

JINGKI, salahsatu nama alat tradisional yang masih dipergunakan di Gayo terutama oleh warga pedalaman baik di Linge Aceh Tengah, Samar Kilang Bener Meriah, Gayo Lues dan Gayo Lokop Serbejadi Aceh Timur.
Peralatan Jingki ini terbuat dari kayu dengan dua bagian, penumbuk dan wadah yang ditumbuk. Biasa digunakan untuk proses pembuatan segala jenis tepung, proses pengolahan kopi mulai dari pemisahan kulit hingga menjadi bubuk, pemisahan kulit padi hingga menjadi beras dan penghalusan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Bagi warga Kemukiman Wihni Dusun Jamat Kec. Linge Kab. Aceh Tengah yang berjarak seratusan kilometer dari ibukota Takengon, Aceh Tengah, Jingki masih sangat dibutuhkan seperti diungkapkan Syamsudin (45).
“Jingki masih menjadi andalan kami untuk beberapa keperluan karena tidak tersedianya mesin giling kopi maupun giling tepung walaupun kopi yang di tumbuk mencapai 50 kilogram,” ungkap Syamsuddin.
Di Gayo, dulu kegunaan Jingki yang prinsip kerjanya sama dengan Lusung (lusung) ini juga untuk memperhalus bahan anyaman yang berasal dari tumbuhan rawa seperti kertan, beldem, cike atau benyet. Sebelum di anyam, bahan-bahan ini ditumbuk agar permukaannya pipih dan lebih halus. (Serta Lia | Khalis)
