[Puisi] Ansar Salihin
Guru: Sajak Penusuk Makna
Kasih sayang tak bertepi
bekal untuk sepanjang hayat
tumpahkan ilmu untuk mendidik agar berguna
apa yang dapat kuberi hari ini
menunggu jawab dalam bait-bait doa persembahan
kebaikan Tuhan yang akan membalas
Sajak ini penusuk makna
tidak sejengkalpun dari jasa-mu
setidaknya sebagai terima kasih untuk guru
penerang dalam gelap penunjuk dalam sesat
sajak ini telah mengalir dalam kandungan ayat
surat ilmu kau sampaikan saat pagi dan petang
lindungan Tuhan diantara langkah
hantarkan aku menuju kepada kemuliaan
Terima kasih guru-ku [SY]
Banda Aceh, 2015
* Dikurasi dari naskah dan judul yang semula “Guru: Sajak Tak Bermakna“.
Win Ansar adalah nama pena dari Ansar Salihin, lahir di negeri selimut kabut Desa Kepies Kabupaten Bener Meriah 11 Juni 1991. Alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Sekarang berprofesi sebagai dosen di Prodi Kriya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh dan Guru Desain Produksi Kriya. Anggota Komunitas Seni Kuflet, Koordinator Forum Aktif Menulis (FAM) Wilayah Aceh. Diantara karya-karya berkelas Win Ansar terangkum dalam antologi Puisi “Secangkir Kopi” Enam Negara (Indonesia, Thaiwan, Russia, Malaysia, Singapura, Denmark dan Thailand) The Gayo Institute (TGI, 2013). Saat ini Win Ansar tercatat sebagai penyair kontemporer satu-satunya dari negeri penghasil kopi Kabupaten Bener Meriah.