menjenguk orang sakit maka ia akan berjalan di taman surga sampai ia kembali.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Tsauban RA (bekas budak Rasulullah SAW, yang telah merdeka).

Seperti diketahui, hasil rekomendasi medis setelah melakukan pengobatan, akan menjadi pertimbangan apakah mundur atu tidak sebagai bupati. Jadi, mundur atau batal mundur belum terjawab. Kita tunggu saja hasil analisa pihak kesehatan berwenang dan tentu menjadi pertimbangan akhir bagi Abuya Tgk Sarkawi.

Mengutip pernyataan Sekda Aceh, Taqwallah dalam banyak kesempatan, jabatan itu adalah tiket ke Syurga, jangan sampai berubah jadi tiket ke Neraka. Dan jika akhirnya tetap akan mundur, bisa dibayangkan bagaimana mudharatnya.

Hingga saat ini, Bener Meriah dipimpin oleh Plh Bupati. Sejak Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT lewat suratnya tertanggal 2 Juni 2020, telah memberikan izin kepada Sarkawi untuk berobat terhitung mulai 4 sampai 23 Juni 2020.

Pilih mana menjalankan sunnah atau malah mempolitisir keadaan?

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.