Inovasi dalam Profesi

oleh

Oleh : Jamhuri, MA

SEHARUSNYA tidak hanya murid yang takut pada guru di sekolah baik karena alasan PR yang belum siap atau karena tidak belajar di rumah tapi seharusnya guru juga takut mengajar ketika apa yang diajarkan sudah diketahui terlebih dahulu oleh murid.

Dulu hal ini tidak mungkin terjadi, karena buku ajar atau buku bacaan hanya ada ditangan guru, atau juga buku hanya bisa di beli oleh guru. Tapi sekarang buku banyak di jual di pasar/toko, media online dapat di akses dimana-mana dan dapat diakses oleh siapapun sehingga ilmu tidak lagi menjadi rahasia pendidik.

Malah dalam kenyataannya murid sekarang lebih mampu menggunakan alat teknologi dengan berbagai jenisnya dari pada guru, karena itu tentu informasi yang didapat oleh mereka yang lebih bisa menggunakan teknologi lebih cepat dan lebih banyak dari mereka yang tidak bisa mengunakan teknologi. Itulah tantangan yang dihadapi oleh semua orang dalam zaman teknologi sekarang ini, dimana informasi dapat tersebar dalam hitungan detik dan ilmu yang tersebar itu menjadi ilmu kebanyakan orang dan susah sekali memprediksi siapa yang langsung mendapatkan informasi dan siapa yang tidak mendapatkannya.

Mereka yang masih belajar di ruang kelas atau lembaga pendidikan lebih banyak mendapatkan informasi dibandingkan dengan orang-orang yang berada di tempat kerja selain lembaga pendidikan, baik yang bekerja sebagai petani, pedagang atau juga pegawai negeri atau swasta. Itu diantara alasan kenapa diantara murid dan guru saling berlomba dalam mencari informasi, murid mendapatkan informasi selain dari guru juga dari media, koran, buku, internet dan lain-lain, sedangkan guru disamping mengajar murid untuk mendapatkan informasi dari dirinya sebagai guru juga dari media lainnya.

Kehidupan sekarang sangat menuntut kecerdasan, tidak lagi cukup dengan semboyan dengan kerja keras dan berpikir keras tetapi harus berpikir cerdas. Orang cerdas tidak lagi mengandalkan kuatnya fisik tetapi lebih kepada mengandalkan kecerdasan, kendati terkadang yang dihasilkan dari kecerdasan itu hanya sedikit. Kita pernah membaca bagaimana seorang pemuda dari Jerman membuat Larm sebagai alat untuk mempercepat bangun tidur, karena menurut dia sangat aneh di dunia ini “kenapa harus ayam duluan bangun dari tidur baru manusia sehingga ia membuat yang namanya Larm”. Sejak dari adanya Larm manusia bisa kapan saja bangun tidur, atau menjadikannnya sebagai alat pengingat untuk melakukan apapun yang diinginkan.

Sebagai muslim kita juga diajarkan oleh agama bahwa kehidupan yang paling baik adalah kehidupan yang bermanfaat untuk orang lain. Ini bisa dijadikan sebagai pedoman untuk memotifasi diri dalam rangka menuju kehidupan yang lebih baik dan kompetitif sekarang ini, sehingga membuat semua orang siap dengan profesi yang ditekuninya.

Seorang guru siap dengan profesinya mengajar dan mendidik muridnya karena murid adalah aset masa depan kehidupan manusia, seorang murid juga harus tau bahwasanya tantangan hidup semakin kedepan tentu saja semakin berat karena kemajuan teknologi sangat menuntut kecerdasan, mereka yang tidak bisa berpikir cerdas maka kehidupannya akan menjadi orang biasa dan tidak banyak mendapat penghargaan. Agama juga menganjurkan kita dengan ungkapan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan lebih tinggi daripada mereka yang tidak berilmu pengetahuan (orang biasa).

Banyak para guru yang mengajar tidak tertantang oleh kecerdasan murid sehingga membuat guru merasa cukup memiliki ilmu dengan apa yang didapat ketika duduk dibangku kuliah, demikian juga dengan murid selalu merasa bosan dengan apa yang diajarkan oleh guru karena materi yang diajarkan juga tidak disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, ketika teknologi melekat pada diri yang tidak bisa dipisahkan dari diri seorang murid namun pembelajaran tetap menyajikan seolah teknologi itu belum lahir.[]

*Pengamat Pendidikan, tinggal di Banda Aceh

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.