Uswah dengan Kejujuran

oleh

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA

ORANG-orang sering berkata memang itu takdir saya. Ungkapan ini sering terdengar dari mereka yang tidak mempersiapkan diri dalam meraih masa depannya, ketika semua orang sibuk mempersiapkan diri (belajar, bekerja, berkarya), tetapi mereka yang mengatakan semua itu sudah nasibnya santai seolah masa depan yang dihadapi sudah pasti dan apa yang ia mau sudah tersedia.

Saya sering mengajukan pertanyaan kepada mashasiswa/i, bagaimana bila nanti kawan-kawan yang sebaya atau seleting dengan anda satu saat menjadi orang hebat, sering tampil di depan publik, sering nampak di layar kaca atau juga banyak tulisannya yang beredar di surat kabar atau media online. Lalu pada saat itu anak-anak anda/kita bertanya, Ibu…bapak…itu siapa ? ibu atau bapak itu orangnya hebat… ia sering sekali tampil di mana-mana ? Anda pasti menjawab dengan jujur pertanyaan tersebut. dengan jawaban Itu adalah kawan Ibu atau itu adalah kawan bapak. Kami dulu sama-sama sekolah di SMA atau kami dulu sama-sama kuliah di jurusan dan Perguruan Tinggi yang sama.

Anak menjadi semakin penasaran dengan jawaban yang diberikan sehingga melanjutkan pertanyaan dengan pertanyaan selanjutnya. Kenapa bapak/ibu tidak seperti mereka menjadi orang yang dikenal oleh semua orang ? Pertanyaan itu juga harus dijawab, karena tidak ada alasan untuk tidak menjawab. Lalu jawaban apa yang harus kita berikan sehingga anak-anak menjadi puas dan tidak merasa jawaban itu sebagai kebohongan.

Saya teringat dengan seorang paman (pun = bhs. Gayo ) saya, ketika saya ajukan satu pertanyaan kepadanya. Apakah paman dapat mengaji (membaca al-Qur’an) ? dia menjawab tidak. Lalu kenapa paman tidak bisa mengaji ? dia menjawab dengan polos dan tanpa beban kalau pada masa kami kecil dahulu tidak ada orang yang mengajar dan juga tidak ada yang belajar mengaji. Pertanyaan yang sama pernah saya tanyakan kepada ibu saya tentang apakah ia pada masa kecilnya pernah belajar mengaji ? dia juga menjawab kalau ia baru bisa mengaji setelah menikah dengan bapak.

Saya percaya dengan apa yang dikatakan oleh paman dan ibu, karena dengan keyakinan kalau 80 tahun yang lalu kira-kira tahun 1936 atau tahun-tahun sebelum kemerdekaan wajarlah kalau pun (paman) saya ini tidak bisa mengaji. Tetapi apakah alasan seperti itu masih bisa dijadikan jawaban dari pertanyaan anak-anak kita sekarang atau anak generasi sesudah kita. Lalu Bisakah kita menjawab kepada mereka kalau kita tidak sekolah/kuliah karena tidak ada rumah sekolah tau tidak ada guru yang mengajar ataukah mungkin kita menjawabnya kepada anak-anak kita dengan alasan kakek mereka tidak punya uang untuk membiayai sekolah anaknya.

Pada saatnya nanti Anak-anak akan katakan kalau alasan itu adalah alasan kelasik atau alasan yang tidak punya solusi atau alasan untuk mencari-cari alasan agar anak-anak yang bertanya bisa terdiam, tetapi dalam hatinya akan tertanam rasa penasaran, dengan pertanyaan yang tidak terucap, kenapa orang lain bisa menjadi hebat dan dikenal oleh banyak orang sedangkan orang tuanya tidak sekolah, tidak kuliah sebagaimana orang lain.

Untuk itu tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan, supaya pertanyaan yang muncul kemudian dapat kita jawab, yaitu dengan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan cara-cara untuk meraih kebahagiaan di masa depan. Kita sebagai orang tua harus mampu menggambarkan keadaan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, untuk itu pula kita harus terus berusaha melakukan dan mempersiapkan apa yang akan diperlukan dimasa yang akan datang.

Pendidikan adalah yang paling pas untuk dijadikan jawaban, bila pertanyaan seperti disebutkan di atas muncul, karena pendidikan yang dapat merubah keadaan. Jadi bila kita tidak berpendidikan maka kita akan menjadi cemoohan orang lain, bila kita tidak melakukan pendidikan maka kita akan selalu berbohong kepada arang-orang yang, karena standar kecerdasan adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan maka orang dikatakan semakin cerdas, sebaliknya orang yang tidak menempuh jalur pendidikan maka tidak pernah dikatakan dengan orang cerdas.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.