KUTACANE-LintasGAYO.co : Pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap ratusan perawat di Bumi Sepakat Segenep ini. Praktik culas itu dilakukan dengan modus pengutipan biaya untuk pengurusan Nomor Induk Registrasi Anggota (NIRA) sebagai prasyarat masuk menjadi anggota PPNI di Aceh Tenggara
Keterangan dihimpun Selasa (6/5), kebijakan pengurus PPNI tersebut sangat dikeluhkan oleh sejumlah tenaga perawat di Agara khususnya Kutacane, lantaran pengutipan biaya yang diberlakukan terlalu besar.
“Kebijakan pengurus PPNI tersebut sangat memberatkan atau mencekik leher para perawat. Soalnya selain biaya registrasi anggota PPNI yang dikutip terlalu besar, para perawat juga dikutip biaya dalam pengurusan Surat Tanda Register (STR) perawat yang jumlahnya mencapai jutaan,” ungkap seorang perawat yang tidak mau disebut namanya kepada LintasGAYO.co.
Sedangkan untuk biaya NIRA sendiri, PPNI Aceh Tenggara dilaporkan mengutip biaya mencapai Rp 385.000. per anggota, belum lagi ada sumbangan sukarela yang ditetapkan sebesar Rp.100.000 per anggota dengan rincian biaya biaya tersebut sebagaian sebagai biaya pengantar berkas ke Jakarta dan sebagaian lagi sebagai uang minum pejabat Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Agara.
Menyikapi hal ini, Ketua LSM Lembaga Anti Korupsi Aceh Tenggara (Lankgar) Nawi Sekedang, SE mengatakan, dari fakta dan bukti-bukti yang mereka temukan di lapangan, terkait pemgurusana NIRA terhadap perawat oleh PPNI Agara. Pasalnya selain biaya NIRA Perawat juga di kutip sebesar Rp 100.000 untuk biaya suka rela dengan alsan biaya tersebut untuk biaya pertemuan para Anggota PPNI.
“Kami telah menerima banyak keluhan dari para perawat di Bumi Sepakat Segenep ini. Kami menduga bahwa kebijakan ini sudah masuk bagian dari tindakan pungli. Sebab hal itu merugikan dan memberatkan perawat,” kata Nawi Sekedang.
“Kami telah menerima banyak keluhan dari para perawat di Bumi Sepoakat Segenep ini. Kami menduga bahwa kebijakan ini sudah masuk bagian dari tindakan pungli. Sebab hal itu merugikan dan memberatkan perawat,” timpalnya.
Apalagi, sambung dia, berdasarkan amanah AD/ART PPNI, uang pangkal bagi anggota baru hanya sebesar Rp 100.000, ditambah iuran anggota sebesar Rp 200.000 dan ditambah Rp 60.000 untuk biaya Internation Council Nursing
“Jadi total pembayaran untuk menjadi anggota baru PPNI hanya Rp 360.000. Sementara fakta yang terjadi selama ini justru dikutip mencapai Rp 385 000. Plus Rp 100.000 sebagai sumbangan , Kami menduga tindakan ini bagian dari pungli, karena itu kami meminta kepada tim saber pungli dibawah pimpinan Wakapolres Aceh Tenggarasegera mengusut kasus ini,” pinta Ketua Lankgar.
Nawi Sekedang juga menyesalkan kebijakan kontroversial pihak PPNI tersebut. Soalnya, meskipun kutipan yang dilakukan relatif besar, namun kinerja PPNI Aceh Tenggarauntuk pemberdayaan perawat nyaris tidak ada, “Saat ini ada begitu banyak lulusan keperawatan yang tidak punya kerja, apa tugas PPNI Aceh Tenggara?,” tanya dia.
“Saya menilai PPNI Aceh Tenggara itu tidak berfungsi. Sekretariat yang ada justru setelah ada informasi bahwa juru rawat akan di angkat menjadi PNS Hal ini. Patut kita pertanyakan apa peran dan fungsi lembaga tersebut setahu saya. Perawat yang sudah ada NIRA akan dikenakan uang iuran setiap tahunnya, uang tersebut kita kirim ke DPP PPNI 15%, DPW PPNI 20%, DPD PPNI 25% dan juga kita salurkan untuk Dewan Perwakilan Kecamatan 40%, itu rincian yang ada di sesuai ADRT PPNI,” tambahnya.
Sementara itu, Surya salah satu pengurus PPNI Aceh Tenggara ketika di hubungi melalui selulernya secara terpisah menyangkal tudingan yang menyebutkan pihaknya telah melakukan Pungli terhadap perawat.
Menurutnya, biaya yang dipungut dalam pengurusan NIRA terhadap perawat sebagai sumbangan suka rela. “Untuk lebih jelasnya silakan hubungi senior saya Widia di Sekretariat, kalau untuk rincian biayanya silakan langsung saja jumpai bendaharanya yaitu saudara Mansur, kalau Ketua PPNI saat ini sedang berada di Gayo Lues menghadiri pelantikan PPNI Kabupaten Gayo Lues,” katanya. [jubel/DM]