Puasa Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Islami

oleh

Oleh : Dr. Hamdan MA*

Puasa adalah satu ritual ibadah maghdhah yang sarat akan manfaat, sebagai sebuah perintah Allah tentu saja mengandung hikmah tasyri’. hikmah dan manfaat tersebut dapat dipandang dari aspek kesehatan jasmani serta aspek kesehatan rohani.

Manfaat yang diperoleh jasmani adalah manfaat yang dirasakan tubuh yang melakukan puasa. Melalui puasa Allah menyembuhkan beragam penyakit, hal itu telah oleh dunia medis modren.

Minimal orang yang melakukan ibadah puasa akan merasakan lebih sehat, hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya pencernaan beristirahat dari kebiaasaan yang melelahkan mengolah makanan yang masuk secara terus menerus . Dalam aspek rohani puasa mampu memberikan kontribusi dalam menyehatkan aspek rohani.

Jika dalam aspek kesehatan jasmani manusia memerlukan puasa untuk mebersihka racun-racun yang bisa menimbulkan penyakit, maka rohani manusia memerlukan puasa untuk membersihkan racun – racun yang mampu menimbulkan penyakit bagi rohani maupun menyembuhkan penyakit yang dialami oleh rohani manusia.

Dalam konsep tasawuf yang dikenal dengan konsep takhalli, tahalli dan tajalli, konsep takhalli adalah satu konsep bagaimana seseorang dituntut dan dituntun untuk memiliki kemampuan untuk membersihkan rohaninya dari penyakit-penyakit yang dialami rohaninya dengan beragam metode yang dibuat dalam upaya mentazkiyah rohaninya.

Mentazkiyah artinya adalah menbersihkan rohani dari beragam penyakit rohani yang misalnya adalah hasad, kikir, malas, takabur dan lainnya.

Dalam ulasan sebelumnya di LintasGAYO.co, Puasa Sebagai Proses Takhalli, penulis telah memaparkan bahwa puasa adalah sebagai propses takhalli yang mana puasa yang bermutu mampu membersihkan penyakit-penyakit rohani yang menyebabkan hati menjadi kotor dan menimbulkan prilaku-prilaku yang yang dipenuhi dengan akhlaq tercela.

Upaya dan metode yang dilakukan dalam metazkiyah rohani pada dasarnya cukup banyak misalnya memiliki seorang guru pembimbing rohani dalam melakukan zikir. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan puasa. Puasa adalah salah satu media yang dapat dilakukan untuk membersihkan dan menyehatkan rohani dari penyakit yang banyak menimpanya.

Tahalli secara bahasa diartikan sebagai ‘’mengisi, menghiasi diri atau menyibukkan diri dengan sifat-sifat dan amalan – amalan terpuji yang telah digariskan dalam ajaran islm. Secara istilah dapat didefinisikan sebagai seseorang yang selalu menghiasi rohaninya dengan sifat – sifat terpuji yaitu dengan melakukan amalan – amalan kebaikan (‘amalun shalih), baik yang bersifat sunat maupun wajib secara ikhlas dan syukur semata untuk mengharapkan ridha Allah.

Islam memerintahkan ummatnya untuk meninggalkan akhlak tercela (takalli) dan menuntut memiliki akhlak mulia (talahalli) sebagaimana Allah berfirman dalam al Qur’an surah An Nahl: 90 yang artinya “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan memberi kepada kaum kerabat dan melarang dari perbuatan keji kemungkaran dan permusuhan…” (Q.S.An Nahl: 90). Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh ……..juga diperintahkan ”Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik dan berakhlaqlah kepada manusia dengan akhlaq yang terpuji”.

Ayat dan hadits diatas merupakan dasar utama agar memiliki akhlaq yang mulia. Sebab pada dasarnya seorang yang memilki akhlaq mulia itu dikarenakan pantulan hati dan rohaninya yang bersih dari akhlaq tercela.

Syeh Amin Kurdi menjelaskan “Bukanlah takhalli dari sifat-sifat tercela dan mengisi dengan tahalli dengan menghilangkan diri dari sifat-sifat tercela dengan menghabiskan dan menghilangkan sama sekali seluruh sifat-sifat tercela tersebut dengan mengganti dengan akhlaq yang mulia yang baru itu, itu adalah tidak mungkin dilakukan manusia, akan tetapi akhlaq yang tercela tersebut bagaikan penyakit akut yang terus menerus diobati,dan selalu menghiasi jaiwa dengan akhlaq yang terpuji.

