Catatan : Kha A Zaghlul
WARGA Gayo memberi beberapa penamaan untuk makhluk halus (gaib) yang konon disesuaikan dengan bentuk rupa makhluk tersebut atau hanya penyebutan bentuk kekesalan terhadap suatu keadaan.
Berikut penuturan beberapa tokoh yang berhasil dikumpulkan :
1. Apah Onot, Apah Konot. Menurut Syamsuddin Said tokoh masyarakat Gayo Lues adalah jin peliharaan tukang santet (Jema Mutube). Jenis apah ini postur tubuhnya kecil dan pendek seperti anak-anak, identik dengan tuyul. sementara menurut Haikal Sadiq, tokoh masyarakat Lut Tawar, Apah Konot dulunya kerap muncul saat menjelang bulan purnama, ulen 13, 14 dan 15.
2. Jin Serlot, sebutan untuk orang yang bertabi’at tidak baik, suka melanggar aturan.
3. Sedang Bela, Sidang Bela. Adalah makhluk halus (jin) yang menjadi biang orang kemasukan yang biasanya dialami gadis-gadis (Seberu-Gayo)
4. Jin Afrit, sama dengan jin Ifrit.
5. Belis, sebutan untuk Iblis.
6. Segunye, sama dengan Sedang Bela.
7. Jin Awar, Ta’un, Laya. Biasanya di Gayo Lues sebutan saat orang marah memaki seseorang dengan menyatakan Pakan (jadilah kamu makanan) Nawar atau Pakan Ta’un. Sementara di Gayo Lut (Aceh Tengah dan Bener Meriah) kerap terdengar makian Pakan Laya.
8. Lembide, makhluk halus penghuni danau Lut Tawar yang konon kerap makan korban manusia dan dihisap darahnya. Bentuk rupa Lembide, menurut Haikal Sadiq yang diceritakan dari mulut ke mulut secara turun-temurun berbentuk tikar khas Gayo atau ikan Lele yang besarnya seperti kerbau. (baca juga di : [highlight]Lembide “Si Penunggu Lut Tawar”[/highlight])
9. Peteri Ijo. Penunggu danau Lut Tawar selain Lembide yang menurut warga bertempat tinggal di hulu sungai Peusangan tepatnya di Lukup Penalam Dedalu kecamatan Lut Tawar.
10. Kemang, menurut Haikal Sadiq adalah makhluk halus berwujud manusia yang tinggal di hutan. Sering disebut-sebut saat ada warga yang hilang di hutan. Si polan sangkan Kemang (Si Polan dilarikan Kemang). Wujudnya hanya bisa dilihat oleh orang yang dilarikan Kemang tersebut. Kemang bukan Manti atau Kumen. (baca : [highlight]Manti dan Kumen, ini Kesaksian Yan Kule[/highlight])
11. Jin Obor, penampakan cahaya obor yang seperti bergerak di udara. Menurut cerita-cerita dulu sering terlihat di Paya Ilang Takengon.
12. Apah Berong, biasa disebutkan untuk menakut-nakuti anak-anak saat dilarang pergi ke suatu tempat. Wujud Apah Berong tidak ada.
13. Apah Gere Mu Empu, Jin tidak bertuan, merupakan sebutan jin tidak berwujud. Biasa diibaratkan untuk sifat tidak baik untuk seseorang yang punya tabi’at selalu bikin onar, kesehariannya dalam pergaulan selalu mengadu domba, bermuka dua, kesini cerita lain kesana bilang lain.
Mungkin masih banyak penyebutan-penyebutan yang belum ditulis disini. Dan tujuan penulisan ini semata-mata dalam kaitan pengabadian kosakata bahasa Gayo.[]