Pandemi Covid-19, Teumeunak Bukan Adat Geutanyoe

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Media mengutip pernyataan salah seorang anggota DPRK dan memberinya judul; “Dalam Suasana Pandemi Corona, Seharusnya PLN dan PDAM Gatiskan Listrik dan Air.”

“Inilah pemimpin yang pantas ditiru dan diviralkan usahanya,” puji netizen.

“Apakah Bapak dari dewan itu sudah pergi ke Kantor PLN dan PDAM meminta listrik dan air digratiskan?” tanya netizen yang agak cerdas.

“Belum!” Jawabnya.

“Wah, kalau begitu anak TK-pun bisa,” protesnya.

Berita lainnya masih seputar Covid-19 tentang upaya pemerintah dalam mencegah dan menanggulanginya virus yang merubah tatanan dunia itu. Berseliweranlah tanggapan demi tanggapan. Ada yang berfikir positif, tidak sedikit yang teumeunak.

Soal teumeunak ini tidak saja dominasi orang dari barisan sakit hati yang benci roman, tetapi juga orang yang sudah “u dalam”.

Seperti segelintir anggota dewan yang seharusnya bisa bermain di tataran pengambil kebijakan.

Apa yang diucapkan dan dituliskan, itulah isi hati sebenarnya. Busuk kata-katanya, tidak diragukan begitu juga busuk hatinya. Meskipun dengan maksud mengkritisi sebuah kebijakan yang salah.

Kritik itu wajib! Kebijakan yang salah didiamkan adalah sebuah kesalahan. Namun kritik itu juga harus dibangun dengan fikiran yang utuh dengan menawarkan alternatif penyelesaian.

Bukan dengan teumenak yang merendahkan derajat kemanusiaannya. Kita yang selalu mengaku sebagai masa depan ummat manusia.

Saya sangat mengkhawatirkan kalau generasi ini disalahkan generasi akan datang yang mewariskan adat teumenunak.

“Siapa dia?” tanya generasi akan datang.
“Generasi adat teumenak” jawab kawannya.
“Oh, pantas saja” simpul generasi akan datang.

(Mendale, 11 April 2020)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.