Dalam diri seseorang antara akhlaq tercela dan terpuji seakan saling berlomba dalam jiwa hal ini disebabkan oleh banyak faktor, jika akhlaq buruk yang donminan maka penyebabnya adalah hati dan rohani yang kotor, sebaliknya ketiaka akhaq terpuji yang dominan maka ini adalah buah dari hati yang sehat dan rohani yang baik.

Kita dapat memahami tentang hal tersebut melalui hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu zar Al-ghifari dari ikutilah perbutan buruk dengan perbuatan yang baik niscaya akan menghapuskan perbuatan buruk, berakhlaqlah kepada manusia dengan akhlaq yang baik.

Pada dasarnya banyak metode yang bisa ditempuh agar memiliki akhlaq terpuji mamun dalam tulisan ini kita mengaitkannya dengan puasa Ramadhan dalam upaya untuk membantu seseorang untuk membersihkan akhlaq yang tercela dan membina dan membentuk karakter yang terpuji. Dalam berpuasa terdapat upaya untuk menundukkan nafsu atau mujahadah nafsi.

Allah sangat meridhai orang yang berjuang menundukkan hawa nafsunya. Ia menjelaskan dalam firmanNya ”Orang-orang yang bersungguh-sunguh dijalan kami maka kami akan memudahkan baginya jalan – jalan menuju kepada keridhaan kami, sesungguhnya Allah pasti bersama orang – orang berbuat baik” (Q.S.Al-Ankabut: 69).

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa barang siapa yang bersungguh-sunguh menundukkan hawa nafsunya dengan berusaha untuk menyingkirkan akhlaq yang tercela serta berhias dan dengan akhlaq yang baik maka ia akan mendapatkan banyak kebaikan dan mampu menghilangkan banyak keburukan darinya.

Dalam Q.S. Al Baqarah: 183 Allah menjelaskan bahwa tujuan dari puasa Ramadhan adalah menjadi sosok-sosok yang bertaqwa “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu mudah-mudahan kamu menjadi oarang yang bertaqwa” dalam hadist diatas yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam tirmizi yang berasal dari sahabat Abu zar ghifari yang terjemahannya”bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskan keburukan dan berakhlaqlah kepada manusia dengan akhlaq yang baik.

Sangat dekat hubungan antara orang yang bertaqwa dengan memilki akhlaq yang mulia, karena sejatinya orang yang bertaqwalah yang mampu memilki akhlaq yang mulia. Orang yang bertaqwalah yang mampu mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik dan orang bertaqwa pulalah yang mampu menjaga akhlaq yang mulia terhadap orang lainya.

Pada dasarnya Puasa Ramadhan banyak melatih seseorang agar memiliki akhlaq yang mulia karena pada saat puasa seseorang menundukkan hawa nafsu yang buruk yang selalu akan mendorong pemiliknya kepada keburukan, sebagaimana Allah jelaskan dalam Q.S.Yusuf : 53 yang artinya “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali nafsu yang dirahmati oleh Tuhanku”.

Puasa berupaya menundukkan nafsu agar nafsu mau tunduk kepada apa yang dibawa Allah dalam Alquran dan disunnahkan Rasulullah, sehingga tunduk kepada kehendak Allah.

Puasa yang bermutu mampu menempa seseorang sehingga memiliki akhlaq yang terpuji. Hal itu dapat dilihat bahwa orang yang puasa akan berusaha menahan nafsunya dari sesuatu yang dilarang Allah, kemudian berupaya melaksanakan apa yang diperintahkan Allah, bahkan berusaha untuk menundukkan keinginannya menurut apa yang diinginkan oleh Allah.

Orang yang puasa bukan saja berlatih berakhlaq baik kepada tuhannya, namun dilatih memiliki akhlaq yang mulia terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Berupaya menjaga hak – hak orang lain serta memiliki sifat rasa emmpati kepada orang lain.

Hal ini tercermin ketika orang yang berpuasa ketika merasakan lapar dan haus, maka muncullah rasa belas kasihan terhadap fakir, miskin dan orang yang membutuhkan. Sehingga timbul keinginan untuk membantunya. Bukan hanya dalam aspek itu, namun juga dalam banyak aspek menyangkut akhaq terhadap orang lainnya bahkan lingkungan sekitarnya.

*Dosen IAIN Takengon

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.