Ini Alasan RSU Sahuddin Kutacane Batal Operasi Pasien

oleh

KUTACANE – LintasGAYO.co : Sahudin (60 thn), warga Desa Mbatu
Mbulan Kecamatan Babussalam Aceh Tenggara (Agara) akhirnya harus pindah Rumah Sakit setelah 1 hari dirawat di Rumah Sakit Umum Sahuddin Kutacane tanpa penanganan berarti.

Sahuddin kepada LintasGAYO.co pada Selasa 26 Desember 2017 berharap agar penyakit apendisitis akut (usus buntu) yang dideritanya segera diangkat kini sirna. Setelah rumah sakit pemerintah itu menolak mengoperasi dirinya dengan alasan tenaga anastesi rumah sakit tidak ada.

“Yang menyakitkan bagi saya, selama masuk rumah sakit, saya telah dianjurkan paramedis untuk berpuasa menjelang operasi serta menaruh harapan akan terkurangi sakitnya, bahkan pihak keluarga juga telah menyetujui dan menanda tangani Surat Ijin Operasi (SIO),” ujarnya

Dengan setia dan keluarga menunggu jadwal operasi keluar. Nama-nama dokter yang akan mengoperasinya pun sudah diketahui. Namun tiba-tiba semua batal, karena alasan tenaga anastesi tidak ada bahkan dokter menganjurkan untuk pindah ke rumah sakit lain.

“Saya open status supaya rumah sakit hati-hati. Tapi kenapa setelah dirawat begitu lama baru dikatakan RS tak bisa melayani operasi,” keluh Sahuddin.

“Kini semua harus dimulai dari awal lagi. Kami dirujuk ke rumah sakit swasta Yayasan Nurul Hasanah . Kenapa tidak dari awal dirujuk, setelah semua anjuran kami lakukan,” katanya lagi.

Selama dirawat di rumah sakit pemerintah, Sahuddin mengaku hanya mendapatkan obat ranitidin, ketorolac, serta diinfus dari jam 10.00 wib dan menganjurkan untuk berpuasa juga telah dimasukkan ke ruangan steril sebelum di operasi .

Seluruh biaya perawatan di bangsal ditanggung oleh dana talangan kesehatan Pemerintah (dana asuransi kesehatan nasional) setelah pihak keluarga mengurus berbagai administrasi.

“Kini keluarga saya pun harus pontang-panting mengurusnya kembali karena rumah sakitnya berpindah,” kata pegawai pensiunan Rumah sakit ini dengan nada kesel

Sahuddin meminta kepada pihak terkait agar mengevaluasi kinerja para pegawai RSU, agar tidak ada lagi masyarakat yang hendak operasi namun ditolak dengan alasan yang sangat klasik.

Menanggapi hal tersebut Amri Sinulingga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Peduli Lingkungan dan Anti Korupsi sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh RSU Sahuddin Kutacane.

“Setahu saya ada sekitar 10 tenaga anastesi di Rumah Sakit Pemerintahan itu, namun kenapa ada pasien mau dioperasi tenaga tersebut tidak ada?” tanya Amri.

Amri juga menambahkan rumah sakit seyogya memberi pelayanan 24 jam bukan hanya sekedar slogan.

“Saya mengharapkan kepada pihak rumah sakit dan para tenaga medis agar mengingat sumpah dan undang-undang tentang kedokteran sebelum menolak pasien,” kata Amri.

Terkait hal tersebut direktur RSU Sahuddin dr.Irawati Desky ketika di hubungi melalui selulernya membantah adanya penolakan pasien yang hendak dioperasi,

“Kita tidak menolak pasien, dokter hanya tidak mau mengambil risiko  karena tenaga anastesi yang ada belum berpengalaman, sedangkan tenaga anestesi yang kerap mendampingi dokter bedah sedang cuti, toh kita merujuk pasien itu juga ke rumah sakit lainnya tidak di pungut biaya,” ujarnya singkat. [Jubel/ZR]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.