Asah Asih Asuh, Bekal Adma Supandi Pimpin Pontren Blang Rakal

oleh

AdmaTEGAS dan berwibawa adalah kesan awal yang terlihat bagi siapapun yang berhadapan dan berbicara langsung dengan sosok ustadz ini. Adalah Adma Supandi, S.Pd.I yang merupakan pimpinan dayah pesantren Nurul Islam Blang Rakal, Bener Meriah.

Sejak diberi tugaskan sebagai Pejabat Pelaksana Tugas Pimpinan Dayah Terpadu Nurul Islam Blang Rakal pada 14 agustus 2014 silam, tentu telah banyak pengalaman pahit dan manis dalam menjalankan amanah yang diembankan kepada beliau untuk menjadi pimpinan ke 11 di pondok pesantren Nurul Islam Blang Rakal selama hampir dua tahun belakangan ini.

Lahir di Sukawera pada 18 September 1977 silam dengan latar belakang pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil ini memiliki visi untuk menciptakan lembaga sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak yang diharapkan agar kelak memiliki iptek dan imtaq.

Untuk mewujudkan visi tersebut, beliau telah menjalankan misi dengan berbagai cara, diantaranya dengan mengolah sumber daya manusia (SDM), mengetahui karakter kawan-kawan sesama tim pengurus, membina anak didik dengan ilmu pengetahuan dan akhlak yang mulia serta menciptakan generasi Qur’ani.

Kegiatan belajar sehabis sholat ashar
Kegiatan belajar sehabis sholat ashar

Dengan latar belakang pendidikan di SDN Bantarwaru III (1990), MTsN Bantarwaru (1993), MAK Darunnajah Jakarta Selatan (1998) dan S1 PAI Satya Gama (2006), guru yang akrab disapa Ustadz Adma ini mengaku mengalami banyak tantangan, termasuk sesama pengurus yang tentu memiliki latar belakang berupa-rupa.

“Ada yang memang berbasic pesantren, non pesantren dan umum. Perlu kerja keras agar sama-sama memahami bagaimana sistem pesantren itu sendiri bisa berjalan”, tuturnya kepada LGco.

Menurut Ustadz Adma, yayasan pondok pesantren Nurul Islam sendiri merupakan lembaga pendidikan yang sama dengan sekolah-sekolah umum lainnya. Namun yang membedakan adalah sistem pendidikan yang diikuti dan dijalankan. Menurut ustadz Adma, pondok pesantren Nurul Islam mengikuti sistem belajar tarbiyatul mualimin mualimat al islamiah (TMI)  yang jika diterapkan kelak dapat menjadikan anak-anak peserta didik di pesantren ini lebih mandiri, dan kemudian setelah selesai menempuh pendidikan di madrasah aliyah dapat  langsung mengajar atau terjun kelapangan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Menurut beliau juga, pondok pesantren Nurul Islam saat ini mendapatkan akreditasi A untuk pesantren dari Badan Dayah Provinsi Aceh. Benar-benar sebuah prestasi yang membanggakan bagi pendidikan di dataran tinggi Tanoh Gayo ini, bukan?

Dengan motto hidup ‘asah-asih-asuh’, beliau menjelaskan bahwa hidup haruslah di asah, ketika sedang mengasah haruslah saling mengasih, dan ketika sudah mengasih maka haruslah wajib mengasuh.

logo-nurulislamlogoSelain itu beliau juga berpesan untuk generasi muda agar calon-calon alumni pesantren terpadu Nurul Islam untuk terus menguatkan iman, perbaiki akhlak dan teruslah belajar, jangan manfaatkan waktu yang sempit untuk mencari kesempatan yang kurang baik, karena hal tersebut akan berpengaruh pada kesuksesan mereka kelak.

Selain itu, beliu juga berharap kepada pemerintah agar dapat membantu melancarkan proses penyelesaian status tanah yayasan Nurul Islam yang dihibahkan oleh pemerintah Aceh yang masih berstatus belum jelas.

“Kami berharap pemerintah membantu kami dalam menyelesaikan permasalahan tanah ini, baik itu sertifikat tanah itu sendiri atau wakaf atau hibah, itu belum ada. Jadi saya berharap pihak terkait yang berkaitan dengan penyelesaian status tanah mudah-mudahan bisa membantu memfasilitasi untuk pensertifikatkan tanah ini secepatnya demi kemajuan pesantren dan pendidikan di tanoh Gayo”, tandas Adma Supandi. (Diana Syahputri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.