Beresiko Terkena Berulang, Ahli Bencana Hidrometeorologi : Butuh Aksi Nyata Atasi Banjir Bandang Paya Tumpi

oleh

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Ahli Bencana Hidrometeorologi Indonesia, Prof. Dr. Azmeri, ST, MT menanggapi bencana alam banjir bandang yang terjadi di Paya Tumpi pada Rabu 13 Mei 2020 lalu.

Prof Meri begitu dosen Prodi Magister Ilmu Kebencanaan Unsyiah ini disapa, menganalisis secara singkat lokasi hulu Paya Tumpi.

“Terdapat hulu yang curam dan dominan perkebunan. Namun, saya belum mendapat informasi detail perkebunan tipe apa, namun terlihat tajuk tanaman yang seragam tapi bukan tipe Palm-Palm an,” kata Prof Meri, kepada LintasGAYO.co beberapa waktu lalu.

Menurutnya, dibeberapa lokasi juga terdapat akses jalan lebar menuju ke perkebunan yang merupakan perbukitan itu.

“Saya melihat jalannya bisa dilewati roda 4 atau bahkan roda 6. Seperti itu yang terlihat dari atas,” katanya setelah mengamati lewat google earth.

Katanya lagi, rambatan aliran banjir bandang sejauh 2 sampai 3 KM hingga ke sampai ke Paya Tumpi. “Kejadian ini (banjir bandang) beresiko terjadi berulang,” terangnya.

Meri menduga ada pembendungan atau kolan yang terjadi di hulu. Mengapa itu terjadi? Karena adanya hujan ektrim hanya terjadi pada saat kejadian banjir bandang saja.

“Maka secara logika, di Takengon hujan mengguyur terus selama beberapa pekan, ada akumulasi volume (air) yang tercipta di atas. Karena lemahnya kondisi tanah yang sudah jenuh, terjadilah dam break,” katanya.

Meri yang kerap dipanggil mengatasi bencana hidrometeorologi disejumlah daerah di Indonesia bahkan ke luar negeri ini menegaskan, butuh aksi nyata agar pengurangan resiko terjadinya banjir bandang terulang lagi.

“Dan ini harus melibatkan pihak-pihak terkait,” ungkapnya.

Dikatakan lagi, kawasan dataran tinggi Gayo, harus diselamatkan. Mengingat daerah ini merupakan salah satu kota wisata yang berbudaya.

“Yang lebih penting lagi, banyak masyarakat, harta benda dan kehidupan yang harus diselamatkan,” terangnya.

“Ketahuilah, merusak hulu DAS, sama seperti menggali kuburan sendiri, dan itu bukan hisapan jempol semata,” demikian Prof Dr. Azmeri, ST, MT.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.