TAKENGON-LintasGAYO.co : Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Takengon, memberikan bantuan senilai 310 juta kepada Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen Aceh Tengah.
Bantuan berupa barang seperti mesin jahit, mesin opras, mesin bordir dan mesin jahit lurus, dikatakan Pimpinan Cabang BRI Takengon, Ashadi Mampawa, merupakan bantuan melalui program Teras Nusantara BRI.
“Ada 20 mesin jahit, 5 mesin opras, 5 mesin bordir dan 10 mesin jahit lurus yang kita berikan kepada kelompok pengrajin Kerawang Gayo di Kampung Bebesen ini. Selain itu kita juga membangun gapura pusat pengrajin kerawang Gayo di pintu masuk Kampung Bebesen serta revitalisasi taman masjid Kuba Bebesen,” kata Ashadi dalam sambutannya membuka program tersebut di hadapan Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar
Dikatakan, program ini sebetulnya bentuk manifestasi BRI sebagai upaya membantu program Pemerintah Daerah, terutama untuk jenis kegiatan yang spesifik. “Disini kita ambil kerajinan. Dan alhamdulillah, untuk wilayah Aceh ada tiga daerah yang menerima program ini. Salah satunya, Kabupaten Aceh Tengah ini,” ujarnya.
Ia berharap, program ini dapat berkesinambungan untuk memberdayakan usaha-usaha menengah kecil ke bawah, terutama untuk pengrajin kerawang Gayo. “Nantinya lewat program ini, setiap pengrajin yang sudah mandiri atau sudah bisa menjual produknya sendiri, dapat kami bantu dengan modal kerja, untuk bagi hasilnya sangat kecil dibawah dari sistem kredit KUR yang ada saat ini. Maksimal pembiayaan bisa sampai 75 juta,” tandas Ashadi Mampawa.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan dari BRI untuk memberikan bantuan dalam bentuk program untuk masyarakat Aceh Tengah.
Menurut Shabela, di pusat, Kampung Bebesen juga sudah dikenal sebagai Kampung Kerawang. “Ini diresmikan pada saat pembukaan GAMIFest yang seharusnya dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, namun karena satu dan lain hal tidak berkesempatan hadir ke Takengon membuka kegiatan tersebut.
“Saya berpesan kepada kelompok ini, apa yang sudah diberikan baik program maupun keterampilan harus kita jaga dengan baik. Baik menjaga peralatan yang sudah dibantu maupun lainnya,” ujar Shabela.
Shabela menyadari, Kerawang Gayo masih terbentur dari sisi pemasaran. Hal itulah yang akan dicarikan solusinya. “Ini kewajiban kami di pemerintahan. Kerawang Gayo yang diproduksi disini terkenal sangat mahal, sehingga ada yang membuatnya di persisir Aceh maupun di Jakarta, pun begitu kualitasnya kurang dan jarang diperhatikan pembeli. Namun dibuat disini kualitasnya terbaik, karena yang membuat mengerti filosofinya,” ungkapnya.
Kepada Pinca BRI Cabang Takengon, Shabela mengharapkan untuk terus menjaga program ini berkelanjutan. “Kita sadar bahwa pimpinan BRI itu sering pindah-pindah tugas. Untuk itu, kami berharap kepada pimpinan sekarang tolong amanahkan kepada pimpinan setelah anda untuk meneruskan program seperti ini,” demikian Shabela Abubakar.
[Darmawan Masri]