SELAMA empat hari dari tanggal 12-15 Desember 2015, penyuluh pertanian dari Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Tengah, Dirwan, SP bersama Yustarmizi Candra, SP dan Anisah, SP tampil sebagai nara sumber dan pengajar bagi para petani di Kabupaten Pidie Jaya.
Pelatihan yang bertajuk Strategi Pengembangan Kelembagaan Petani ini merupakan kegiatan dari Dinas Perkebunan Aceh yang melibatkan Fasilitator Daerah (Fasda) sebagai nara sumber dan motivator, kebetulan Dirwan dan kedua temannya tersebut juga merupakan Fasilitator Daerah.
Bagi Dirwan, memberikan materi pemberdayaan kelompok tani di luar kabupaten, sudah biasa mereka lakukan. Sebelumnya, dia bersama empat orang penyuluh pertanian dari Gayo yang tergabung dalam Fasda juga pernah melaksanakan kegiatan yang sama di kabupaten Bener Meriah, Gayo Lues, Pidie dan Aceh Jaya.
Terbatasnya jumlah Fasda di provinsi Aceh, membuat para penyuluh ini harus “lompat pagar” melakukan aktifitas penyuluhan di luar kabupaten Aceh Tengah.
Menurut Kabid Usaha Tani Disbunhut Aceh Tengah, Sulwan Amri, di kabupaten Aceh Tengah ada 8 orang Fasilitator Daerah, lima diantaranya berstatus penyuluh pertanian. Mereka ini yang kemudian sering diminta bantuan untuk menjadi motivator dalam berbagai kegiatan pelatihan Dinamika Kelompok oleh Dinas Perkebunan Aceh di beberapa kabupaten/kota dalam provinsi Aceh, itulah sebabnya mereka sering “melintas batas” dalam melakukan aktifitas mengajar atau menjadi motivator bagi petani atau kelompok tani.
Meski harus mengajar petani dengan latar belakang kultur yang berbeda dengan daerah asalnya, tapi itu bukan kendala bagi Dirwan dan teman-teman Fasdanya. Karena mereka memang sudah dibekali dengan pengetahuan yang memadai dalam memberikan motivasi kepada petani dimana saja. Seperti yang terlihat hari ini, Minggu (13/12/2015) ketika Dirwan menjadi motivator dihadapan 30an petani di kecamatan Bandar Dua Pidie Jaya, dia terlihat akrab dan lancar dalam komunikasi dengan para peserta pelatihan.
“Petani itu dimana saja sama, mereka akan bersikap baik kalau cara masuk dan sikap kita kepada mereka juga baik, masalah perbedaan bahasa daerah, itu bukan kendala bagi saya, yang penting kita jangan merasa sok pandai dan bersikap menggurui mereka” tutur Dirwan melalui ponselnya dari Pidie Jaya.
(JW_Fathan Muhammad Taufiq)