
Takengon-LintasGayo.co : Walau sudah terjadi ratusan tahun silam, 111 tahun, Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin yakin elemen warga Gayo dengan dukungan pemerintah akan dapat mengungkap kekejaman Genosida Van Daalen di tahun 1904 yang diperkirakan menelan korban ribuan jiwa masyarakat Gayo.
Pandangan pemerintah daerah yang disampaikan Bupati ini, bahwa perhatian berbagai elemen masyarakat untuk mengungkap sejarah tersebut sangat penting, terutama terkait dampak korban, harta tak terkira dan terlebih kerugian budaya.
“Ini kejadian 111 tahun lalu, belum pernah diangkat siapapun, yakin dan harus yakin misi ini berhasil, InsyaAllah berhasil,” ujar Nasaruddin penuh semangat dihadapan peserta Diskusi The Killing Field Gayo yang digelar di Takengon, Sabtu malam 19 September 2015 dengan narasumber, sejarawan Aceh-Gayo Yusra Habib Abdul Gani dan penulis Buku Pintar Iwan Gayo.
Namun demikian, Nasaruddin mengatakan pihaknya hanya dapat berperan sebagai penggagas, sementara untuk menindaklanjuti penelitian dan penggalian sejarah harus dilakukan pihak yang berkompeten.
“Kita punya pak Yusra Habib, pak Iwan Gayo, pak LK Ara, dan pak Oedin Dela Rosa serta tokoh-tokoh muda yang mampu untuk menggali dan mengungkap sejarah ini,” ujar Nasaruddin dihadapan peserta diskusi yang dipandu akademisi muda Gayo, Arfiansyah yang sedang menempuh program doktoral di Leiden University Belanda.
Sebelumnya, Yusra menuturkan perlunya sejarah dicatat untuk dikenang dan diperjuangkan.”Sejarah itu proses masa lalu, masa kini dan masa depan yang menjadi satu kesatuan,” katanya.
Yusra menekankan perlu melakukan penelitian dan pencatatan terlebih dahulu sebelum melakukan langkah berikutnya, namun dia juga menyarankan publikasi terus menerus perlu dilakukan untuk “menggugah” semua pihak terhadap kejadian yang menimpa Gayo dimasa lalu.
Sementara Iwan Gayo mengharapkan ada langkah-langkah konkrit dalam penelitian yang dilakukan untuk mengungkap kekejaman Van Daalen dan pasukannya.
“Ada beberapa Foto-foto pembantaian yang dilakukan oleh Van Daalen, dan pasti lebih banyak lagi disimpan oleh pihak Belanda, karena itu penelitian untuk mengumpulkan berbagai data dan informasi harus dilakukan disana,” katanya. (emka | Kh)