

Takengon-LintasGayo.co : Hingga tahun 1970-an ada urang Gayo, khususnya di Aceh Tengah yang membagikan daging Qurban dikemas dalam tape, wadah berupa anyaman khas Gayo berbahan rumpun rawa yang dikeringkan. Demikian diungkap Nurhajaty warga kampung Kemili Takengon, Rabu 23 September 2015.
Dikatakan, saat dia masih SD, ayah ibunya yang berdomisili di Ujung Kebet berdekatan dengan Paya Ilang pernah menyembelih kerbau untuk Qurban, jauh-jauh hari ibunya menyiapkan sebanyak 49 tape untuk tempat daging yang dibagikan kepada fakir miskin.
“Dulu belum ada kantong plastik seperti sekarang, ibu saya menganyam (munayu) tape untuk tempat daging yang diserahkan kepada fskir miskin yang layak menerima daging Qurban,” kenang Nurhajaty.

Diceritakan, Paya (rawa) Ilang merupakan tempat tumbuhnya bahan anyaman khas Gayo yang namanya kertan untuk bahan tikar, beldem, cike dan benyet untuk bahan tape atau sentong. Selain itu, dalam kolam-kolam warga Gayo dulu juga dibudidayakan jenis tumbuhan ini.
“Semakin moderen semakin hilang pula bahan dan produk anyaman Gayo yang khusus dibuat oleh kaum perempuan, semua tergerus perkembangan zaman,” tandas Nurhajaty miris. (WA)