BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Direktorat Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh akan menggelar empat jenis kesenian yang hampir punah dalam rangka Revitalisasi Seni Yang Hampir Punah di Provinsi Aceh.
“Pagelaran ini merupakan program Direktorat Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan BPNB Aceh pada Selasa, 22 November 2016 bertempat di Taman Budaya Banda Aceh,” kata Direktur Kesenian, Prof. Dr. Endang Caturwati dalam siaran pers yang diterima LintasGayo.co, Senin 21 Nopember 2016.
Adapun keempat kesenian yang hampir punah yang digelar tersebut, adalah Tari Sining dari Gayo Kabupaten Aceh Tengah, Landoq Sampot dari Kabupaten Aceh Selatan, Tari Laweuet dari Kota Banda Aceh/Aceh dan Rapai Geurimpheng dari Kabupaten Pidie.
“Keempat jenis kesenian ini akan ditampilkan oleh sanggar-sanggar dan sekolah-sekolah yang sudah dilatih sejak Maret 2016 lalu di daerah terkait,” timpalnya.
Lebih jauh dijelaskan, pagelaran ini adalah tahapan akhir dari program Revitalisasi Kesenian Yang Hampir Punah Di Provinsi Aceh setelah melalui beberapa tahapan, survey dan rakor, kajian dan penulisan, pelatihan atau training of trainer, sarasehan, dan terakhir adalah monitoring ke kabupaten dan kota ‘pemilik dan pelestari’ kesenian yang hampir punah tersebut.
Sementara Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, S.S., M.Sp, menyatakan Revitalisasi Seni yang Hampir Punah di Provinsi Aceh merupakan salah satu upaya Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka pelestarian kesenian yang hampir punah di Indonesia.
“Khusus untuk provinsi Aceh, pada tahun 2016 ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kesenian bekerjasama dengan BPNB Aceh berupaya merevitalisasi empat kesenian yang hampir punah di provinsi Aceh,” jelas Irini.
Pagelaran ini adalah tahapan akhir dari program revitalisasi yang telah dilakukan sejak bulan Maret lalu hingga November 2016 ini. Demikian Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, S.S., M.Sp. (SP | Kh)