Oleh Aryanto *

SALAH satu tokoh Ekonomi Islam, Hasanuz Zaman mengungkapkan bahwa Ekonomi Islam merupakan suatu pengetahuan, aplikasi dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam permintaan dan pembuangan sumber daya material untuk memberikan kepuasan kepada manusia dan memungkinkan mereka untuk melakukan kewajiban mereka kepada Allah dan masyarakat.
Ekonomi Islam memiliki tujuan agar segala aturan yang diturunkan Allah SWT mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaannya.
Salah satunya adalah untuk Mencegah terjadi pemusatan kekayaan dan mencegah ketimpangan ekonomi.
Keadilan (Justice) merupakan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban terhadap setiap mahluk di bumi.
Ada beberapa nilai utama yang bisa ditarik dari sistem ekonomi Islam dalam membentuk keadilan sosial salah satunya adalah Tauhid dan Maslahah Syari’yyah,yang diambil sebagai landasan pemikiran dan tujuan aplikasi dari ekonomi Islam untuk mewujudkan keadilan sosial dari semua aspek kehidupan.
Tak hanya dalam konsep akademik yang berbicara tentang adil dan berbagi,tapi konsep ekonomi Islam tentang keadilan juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada masyarakat Gayo.
Konsep berbagi untuk dapat berlaku Adil kepada yang membutuhkan juga digambarkan dalam sebuah syair yang diciptakan oleh seniman muda Gayo “Ervan Ceh Kul” dalam lagunya yang berjudul Tutit Liet.
“Asal sipet ke tutit liet,sinting beret lemet mukemang
Asal sipet ke tutit liet biak sebet mera musirang”
Asal sipet tutit liet sinting beret lemet mukemang Mengkhiaskan orang yang tidak mau berbagi kepada yang membutuhkan (Ucit:GayoRed), maka harta dan kekayaan yang dimiliki tidak di ridhoi oleh Allah.
Sesuai dengan isi Al Qur’an surat Al Ankabut yang artinya “Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Kemudian “Asal sipet ke tutit liet biak sebet mera musirang” memberi makna bagi mereka yang tidak mau berbagi,mereka akan kekurangan kerabat.
Dalam konteks syair tersebut menegaskan tentang indahnya dan keharusan berbagi dan berbuat adil,dan larangan untuk bersifat kikir.Karena berlaku adil dan berbagi sangat berpengaruh terhadap perekonomian kerabat dan saudara-saudara kita.
sebagaimana yang terdapat dalam Dalam Al Qur’an Surat Al-Isra Ayat 29 mengatakan “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” Maksudnya dari ayat tersebut adalah janganlah kamu menjadi orang yang kikir, tidak mau memberikan apapun kepada orang lain.
Mari berbagi kepada mereka yang membutuhkan,jangan takut jatuh miskin karena berbagi.”Alang Tulung Beret Bebantu“. Dan jangan pernah malu memberi walaupun sedikit dan jangan pernah sombong memberikan yang banyak.
Ekonomi tidak dapat berjalan lancar dan berputar cepat jika disekitar kita masih ada yang tidak berkecukupan.
Masih banyak karya seniman gayo yang terkait dengan konsep Ekonomi Islam.Namun sebagai rujukan awal saya mengutip syair dari Ervan Ceh Kul yang berjudul tutit liet tersebut sebagai langkah awal untuk mengenalkan Ekonomi Islam kepada masyarakat melalui syair-syair Gayo.[]
Aryanto adalah mahasiswa Jurusan Syariah Prodi Ekonomi Syariah STAIN GP Aceh Tengah,yang juga merupakan CEO Ao Production.