Samar Kilang, Rumahnya Pahlawan Kemerdekaan [bag.1]

oleh

Oleh : Zulfikar Ahmad Aman Dio

Meskipun Sultan Aceh tertawan, tidak berarti perlawanan terhadap Belanda selesai. Semangat perlawanan yang dipimpin oleh para ulama tidak pernah padam.

Tgk. Di Paya Bakong (Tengku di Mata Ie ; Nama Asli beliau Muhamad Chatib) [1], memimpin pasukan pecahan dari pasukan T. Chik Tunong (suami Cut Meutia) [2]. Sejak tahun 1905, setiap kali Tgk. Di Paya Bakong terdesak maka beliau selalu kembali ke Samar Kilang [2], [3].
Pada tahun 1913, kaki Tgk. Di Paya Bakong terluka dalam pertempuran. Sejak saat itu beliau menetap di Samar kilang [1], [2] sampai pada 16 Juli 1917 [2] beliau syahid di Samar Kilang
Samar Kilang seakan menjadi rumah beliau, disana beliau ditemani sahabatnya Aman Nyerang, Aman Rasum dkk, sambil berbagi ilmu agama.

Selain Tgk. Di Paya Bakong, Tgk. Di Barat pun menjadikan Samar Kilang sebagai tempat perlindungan, mengantur startegi dan membangun semangat pasukan [3], [5].

Aman Nyerang, lebih awal memimpin pasukan dibading Tgk, Di Paya Bakong. Kiprah Aman Nyerang memerangi Belanda sudah dimulai sejak 1902 [4]. Mulai dari Lokop, Blang Kejeren hingga ke daerah Meulaboh adalah daerah pergerakan Aman Nyerang untuk membebaskan negeri dari penjajahan. pertempuran-pertempuran hebat sering dilalui oleh Aman Nyerang, sampai pada tanggal 3 Oktober 1922 Aman Nyerang, Aman Rasum, Aman Bedel dkk tidak bisa menghindari pertempuran jarak dekat. Pedang mereka telah merobohkan puluhan pasukan Belanda. Beberapa tebasan lagi, Jordans salah satu serdadu Belanda akan dirobohkan oleh Aman Nyerang, entah dari mana sebutir peluru menembus kepala Aman Nyerang, beliau gugur sebagai kesuma bangsa.

Jordan kagum akan kegigihan dan teknik – tehnik perang Aman Nyerang, dalam salah satu literatur, Jordan mangambarkan Aman Nyerang bergerak secepat kilat, tidak terlihat tiba-tiba sudah didepan musuh, ayunan pedang demikian indah namun mematikan. Pedang Aman Nyerang disimpan oleh Jordan selama ratusan tahun di Belanda, Saat menjelang akhir hayatnya, Jordan berwasiat kepada putrinya agar mengembalikan pedang Aman Nyerang ke Aceh dan saat ini disimpan di Museum Aceh.

Rekan seperjuangan Aman Nyerang, Aman Rasum dkk berhasil lolos dari sergapan musuh. beberapa tahun kemudian Aman Rasum dkk mulai dikenal didaerah Simpang Ulim. Pasukan Aman Rasum hanya 5 orang dan kelompok ini dikenal sebagai kelompok Samar Kilang [4]…..

Sumber :
[1] https://bit.ly/30fhqMP ; hal 306-308
[2] https://bit.ly/2Jfp6aQ
[3] https://bit.ly/2NvuTOW
[4] https://bit.ly/2XlJxIl ; hal 249-250
[5] https://bit.ly/2XhWpiv

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.