Tyara Rafanaura (Naura) akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian bagi masyarakat Gayo. Beru kucak (gadis cilik) ini merupakan anak dari ibu berdarah Gayo, Apriona dan ayah berdarah Aceh dan Jawa, Anditya.
Sejak diberitakan LintasGayo.co, akhir tahun 2015 silam, saat masuk audisi Pentas Idola Cilik 5 RCTI, rating pemberitaan Naura di media ini terus meningkat, hingga akhirnya Naura bisa menembus 12 besar ajang pencari bakat tersebut.
Waktu ke waktu, Naura terus melejit, hingga akhirnya dia berhasil menjadi juara 3 dalam Pentas Idola Cilil 5 RCTI dan mendapat kontrak 3 tahun bersama salah satu stasiun televisi swasta terbesar di Republik ini.
Awalnya banyak yang meragukan bahwa Naura bukan ipak Gayo, karena dia mengikuti audisi bukan dari kampung halaman melainkan dari Medan, Sumatera Utara. Gonjang ganjing itu akhirnya meredup, saat Naura terus menyapa pendukungnya menggunakan bahasa Gayo diakhir pementasannya yang ditayangkan secara langsung setiap Sabti pukul 12.30 Wib.
Meski media ini intens memberitakan eksistensi Naura di ICIl 5 RCTI, kami tak pernah bertemu atau ngomong langsung dengan Naura. Interaksi langsung baru terjadi setelah Naura sukses menggelar konser nya di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Sabtu malam 9 April 2016 lalu.
Saat saya bersama Pimred, Khalisuddin tengah duduk santai usai acara tersebut, Naura bersama keluarganya menghampiri kami. Mengucapkan terima kasih, atas pemberitaan intens selama ini.
Saat interaksi tersebut, Naura selalu mengucapkan kata-kata ‘yoh’ dan ‘ke gere ya’ diakhir kalimatnya. Kedua kata ini seolah selalu melakat bagi ipak Gayo berprestasi ini. Manandakan bahwa identitas Gayo masih melakat dalam tubuhnya.
Semoga kedepan identitas itu akan selalu melekat di dalam diri Naura. Gayo bangga punya generasi secerdas Naura yang mampu membawa nama Gayo di kancah nasional, sehingga semakin dikenal, bukan hanya lewat kopi nya, namun juga lewat kekentalan budaya dan seninya. Semoga….!!!!
(Darmawan Masri)
